
parenting
5 Cara Mencegah Penularan COVID-19 Klaster Keluarga, Jangan Sepelekan Bun!
HaiBunda
Sabtu, 26 Jun 2021 11:05 WIB

Pencegahan COVID-19Â dapat dimulai dari lingkungan keluarga. Ayah dan Bunda sebagai orang tua perlu menjadi role model dan pengingat anak untuk menerapkan protokol kesehatan.
Beberapa pekan terakhir, kasus COVID-19 mengalami kenaikan di Indonesia. Klaster keluarga menjadi salah satu penyebab utama penyebaran virus ini, Bunda.
Menurut Sekretaris Satgas COVID-19 PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Dr. Dyah Agustina Waluyo, klaster keluarga adalah penyumbang terbesar dari kasus positif COVID-19. Tak hanya di Indonesia, kondisi ini juga terjadi di negara lain, Bunda.
"Klaster keluarga adalah sekumpulan kasus positif COVID-19 yang terjadi apabila salah satu anggota keluarga terinfeksi virus SARS Cov2, kemudian menulari anggota keluarga lain yang tinggal serumah, sehingga (hampir) seluruh keluarga positif COVID-19 saat berada di rumahnya sendiri," kata Dyah dalam Webinar Sosialisasi Pencegahan dan Penanggulangan Covid-19 di Klaster Keluarga via Zoom, Jumat (25/6/21).
Sejak tahun lalu, berbagai kota melaporkan adanya klaster keluarga. Menurut laporan, data ini sempat menurun di bulan Maret 2021, tapi mengalami peningkatan di bulan Juni 2021 ini.
"Pada Juni 2021 mulai dilaporkan adanya peningkatan kasus dari klaster keluarga," ujar Dyah.
Menurut case study di New York, 66 persen dari total kasus COVID-19 berasal dari klaster keluarga. Lalu dari mana sumber penularan klaster keluarga?
Dyah menyampaikan bahwa klaster keluarga bisa ditularkan dari anggota keluarga yang masih harus keluar rumah. Selain itu, virus ini dapat ditularkan dari Asisten Rumah Tangga (ART), sopir, orang lain yang tidak tinggal serumah, namun datang ke rumah setiap harinya, atau kunjungan silaturahmi keluarga dan kerabat ke rumah.
Cara mencegah klaster keluarga
1. Di rumah saja
Untuk mencegah tertular COVID-19, Dyah menyarankan anggota keluarga hendaknya tidak keluar rumah dulu selama 2 sampai 4 minggu ke depan.
"Saat ini penularan tinggi, dilihat dari isolasi rumah sakit penuh. Maka yang bisa dilakukan tidak hanya penyelesaian masalah di hilir atau pengobatan, tapi mulai pencegahan utama di hulu, yakni 2-4 minggu ke depan lebih utama di rumah saja," ujar Dyah.
Dyah merekomendasikan agar anak tetap belajar di rumah, berlibur di rumah, hingga melakukan aktivitas hanya di rumah saja. Bunda dapat keluar rumah hanya bila ada keperluan yang mendesak dan tidak bisa ditinggalkan.
Baca halaman berikutnya ya, Bunda.
Simak juga tips memilih obat-obatan saat positif COVID-19, dalam video berikut:
JAGA KEBERSIHAN TUBUH
5 Cara Mencegah Klaster Keluarga karena COVID-19, Batasi Keluar Rumah Bun/ Foto: iStock
2. Perhatikan kebersihan saat pulang ke rumah
Bila baru pulang dan hendak masuk ke rumah, tinggalkan alas kaki di luar rumah. Barang-barang dari luar yang akan dibawa ke dalam, bisa didisinfeksi terlebih dahulu.
Sebelum masuk ke rumah, segera cuci tangan dan kaki ya. Segera mandi dan jangan lupa keramas sebelum menyentuh anggota keluarga di rumah.
3. Jaga kondisi tubuh
Jangan lupa untuk menjaga kondisi tubuh selama masa pandemi ini ya, Bunda. Konsumsi makanan dengan gizi seimbang.
Selain itu, perbanyak juga konsumsi buah dan sayuran di menu makan sehari-hari. Terakhir, olahraga secara teratur agar kondisi tubuh bisa tetap sehat.
Baca halaman berikutnya ya, Bunda.
LAKUKAN 6M DAN PERHATIKAN VENTILASI RUMAH
5 Cara Mencegah Klaster Keluarga karena COVID-19, Batasi Keluar Rumah Bun/ Foto: iStock
4. Lakukan 6 M bila keluar rumah
Bunda dapat menerapkan 6 M bila terpaksa keluar rumah. Protokol 6 M ini meliputi:
- Memakai masker
- Menjaga jarak 2 meter dari orang lain
- Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir. Bila tidak tersedia, Bunda bisa menggunakan hand sanitizer ya.
- Menghindari kerumunanÂ
- Mengurangi mobilitas
- Menghindari makan bersama
5. Perhatikan ventilasi, durasi, dan jarak
Selama di rumah, Bunda jangan lupa memerhatikan lingkungan seperti:
- Perhatikan ventilasi dengan buka jendela dan pintu agar udara segar masuk ke dalam rumah. Hindari berada di ruang tertutup.
- Batasi waktu berada di dalam sebuah ruang tertutup, terutama antara orang yang rentan dengan orang yang masih keluar masuk rumah untuk bekerja.
- Bila memungkinkan, anggota keluarga yang masih keluar masuk rumah dapat melakukan social atau physical distancing dengan anggota keluarga yang rentan.
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Parenting
Warna Mata Bayi di Thailand Berubah Biru Usia Perawatan COVID-19, Kok Bisa?

Parenting
Kerap Dirasakan Anak-anak, Ini 2 Gejala Baru Varian Arcturus Bun

Parenting
Waspada! Varian Omicron Siluman BA.2 Tingkatkan Risiko Kematian Anak

Parenting
Tega! Bayi 3 Bulan Terpapar COVID-19 di AS Ditelantarkan hingga Meninggal oleh Ibunya

Parenting
Catat Bun, Ini Cara Mendapat Vaksin COVID-19 Anak 6-11 Tahun di DKI Jakarta


5 Foto
Parenting
Sarwendah & Betrand Peto Vaksin COVID Bareng, Intip Potret Keduanya Bun
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda