Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Apa Penyebab Gejala Tipes Terjadi Berulang?

Melly Febrida   |   HaiBunda

Selasa, 02 Mar 2021 18:47 WIB

ilustrasi anak demam
Ilustrasi gejala tipes/ Foto: iStock

Di tengah pandemi seperti ini, demam pasti jadi sesuatu yang cukup membuat tegang. Pasalnya, demam bisa jadi salah satu gejala COVID-19, meski pada kenyataannya demam juga bisa jadi gejala dari penyakit lain seperti tipes atau tifoid. 

Carol DeSarkissian, spesialis pengobatan darurat, mengatakan demam tifoid merupakan penyakit akut yang berhubungan dengan demam yang disebabkan bakteri Salmonella enterica serotype Typhi. Ini juga dapat disebabkan oleh Salmonella paratyphi, bakteri yang biasanya menyebabkan penyakit yang tidak terlalu parah.  

“Bakteri ada di dalam air atau makanan manusia yang dibawa manusia yang carrier dan kemudian menyebar ke orang lain di daerah tersebut,” kata DeSarkissian dilansir WebMD.

Orang biasanya terkena demam tifoid dengan meminum minuman atau makan makanan yang dipegang seseorang yang menderita demam tifoid atau pembawa penyakitnya. Orang yang terinfeksi juga dapat menularkan penyakit kepada orang lain secara langsung, misalnya dengan menyentuhnya dengan tangan yang tidak dicuci. Orang juga terkena penyakit ini dengan meminum air yang terkontaminasi oleh limbah.

Tipes ini bisa diobati antibiotik yang membunuh bakteri Salmonella. Sebelum penggunaan antibiotik, angka kematian akibat tipes itu 20%. Kematian terjadi karena infeksi yang parah, pneumonia, pendarahan usus, atau perforasi usus.  

“Dengan antibiotik dan perawatan suportif, angka kematian telah berkurang menjadi 1% -2%,” ujarnya.

Dengan terapi antibiotik yang tepat, kata DeSarkissian, biasanya kondisi pasien membaik dalam satu sampai dua hari dan pemulihan dalam tujuh sampai 10 hari.

DeSarkissian bilang masa inkubasi tipes biasanya 1-2 minggu, dan durasi penyakit sekitar 3-4 minggu. Gejala tipes meliputi; napsu makan memburuk, sakit kepala, sakit dan nyeri umum, demam tinggi, lesu, dan diare. Menurutnya sekitar 10% orang mengalami gejala tipes berulang setelah merasa lebih baik selama satu hingga dua minggu. Kekambuhan sebenarnya lebih sering terjadi pada individu yang diobati dengan antibiotik.

Banner tips dietBanner tips diet/ Foto: HaiBunda/Mia Kurnia Sari

Sementara itu, Steven Dowshen, MD adalah Spesialis Endokrinologi Anak di Wilmington, mengatakan apabila infeksinya tidak diobati, berat badan seseorang bisa turun; perut menjadi bengkak atau kembung atau timbul ruam merah berbintik di dada bagian bawah atau perut bagian atas.

Tanpa pengobatan, lanjut Dowshen, tipes bisa berlangsung sebulan atau lebih dan menjadi sangat serius, bahkan mengancam jiwa, Bunda.

Dalam kebanyakan kasus, gejala tipes mulai hilang pada minggu ketiga dan keempat, selama penyakit tersebut tidak menyebabkan masalah kesehatan lainnya.  Kadang-kadang, setelah penyakitnya hilang, tipes bisa kembali.

Setelah sembuh dari tipes, lanjut Dowshen, beberapa orang bisa menjadi pembawa bakteri. Ini berarti tipes tersebut tidak menunjukkan gejala, tetapi di dalam tubuh orang tersebut masih memiliki bakteri dan dapat menularkannya ke orang lain.

“Anak-anak dengan demam tifoid harus tinggal di rumah sampai penyakitnya mereda dan dokter memastikan bahwa bakterinya hilang,” ujarnya dikutip Kids Health.

Hal yang sama berlaku untuk orang yang bekerja di industri jasa makanan, yang mungkin secara hukum tidak diizinkan untuk kembali bekerja sampai dokter membuktikan sudah bebas dari bakteri dan sembuh dari tipes.

Simak informasi lain seputar demam di video pilihan berikut ini, Bunda:

[Gambas:Video Haibunda]

(fia/fia)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda