PARENTING
Ayah dan Bunda Setuju Sekolah Tatap Muka Dimulai? Ternyata Jawabannya....
Zika Zakiya | HaiBunda
Senin, 30 Aug 2021 18:27 WIBSekolah dengan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas resmi diberlakukan di DKI Jakarta pada Senin (30/08/2021), Bun. Total ada 610 sekolah di Jakarta yang akan menerapkan PTM terbatas berdasar Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan, dan Menteri Dalam Negeri.
PTM yang kemudian disebut sebagai PTM Tahap 1 ini diatur dalam Keputusan Nomor 03/KB/2021, Nomor 384 Tahun 2021, Nomor HK.01.08/MENKES/4242/2021, Nomor 440-717 Tahun 2021, serta Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 1026 Tahun 2021 Tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Level 3 Corona Virus Disease 2019.
Baca Juga : Syarat Sekolah Tatap Muka Bisa Dimulai |
PTM Terbatas Tahap 1 di ProvinsiDKI Jakartadigelar dengan kapasitas 50 persen pada setiap satuan pendidikan."Kecuali untuk jenjang PAUD, SDLB, MILB, SMPLB, SMALB, dan MALB maksimal 5 peserta didik per kelas, dengan menjaga jarak minimal 1,5 meter. Pelaksanaannya tetap menerapkan protokol kesehatan ketat, karena untuk PAUD dan SLB masih sangat membutuhkan pendampingan dari orang tua," ujar Nahdia, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta dalam rilis di situs resminya pada Jumat (27/08/2021).
Bubun sempat bertanya kepada beberapa Ayah dan Bunda mengenai keputusan ini. Apakah mereka setuju dengan keputusan PTM ini?
"Aku belum mau jika anak dilakukan tatap muka karena usia anakku belum dapat hak buat vaksin. Selain itu COVID-19 varian Delta sangat mudah menular," ujar Bunda Ayu yang anaknya bersekolah di bilangan Jakarta Selatan.
Hal senada dikatakan oleh Elvan, selaku Ayah dari anak yang bersekolah di Condet, Jakarta Timur. "Belum (setuju) kalau sekarang (tatap muka)," ujar Ayah Elvan dengan Si Kecil duduk di bangku kelas 4 SD
"Masih level 3 PPKM-nya, masih riskan. Setujunya sekolah tatap muka terbatas mulai akhir tahun atau awal tahun untuk anak-anak SD. Sekolah anakku pun ngikutin apa kata dari Komite Sekolah. Kemungkinan untuk tatap muka anak SD itu di Oktober. Alasan lain karena anak SD itu belum vaksin. Vaksin baru untuk usia 12+," tegasnya.
Namun, tidak semua sepakat dengan hal tersebut. Bunda Ike misalnya, yang tidak keberatan dengan sekolah tatap muka. Asalkan ada pembatasan jumlah siswa yang jelas.
"Kalau aku yang penting paham dulu nanti skemanya gimana. Anak aku satu kelasnya cuma berisi sekitar 14 orang. Kalo PTM seminggu misalnya cuma sekali dan dibagi dua, aku sih bakal enggak apa-apa," jelas Bunda Ike yang Si Kecilnya duduk di bangku kelas 3 SD.
"Karena gurunya ada dua juga untuk kelas anak aku. Jadi untuk ngawasin tujuh orang ini masih masuk akal," tambahnya.
Untuk PTM ini sendiri juga sudah dikomentari oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Apa kata mereka, Bun? Simak di HALAMAN SELANJUTNYA ya.
Simak juga video berikut mengenai alasan Menteri Nadiem Makarim membuka Pembelajaran Tatap Muka.

Ap Kata IDAI Soal Sekolah Tatap Muka?