
parenting
Positif COVID-19, Masih Bisa Kena DBD Nggak Sih Bun? Ini Kata Ahli
HaiBunda
Senin, 20 Sep 2021 21:57 WIB

Pandemi COVID-19 tentu membuat orang tua khawatir, apalagi melihat kasus positif yang sempat melonjak beberapa waktu lalu. Namun, kewaspadaan Ayah dan Bunda sebaiknya tidak hanya berfokus pada penularan COVID-19, karena saat ini bahaya penyakit lain juga tengah mengintai, yaitu Demam Berdarah Dengue (DBD).
Medical doctor, dr. Lily Estelita mengatakan meski kasus COVID-19 sudah mulai mengalami penurunan, namun masih banyak pasien yang datang ke rumah sakit dengan keluhan demam. Ternyata 50 persen di antaranya mengidap dengue fever atau DBD. Menurutnya hingga Juni 2021 tercatat jumlah kasus DBD sudah hampir 20 ribu, dan sudah ada pasien yang meninggal 150 orang.
"Karena kita sudah mulai memasuki musim pancaroba, masuk musim penghujan. Jadi memang harus hati-hati. Banyak genangan air, nah itu meningkatkan kasus dengue fever," katanya, Senin (20/9/2021).
Dalam Instagram Live Haibundacom dengan topik 'Merdeka dari Nyamuk', ia mengingatkan supaya orang tua tidak lengah. Sebab, pasien yang positif COVID-19 bukan tidak mungkin terkena penyakit DBD. dr. Lily menjelaskan meski keduanya disebabkan oleh virus, namun keduanya berbeda. DBD disebabkan virus dengue sementara COVID-19 terjadi karena infeksi dari virus SARS-CoV-2.
"Itu beda virus, sama-sama virus tapi dia beda. Misal udah pernah kena COVID, dia masih bisa kena lagi untuk yang kedua, ketiga. Hanya ada perburukan atau nggak. Kena dengue pun sama. Sudah ada buktinya, bisa terkena untuk kedua kali. Nah karena begitu (kondisinya), jadi kalau yang sudah kena COVID (tetap) bisa kena dengue," terangnya.
Lebih lanjut, dr. Lily pun membagikan langkah yang bisa Ayah dan Bunda lakukan saat Si Kecil terkena DBD. Pertama, pastikan kebutuhan cairan anak tercukupi dengan minum yang banyak. Kemudian fokus pada penurunan demam, lalu yang ketiga mencegah terjadinya perdarahan.
"Nah jambu, daun pepaya atau herbal itu bisa membantu, tapi bukan sebagai obat utama dari dengue fever. Obat utamanya adalah cegah perdarahan, cukup istirahat, dan cukupi cairan. Cuma 3 itu aja nggak ada obat aneh-aneh yang diperlukan," tuturnya.
"Yang penting kita melalui fase 6 hari ini untuk tetap sehat. Kan ada fase kritis tuh hari ketiga sampai hari keenam, yang penting tetap bisa terjaga kondisinya, cairan tercukupi. Nanti mulai hari ke-6 trombosit akan naik dengan sendirinya. Obat-obatan herbal boleh dikonsumsi karena sifatnya dapat membantu. Tapi bukan utama," lanjutnya.
Namun, jika belum terjangkit, bukan berarti orang tua diam saja. Bunda sebaiknya melakukan sederet upaya pencegahan, baik di dalam maupun luar rumah.
"Pencegahannya jangan sampai kena virus, jangan sampai digigit nyamuk. Caranya membunuh nyamuknya. Kalau di luar rumah, jangan sampai nyamuk menggigit kita. Bisa pakai anti nyamuk di rumah biar nyamuk mati semua, terutama di jam-jam tertentu. Hindari gantungan baju karena nyamuk bersembunyi di sela-sela. Kalau kita keluar, kita gunakan (antinyamuk) di diri kita," katanya.
"Terus yang sudah terkenal 3M, yaitu menutup, mengubur, menguras. Jadi jangan sampai genangan air di rumah jadi sumber nyamuk berkembang biak. Misalnya ada bekas pot, dan lain-lain," imbuhnya.
Hal senada disampaikan oleh Head of Marketing Enesis Group Ita Karo-karo. Ita menyarankan supaya rumah rutin disemprot menggunakan produk antinyamuk, terutama di sela-sela dan sudut ruangan. Ini karena nyamuk senang bersembunyi di tempat yang sulit terjangkau. Adapun produk yang bisa Bunda pilih yaitu Force Magic yang tidak hanya ampuh membunuh nyamuk, tapi juga aman bagi keluarga.
"Begitu disemprot dia tidak menempel di kain, bantal. Dan di pagi hari pun zatnya terurai. Satu hal yang diperlukan Bunda, yaitu nyamuknya mati nggak. Karena kadang disemprot nyamuknya hanya pingsan, tapi hidup lagi. (Kalau) Force Magic bisa dipastikan nyamuk 100 persen mati. Karena chemical yang diekstrak dari bunga chrysanthemum itu bekerja di saraf nyamuk, jadi pasti nyamuk lumpuh," ujarnya.
Selain itu, lanjut dia, Enesis juga menghadirkan lotion anti nyamuk alamiah, yaitu Soffell. Produk tersebut dibuat dari ekstrak daun yang diformulasikan sedemikian rupa sehingga tidak lengket saat diaplikasikan ke kulit.
"Soffell alamiah, penolak nyamuk dari ekstrak daun. Dia tidak panas karena alami. Aman untuk anak dan kulit yang sensitif," tandasnya.
Sebagai informasi, acara Instagram Live tersebut digelar HaiBunda bersama Force Magic dengan harapan agar para Ayah dan Bunda selalu waspada dan menjaga lingkungan di sekitarnya agar terhindar dari DBD dan bisa Merdeka dari Nyamuk.
(prf/ziz)TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Parenting
Bunda Wajib Tahu, Ini Lho Beda Gejala COVID-19 dan DBD pada Anak

Parenting
Demam Berdarah Dengue Kambuh Bisa Lebih Parah Jika Antibodi Turun

Parenting
DBD Menyerang di Tengah COVID-19, Begini Gejala dan Cara Cegahnya

Parenting
9 Gejala Demam Berdarah pada Anak, Bunda Perlu Tahu

Parenting
Gejala DBD pada Anak, Ada 3 Fase yang Penting Diketahui oleh Bunda


5 Foto
Parenting
Sarwendah & Betrand Peto Vaksin COVID Bareng, Intip Potret Keduanya Bun
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda