Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

2 Hal Ini Perlu Diajarkan pada Anak agar Terhindar dari Risiko Bullying

Amira Salsabila   |   HaiBunda

Selasa, 18 Jan 2022 09:45 WIB

Schoolgirl crying on background of classmates teasing her
Ilustrasi bullying/Foto: Getty Images/iStockphoto/shironosov

Jakarta - Tidak bisa dielakkan ya Bunda, memasuki usia sekolah, Si Kecil akan menghadapi kehidupan baru. Ia akan bertemu dengan banyak anak lain yang memiliki karakter yang mungkin sangat berbeda dengan yang biasa ia temui di lingkungan rumah.

Salah satu problema dalam sistem pendidikan di mana pun yakni tindakan bullying. Masalah ini memang memerlukan peran besar orang tua ya Bunda. Yuk kita kenali apa saja bentuk bullying yang mungkin akan dihadapi anak beserta solusinya.

Bullying adalah penyalahgunaan kekuasaan secara terus-menerus dan disengaja. Bullying dapat dilakukan melalui perilaku verbal, fisik, dan atau sosial yang berulang-ulang yang dapat menyebabkan kerugian fisik, sosial, atau piskologis pada korban.

Kasus bullying ini tidak hanya terjadi sekolah lho Bunda, tetapi bisa saja terjadi di mana saja, seperti di suatu komunitas, atau bahkan di rumah.

Pelaku bullying dapat menggunakan lebih dari satu bentuk penindasan untuk melecehkan korban. Selain itu, bullying tidak terbatas pada anak-anak dan remaja saja, Bunda, tetapi juga orang dewasa bisa melakukan bullying.

Penindasan dalam bentuk apa pun dapat memiliki efek langsung berjangka panjang pada mereka yang terlibat kasus bullying. Berikut ini ada beberapa efek yang ditimbulkan dari bullying :

  • Merasa takut, stres, depresi, atau cemas.
  • Memiliki pemikiran tentang bunuh diri atau menyakiti diri sendiri.
  • Memiliki masalah dengan tugas sekolah mereka.
  • Memiliki masalah dengan suasana hati, tingkat energi, tidur, hingga nafsu makan.

Oleh karena itu, untuk mencegah anak-anak menjadi pelaku atau korban bullying, Bunda perlu melakukan dua hal penting, yaitu melatih kemandirian dan komunikasi pada anak. Simak penjelasan berikut ini, ya Bunda.

Banner 5 Ciri Krim Malam BerbahayaBanner 5 Ciri Krim Malam Berbahaya/ Foto: HaiBunda/Mia

1. Latih kemandirian anak

Bunda, untuk mengantisipasi Si Kecil agar tidak menjadi pelaku atau korban bullying adalah dengan melatih kemandirian Si Kecil.

Anak harus memiliki kemandirian, mulai dari kemandirian sikap hingga kemandirian psikologis.

“Artinya, ketika ada sesuatu itu ia bisa mengatasinya tidak lemah, punya kemandirian untuk bisa mengatasi hal-hal yang tidak diinginkan,” kata Dr. Hibana Yusuf, M.Pd, Anggota Divisi Pembinaan Keluarga Majelis Tabligh PP ‘Aisyiyah, kepada HaiBunda.

Jadi, ketika ada seseorang yang melakukan penindasan kepada Si Kecil, ia tidak hanya berdiam diri dan mudah terjatuh, tetapi Si Kecil memiliki keberanian untuk membela dirinya sendiri.

Si Kecil perlu memiliki kemandirian secara fisik dan mental, ya Bunda. Kemandirian ini dapat dilatih di rumah, ya Bunda, agar Si Kecil tidak mudah goyah dan cukup tangguh dalam menghadapi sesuatu yang mengancamnya, seperti bullying.

Simak kelanjutannya di halaman berikutnya yuk Bunda.

Saksikan juga video tentang 5 cara mendidik anak agar tak jadi korban bullying.

[Gambas:Video Haibunda]




CARA MENCEGAH ANAK MENJADI TERLIBAT BULLYING

Ilustrasi ibu dan anak menggunakan ponsel

Ilustrasi ibu dan anak/Foto: Getty Images/iStockphoto/Kerkez

2. Latih anak untuk berkomunikasi

“Artinya, anak mampu mengungkapkan apa yang dirasakannya kepada orang lain, ketika ia di pesantren atau di mana pun,” kata Dr. Hibana Yusuf.

Bunda sebagai orang tua juga perlu menjaga dan melatih anak untuk berkomunikasi. Dengan berkomunikasi, anak dapat belajar mengungkapkan apa yang ia rasakan.

Misalnya, ketika anak menjadi korban atau ada sesuatu hal yang tidak semestinya, lebih baik untuk dikomunikasikan dengan orang tua. Inilah salah satu alasan pentingnya memiliki komunikasi yang baik antara orang tua dengan anak.

Jika anak dapat mengungkapkan perasaannya, seperti apa yang dia harapkan kepada orang tua, mungkin dapat menemukan sebuah solusi. Solusi untuk menyelesaikan masalah yang mungkin Si Kecil tidak bisa mengatasinya dengan seorang diri.

Berbeda jika anak diam saja tidak ada komunikasi dengan orang tua, mungkin peristiwa itu akan terjadi berulang kali pada Si Kecil, Bunda.

Oleh karena itu, penting bagi orang tua berperan untuk membantu menjalani komunikasi intensif dengan anak. Ketika anak menjadi korban bullying, dan tidak ada yang membantu, itu akan membuat anak menjadi stres dan sulit mengatasi dirinya sendiri.


(pri/pri)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda