
parenting
3 Cara Memantau Tumbuh Kembang Anak untuk Tahu Status Gizi
HaiBunda
Kamis, 21 Oct 2021 10:45 WIB

Tumbuh kembang anak perlu dipantau untuk mengetahui kondisi kesehatan serta status gizinya, Bunda. Melalui pemantauan tumbuh kembang, kita bisa mencegah anak dari stunting atau overweight.
Anak-anak mengalami pertumbuhan fisik dan mental yang cukup pesat, terutama di dua tahun pertama kehidupan. Otak anak di usia ini pun sudah siap untuk menerima berbagai stimulasi.
"Pertumbuhan sepanjang tahap awal kehidupan seorang anak berlangsung sangat cepat. Umumnya, pada usia setahun, seorang anak memiliki berat badan sekitar tiga kali saat lahir dan panjang badan adalah satu setengah kali dari saat lahir," kata Dokter Spesialis Anak, dr. Meta Hanindita Sp.A, dalam buku Mommyclopedia: Tanya-Jawab Tentang Nutrisi Di 1000 Hari Pertama Kehidupan Anak.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan Si Kecil tidak dapat mencapai standar pertumbuhan ini, Bunda. Namun, dengan intervensi yang tepat, potensi pertumbuhan akan menjadi optimal.
"Karena itulah, pemantauan pertumbuhan sangat penting untuk secara dini mendeteksi adanya masalah nutrisi pada anak," ujar Meta.
Memonitor pertumbuhan tak hanya bisa mengetahui masalah gizi anak, tapi juga dapat mendeteksi adanya gangguan pertumbuhan. Bila tidak segera dideteksi dan diintervensi, gangguan pertumbuhan ini bisa menyebabkan efek jangka panjang terhadap penurunan kualitas hidup anak.
Cara memantau tumbuh kembang anak enggak boleh dilakukan sembarangan ya. Ada standar untuk memantau tumbuh kembang berdasarkan usia Si Kecil.
Nah, berikut tiga cara memantau tumbuh kembang anak seperti mengutip dari laman Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes):
1. Menimbang berat badan
Tumbuh kembang anak yang sehat bisa diketahui dari berat badannya, Bunda. Perhitungan berat badan ini sebaiknya dilakukan di fasilitas kesehatan dengan tenaga terlatih.
Bunda perlu menimbang berat badan anak tiap bulan di Posyandu dan fasilitas kesehatan lainnya, seperti di Pos PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini). Mintalah kader mencatat di Kartu Menuju Sehat (KMS) yang ada di Buku Kesehatan Ibu dan Anak (Buku KIA).
Baca halaman berikutnya ya, Bunda.
Simak juga 5 olahraga yang bisa menambah tinggi badan anak, dalam video berikut:
MELIHAT KONDISI ANAK HINGGA MELAKUKAN SDIDTK
Ilustrasi Anak dan Dokter/ Foto: Getty Images/FreshSplash
2. Melakukan Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK)
Pelayangan Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) bisa didapatkan di tenaga kesehatan, fasilitas kesehatan atau Pos PAUD Holistik Intergratif ya. SDIDTK bisa dilakukan beberapa kali sesuai usia anak, yakni:
- Usia 3 bulan sampai 2 tahun mendapatkan SDIDTIK setiap 3 bulan.
- Usia 2 sampai 6 tahun mendapatkannya setiap 6 bulan.
Melalui pelayanan SDIDTK, tenaga kesehatan akan menentukan status gizi anak, stunting atau tidak, perkembangan sesuai usia atau tidak, dan apakah ditemukan gangguan perilaku atau gangguan emosional pada anak.
3. Melihat kondisi anak
Memantau tumbuh kembang juga dapat dilakukan secara mandiri di rumah. Bunda bisa melihatnya ketika mengajak anak bermain atau berbicara.
Kita pun dapat menstimulasi perkembangan anak sesuai usianya ya. Dengan cara ini, Bunda bisa memantau tumbuh kembangnya. Bila ditemukan hal yang tidak sesuai perkembangan anak, bisa segera konsultasi ke dokter.
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Parenting
Pentingnya Nutrisi Optimal: Dukung Imunitas, Cegah Alergi, hingga Bantu Tumbuh Kembang Anak

Parenting
6 Makanan Ini Bisa Bantu Menambah Tinggi Badan Anak, Kaya Protein dan Kalsium Bun

Parenting
4 Tips Mengontrol Berat Badan Anak Overweight Tanpa Diet

Parenting
7 Cara Menjaga Berat Badan Anak Usia 1 Tahun

Parenting
Kontroversi Bayi Vegan Tanpa Makan Daging, Ini Saran Para Ahli


12 Foto
Parenting
Foto: Saat Ukuran Tubuh Bayi Dibandingkan dengan Cheesesteak
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda