HaiBunda

PARENTING

Cakupan Vaksinasi Anak Masih Rendah, Koalisi Sipil Desak PTM Ditunda Bun

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Senin, 04 Oct 2021 17:05 WIB
Cakupan Vaksinasi Anak Masih Rendah, Koalisi Sipil Desak PTM Ditunda Bun/ Foto: iStock
Jakarta -

Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas masih berlangsung di beberapa daerah di Indonesia. Hingga kini, PTM berjalan dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat, Bunda.

Meski begitu, penyelenggaraan PTM masih dianggap riskan untuk anak sekolah. Hal inilah yang disoroti Koalisi Selamatkan Anak Indonesia yang terdiri dari LBH Jakarta, LaporCovid-19, dan Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G).

Koalisi Selamatkan Anak Indonesia mengirim surat kepada pemerintah untuk menunda PTM. Desakan ini diajukan karena PTM terbatas dianggap mengancam keselamatan nyawa anak.


Pertimbangan untuk menunda PTM ini juga disebabkan pemberian vaksinasi anak di atas 12 tahun yang masih rendah, Bunda. Cakupan untuk dosis pertama dan kedua masih di bawah 20 persen.

"Tingkat vaksinasi pada pelajar sampai tanggal 2 Oktober 2021 baru mencapai 14,71% untuk dosis pertama dan 9,98% untuk dosis kedua," kata Natasha Devanand Dhanwani, salah satu perwakilan koalisi.

Tak cuma soal siswa, cakupan vaksinasi guru juga menjadi sorotan. Menurut Natasha, capaian vaksinasi untuk guru baru mencapai 62,18 persen di dosis pertama dan 38 persen di dosis kedua pada 22 September 2021.

Natasha mengatakan bahwa vaksin bukanlah senjata utama dalam menekan laju penularan COVID-19. Namun menurutnya, vaksin dapat mengurangi keparahan ketika seseorang terjangkit COVID-19. Inilah sebabnya, vaksinasi patut dijadikan syarat pembukaan PTM terbatas.

Anggota advokasi LaporCovid-19 ini juga melihat bahwa pembukaan sekolah untuk anak di bawah usia 12 tahun masih sangat berbahaya. Sebab, vaksinasi anak di bawah 12 tahun belum ada di Indonesia.

"Tetapi anak di bawah 12 tahun masih harus PTM terbatas. Ini artinya potensi paparan terhadap anak bisa terjadi, karena laju penularan masih terjadi, dan ketika anak terjangkit, maka akan menimbulkan keparahan." ujar Natasha.

Sekolah tatap muka sudah berlangsung selama beberapa pekan. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim sempat menegaskan bahwa PTM tidak akan disetop dan pihaknya masih terus memonitor temuan kasus diduga kluster PTM yang sempat bikin heboh belum lama ini.

Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Dr dr Aman Bhakti Pulungan, SpA(K) juga mendukung PTM tetap digelar dengan sejumlah rekomendasi. Pada bulan Agustus lalu, IDAI telah mengeluarkan rekomendasi terkait PTM dan hingga kini mereka berpegang pada hal tersebut.

"IDAI tetap sesuai apa rekomendasi kita," kata Aman ketika dihubungi HaiBunda, belum lama ini.

Sejak PTM dimulai, ternyata ada ada laporan tentang dugaan pelanggaran protokol kesehatan. Tak hanya itu, ada pula laporan yang menunjukkan ketidaksiapan PTM digelar. Seperti apa isi laporan dan datanya?

TERUSKAN MEMBACA DI SINI.

Simak juga 5 alasan Nadiem Makarim ingin kembali membuka sekolah, dalam video berikut:

(ank/som)

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Sherina Munaf Ungkap Kondisi Kucing-kucing Uya Kuya yang Dijarah, Intip 5 Potretnya

Mom's Life Amira Salsabila

Serena Williams Buka Rahasia Sukses Turun 14 Kg setelah Melahirkan, Ternyata Nekat Jalani Metode Ini

Kehamilan Annisa Aulia Rahim

Kenali Core Memory Anak, Cara Menciptakan, dan Fakta Menarik Lainnya

Parenting Nadhifa Fitrina

5 Momen Kimmy Jayanti Sambut Kelahiran Anak Ketiga, Nama Bayinya Heroik Bun

Kehamilan Annisa Karnesyia

15 Pidato tentang Maulid Nabi yang Singkat untuk Lomba Anak Sekolah

Parenting Aisyah Khoirunnisa

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Serena Williams Buka Rahasia Sukses Turun 14 Kg setelah Melahirkan, Ternyata Nekat Jalani Metode Ini

Kenali Core Memory Anak, Cara Menciptakan, dan Fakta Menarik Lainnya

Viral Desa Dijuluki 'PhD Village' karena Banyak Penduduknya Bergelar Doktor

Panduan 7 Hari Diet Mengecilkan Perut Secara Efektif Menurut Pakar

Dampak Siklus Menstruasi pada Komplikasi Kehamilan

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK