Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Uji Sekolah Tatap Muka di Jakarta Digelar, Ini Hasil Evaluasi KPAI Bun

Annisa Afani   |   HaiBunda

Minggu, 18 Apr 2021 09:15 WIB

Uji coba pembelajaran tatap muka di SMPN 1 Boyolali, Rabu (14/4/2021).
Ilustrasi masuk sekolah/Foto: Getty Images/izusek

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Nadiem Makariem, telah menegaskan untuk kembali lakukan sekolah tatap muka pada Juli 2021, Bunda. Hal tersebut telah sesuai dengan keputusan SKB 4 Menteri.

Terkait hal itu Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pun melakukan uji coba dan menetapkannya dalam Surat Keputusan (SK).

Berdasarkan SK Kepala Dinas Pendidikan Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta Nomor 336 Tahun 2021 tentang Penetapan Satuan Pendidikan yang melaksanakan uji coba terbatas Pembelajaran Campuran pada masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat, maka ditetapkanlah 85 sekolah dari jenjang SD, SMP, SMA dan SMK. Seluruhnya lolos dalam verifikasi untuk menyelenggarakan pembelajaran tatap muka (PTM), baik sekolah negeri maupun swasta.

Uji coba PTM terbatas di DKI Jakarta berlangsung pada 7 April 2021 selama sekitar 3 jam per hari. Namun saat bulan Ramadhan, maka terjadi pengurangan lamanya jam belajar. Yang semula 3 jam per hari menjadi 2 jam per hari saja.

Sebelum melaksanakan piloting uji coba PTM secara terbatas ini, Pemprov DKI Jakarta dan Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta sudah melakukan beberapa kali rapat yang turut mengundang KPAI, IDAI, dan stakeholder terkait untuk dimintai pendapat atau masukan. Tak hanya itu, pada rapat terakhir pun ikut dihadiri oleh Gubenur DKI Jakarta, perwakilan Kemdikbud dan Kementerian Agama (Kemenag) RI.

Piloting uji coba PTM di DKI Jakarta

Sejak Januari 2021, sebelum Pemprov DKI Jakarta menggelar uji coba PTM, KPAI lakukan pengawasan penyiapan pada sejumlah sekolah di DKI Jakarta. Di antaranya SMKN 63 dan SMKN 57 Jakarta Selatan, SMKN 26 Jakarta Timur, SMKN 16 Jakarta Pusat, SMPN 30 Jakarta Utara dan SMPN 106 Jakarta Timur. Namun, keenam sekolah tersebut tidak masuk dalam daftar sekolah piloting uji coba PTM secara terbatas.

Berdasarkan pemantauan KPAI, dari daftar piloting tersebut, menunjukkan bahwa jenjang pendidikan SD jadi yang terbanyak mengikuti uji coba PTM dan SMA yang paling sedikit.

"Tercatat ada lima SMA swasta, satu Madrasah Aliyah Negeri (MAN) dan satu Madrasah Aliyah Swasta. Adapun Madrasah yang mengikuti uji coba PTM ada enam, mulai dari jenjang MI, MTs sampai MA. Pihak Kanwil Kemenag Provinsi DKI Jakarta juga sudah meminta KPAI melakukan pengawasan keenam madarasah yang melakukan uji coba PTM. Rencananya pada Senin (19/4/2021) KPAI akan pengawasan ke MTs Negeri 32 Jakarta," ungkap Komisioner KPAI Bidang Pendidikan Retno Listyarti dalam rilis yang diterima pada Jumat (17/4/2021).

Simak informasi selanjutnya di halaman berikut ya, Bunda.

Bunda, simak juga curhat Rinni Wulandari yang stop sekolah anak karena belajar online dianggap enggak efektif dalam video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]


HASIL PENGAWASAN PTM SD NEGERI KANARI 08

Uji coba PTM

Foto: Pers Rilis KPAI

Pada Jumat (16/4/2021) lalu, Retno beserta timnya melakukan pengawasan langsung ke sekolah yang melakukan uji coba PTM secara terbatas di DKI Jakarta, Bunda. Dimulai dengan pengawasan langsung ke SD Negeri Kenari 08, Kecamatan Senen, Jakarta Pusat wilayah 2.

Adapun hasil pengawasan adalah sebagai berikut :

1. Secara umum, SDN Kenari 08 Jakarta Pusat sudah siap. Pihak sekolah telah menyiapkan infrastruktur pendukung PTM, seperti menambah jumlah wastafel di lingkungan sekolah.

2. Pihak sekolah juga sudah menyiapkan ruang isolasi sementara untuk warga sekolah yang kedapatan suhunya di atas 37,3 derajat. Sayangnya ruang isolasi sementara tersebut letaknya jauh ke dalam lingkungan sekolah, bahkan terletak di sebelah Unit Kesehatan Sekolah (UKS), yang seharusnya berada di depan, dekat pintu gerbang.

3. SDN Kenari 08 Jakarta Pusat, sudah menata ruang guru dengan baik. Sudah melakukan jaga jarak dengan posisi yang aman antara 1 sampai 1,5 meter untuk kesiapan sekolah tatap muka mendatang.

4. Ruang perpustakaan belum ada pembenahan terkait Protokol Kesehatan seperti jaga jarak dan tempat cuci tangan di depan perpustakaan. Namun pihak sekolah akan menyiapkan dengan segera jelang PTM serentak pada Juli 2021 nanti.

5. SDN Kenari 08 Jakarta Pusat sudah membentuk tim gugus tugas COVID-19 tingkat sekolah, namun belum melakukan MoU atau nota kesepakatan dalam kerja sama dengan fasilitas kesehatan terdekat untuk membantu sekolah dalam situasi darurat.

6. Awalnya uji coba PTM terbatas di SDN Kenari 08 Jakarta Pusat dilakukan selama 3 jam tanpa istirahat, namun kemungkinan akan ada evaluasi, mengingat para guru kelas merasa sangat kelelahan jika 3 jam tanpa jeda istirahat.

7. Jumlah peserta didik yang mengikuti PTM hanya 83 anak dari 501 peserta didik, artinya kurang dari 20 persen dari jumlah peserta yang sebenarnya. Peserta didik juga masuk secara bergantian antara kelas 4, 5 dan 6. Misalnya, saat kelas 4 PTM, maka kelas 5 dan 6 belajar dengan metode Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).

Sementara ini Kelas 1-3 SD belum ikut uji coba PTM, karena dinilai masih riskan. Hal ini memudahkan pemantauan para guru terhadap kepatuhan peserta didik dalam menjalankan protokol kesehatan atau adaptasi kebiasaan baru (AKB) di sekolah.

8. Pihak sekolah telah mengatur waktu kepulangan tiap kelas, namun jedanya terlalu pendek, yakni 3 menit. Dari pemantauan KPAI di lapangan, hal tersebut menimbulkan penumpukan di pintu gerbang, karena banyak orangtua yang terlambat menjemput anaknya.

9. Para Pendidik dan Tenaga Kependidikan di SDN Kenari 08 Jakarta Pusat sudah divaksin. Beberapa ada yang sudah divaksin dua kali namun ada pula yang baru mendapat satu kali. Meski begitu, tidak ada dari pendidik dan Tenaga kependidikan yang menolak untuk divaksin.

Simak informasi selengkapnya di halaman berikut ya, Bunda.

REKOMENDASI HASIL PENGAMATAN DARI KPAI USAI UJI COBA PTM

Uji coba pembelajaran tatap muka di SMPN 1 Boyolali, Rabu (14/4/2021).

Sekolah tatap muka di Boyolali/Foto: Ragil Ajiyanto/detikcom

Dari hasil pengawasan yang dilakukan oleh KPAI, maka berikut beberapa rekomendasi yang perlu untuk diperhatikan sekolah sebelum pelaksanaan PTM berlangsung pada Juli 2021 mendatang:

1. Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta perlu melakukan nota kesepahaman terkait pendamping sekolah dalam PTM, di mana sekolah wajib diberikan edukasi dan arahan dalam penyusunan protokol kesehatan ataupun AKB di satuan pendidikan.

Selain itu, sekolah dapat mengakses layanan fasilitas kesehatan terdekat ketika ditemukan kasus warga sekolah yang suhunya di atas 37,3 derajat atau ada warga sekolah yang pingsan saat PTM berlangsung.

2. KPAI mengapresiasi uji coba PTM terbatas di provinsi DKI Jakarta hanya dilakukan pada sedikit sekolah yaitu sebanyak 85 sekolah dari ribuan sekolah yang ada. Selain itu, hanya sekitar seperlima jumlah siswa yang mengikuti PTM secara terbatas. 

3. Hanya siswa kelas 4-6 yang mengikuti uji coba PTM untuk jenjang SD. KPAI juga mendorong Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta untuk tidak menguji coba PTM peserta didik di kelas 1-3 jenjang SD dan PAUD, karena ini dirasa terlalu riskan.

4. KPAI mengapresiasi Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta karena turut membuka layanan pengaduan terkait uji coba PTM terbatas sebagai wujud partisipasi publik. Selain itu, juga akan mengevaluasi jalannya PTM terbatas per dua minggu.

5. KPAI akan memberikan catatan dan rekomendasi dari sekolah-sekolah di DKI Jakarta yang diawasi. Untuk pengawasan di SDN Kenari 08 Jakarta, ada beberapa catatan lapangan yang ditemukan selama uji coba PTM secara terbatas, yakni:

  • Letak ruang isolasi harus dipindah dekat pintu gerbang.
  • Perlu ada jeda istirahat dari lamanya belajar 3 jam. Jika tidak, ini akan membuat guru kelelahan.
  • Perlunya evaluasi juga untuk mengatasi kelelahan guru ketika harus melayani PTM dan PJJ.
  • Penggunaan masker di dalam semestinya sudah cukup, dengan catatan tidak boleh dilepas atau diturunkan ke dagu. Sehingga, tidak perlu mengenakan face shield karena menimbulkan ketidaknyamanan bagi para siswa.
  • Perlu adanya nota kesepahaman antara pihak sekolah dengan fasilitas kesehatan terdekat dengan sekolah untuk membantu mengatasi kondisi darurat.
  • Perlu adanya evaluasi jam masuk dan jam pulang agar tidak menimbulkan kerumunan. Selain itu, perlu juga untuk mengingatkan orang tua agar tidak terlambat menjemput anaknya pada jam yang telah ditentukan.

(AFN/som)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda