
parenting
Bacakan Si Kecil Dongeng Rakyat Sangkuriang Sambil Wisata ke Tangkuban Perahu
HaiBunda
Senin, 29 Mar 2021 19:12 WIB

Sejarah panjang Indonesia menghasilkan kekayaan budaya sepanjang wilayahnya membentang. Untuk itu, legenda yang diceritakan turun menurun pun beragam. Mulai dari cerita fabel sampai cerita rakyat, seperti salah satu yang paling terkenal yaitu Sangkuriang.
Cerita-cerita seperti ini bisa Bunda jadikan bacaan untuk Si Kecil menjelang tidur, lho. Sebab, biasanya cerita rakyat juga memiliki pesan positif untuk disampaikan dan anak akan lebih mudah berimajinasi karena latar tempat yang lebih dekat dengan mereka.
Cerita Sangkuriang dipercaya sebagai asal-usul dari Tangkuban Perahu, Jawa Barat. Alkisah pada zaman dahulu kala, hiduplah seorang perempuan bernama Dayang Sumbi bersama anaknya yang bernama Sangkuriang.
Sebelum hidup dengan Sangkuriang, Dayang Sumbi menikah dengan titisan Dewa yang telah dikutuk menjadi hewan dan dibuang ke Bumi. Maka mereka hidup bertiga, Dayang Sumbi, Sangkuriang, dan Ayah dari Sangkuriang yang berwujud anjing, bernama Tumang.
Suatu hari Dayang Sumbi meminta Sangkuriang berburu kijang karena ingin makan hati kijang, maka pergilah Sangkuriang ditemani Tumang. Sangkuriang memerintahkan Tumang untuk menangkap kijang saat di hutan, namun Tumang tidak mau, dan berujarlah Sangkuriang “Jika engkau tetap tidak menuruti perintahku, maka aku akan membunuhmu”.
Tumang mengabaikan ancaman tersebut dan hal ini membuat Sangkuriang marah. Kemudian Sangkuriang membunuh Tumang dan mengambil hatinya untuk diberikan kepada Dayang Sumbi.
Saat Dayang Sumbi mengetahui hal tersebut, Dayang Sumbi marah dan mengusir Sangkuriang. Lalu Dayang Sumbi menyesal telah mengusir anaknya dan memohon maaf kepada Dewa, permintaan maaf itu diterima Dewa dan Dayang Sumbi dianugerahi paras cantik yang abadi.
Akhirnya tibalah suatu saat Sangkuriang bertemu Dayang Sumbi dan dia jatuh cinta, tanpa dia tahu bahwa Dayang Sumbi adalah ibunya. Untuk menghentikan keinginan Sangkuriang menikahi Dayang Sumbi, ia memberi syarat untuk membuat bendungan sungai Citarum, di mana di dalamnya terdapat perahu yang besar.
Lalu, Dayang Sumbi mencari cara menggagalkan usaha Sangkuriang, dengan memaksa ayam berkokok lebih cepat sehingga jin yang membantu Sangkuriang pun berhenti. Merasa dicurangi dan marah, Sangkuriang pun menjebol bendungan di Sanghyang Tikoro, kemudian aliran sungai Citarum dilemparkannya ke arah timur hingga menjadi gunung Manglayang.
Air yang semula memenuhi danau pun surut. Lalu Perahu besar menjelma menjadi Tangkuban Perahu dan bukit menjadi tempat menghilangnya Dayang Sumbi menjelma menjadi gunung Putri.
Untuk melengkapi cerita ini, Bunda bisa mengajak Si Kecil ke lokasi Tangkuban Perahu. Ia pasti bersemangat karena bisa melihat tempat yang sebelumnya hanya didengar dari cerita. Hal yang sama juga bisa Bunda lakukan jika membacakan cerita fabel. Ajaklah Si Kecil ke kebun binatang dan temui ia dengan hewan-hewan yang menjadi tokoh dalam cerita yang Bunda kisahkan.
Lanjut baca halaman berikutnya.
Mendongeng untuk anak tak sekadar kegiatan membaca dan bercerita, ada pesan moral yang bisa Bunda tanamkan. Simak manfaat lain dari dongeng, dalam video berikut:
NAPAK TILAS DONGENG RAKYAT SANGKURIANG, SAMBIL WISATA KE TANGKUBAN PERAHU
Ilustrasi membacakan dongeng/ Foto: Getty Images/FatCamera
Objek wisata Tangkuban Perahu adalah salah satu destinasi wisata di Bandung yang banyak menarik pengunjung. Wisatawan dari sekitar Bandung, maupun dari kota-kota lainnya termasuk Jakarta, masih terus berdatangan untuk menyaksikan obyek yang dipercaya merupakan perahu terbalik dalam dongeng rakyat Sangkuriang.
Objek wisata Tangkuban Perahu ini berlokasi di Cikole Lembang, perbatasan antara Kabupaten Bandung Barat dengan Subang. Jika berkendaraan pribadi dari Jakarta, Bunda bisa melalui perjalanan dari Bandung menuju Lembang, ke arah Ciater. Selain menikmati pemandangan indah dan udaranya yang sejuk, Bunda juga bisa sekaligus mengedukasi Si Kecil mengenai gunung dan kawah.
Sementara jika naik kereta, Bunda bisa turun di Stasiun Hall, Bandung, lalu naik angkot jurusan Lembang-Cikole atau Subang. Selain itu, angkot ini juga bisa ditemui dari Terminal Ledeng atau Terminal Lembang.
Terdapat empat area utama di Tangkuban Perahu, yaitu Kawah Ratu, Kawah Upas, Kawah Domas, dan Cikahuripan. Di atas ketinggian 2.084 mdpl, Bunda dan keluarga bisa menyaksikan fenomena alam berupa kawah belerang dengan beragam medan pendakian, mulai dari yang landai sampai terjal.
Gunung Tangkuban Perahu adalah gunung berjenis stratovulcano, atau gunung purba yang mirip seperti Gunung Krakatau di Selat Sunda atau Gunung Ngorongoro di Tanzania, Afrika.
Pastikan saat berkunjung ke Tangkuban Perahu Bunda membawa pakaian tebal dan memakai tabir surya. Hawanya dingin, tapi matahari tetap bersinar terik di atas sana, jadi jangan sampai terkecoh dengan dinginnya dan lupa melindungi kulit dari sinar matahari.
Selain itu, Bunda dan keluarga dianjurkan menerapkan protokol kesehatan. Dengan memakai masker, kita juga bisa melindungi penciuman dari bau belerang yang menyengat. Nah, karena gunung ini juga masih aktif dan bisa sewaktu-waktu memuntahkan bebatuan atau lava, maka selalu perhatikan imbauan keselamatan dari petugas.
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Parenting
Cerita Sangkuriang, Legenda Jawa Barat Dongeng Terbentuknya Tangkuban Perahu

Parenting
8 Jenis Cerita Rakyat, Fungsi, dan Pengertian yang Bisa Bunda Ajarkan ke Anak

Parenting
Referensi Dongeng Anak: Cerita Lutung Kasarung

Parenting
Legenda Lutung Kasarung, Pangeran Tampan yang Dikutuk Sejak Bayi

Parenting
Anak-anak Ingin Dibacakan Cerita? Coba Dongeng Si Kancil dan Buaya

9 Foto
Parenting
9 Potret Keseruan Anak-anak Lombok saat Mendengarkan Dongeng
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda