Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Durasi Screen Time Anak Meningkat Drastis selama Pandemi, Waspadai Efek Sampingnya Bun

Amira Salsabila   |   HaiBunda

Jumat, 04 Mar 2022 14:20 WIB

Chinese boy using smart phone in the living room
Ilustrasi anak menggunakan gadget/Foto: Getty Images/AzmanJaka

Jakarta - Pandemi COVID-19 yang berlangsung lebih dari dua tahun telah memengaruhi kondisi kesehatan dunia. Dan, secara tidak langsung turut berpengaruh pada tumbuh kembang anak, Bunda.

Lho kok bisa? Ya, pandemi yang berlangsung cukup lama ini turut membuat durasi penggunaan gadget pada anak-anak meningkat drastis.

Sebuah penelitian terbaru juga menemukan 2 dari 3 anak yang berusia di bawah 5 tahun telah melebihi aturan menggunakan gadget lebih dari 1 jam per hari. 

Berdasarkan studi tahun 2022, yang diterbitkan di JAMA Pediatrics, para peneliti dari The University of Calgary memeriksa hasil dari 63 studi yang mengamati 89.163 anak di bawah 5 tahun.

Para penulis meneliti bagaimana tanggapan terhadap kuesioner penggunaan gadget dan wawancara hingga Maret 2020. Sebelum pandemi, ada lebih dari 75 persen anak di bawah 2 tahun dan 64 persen antara usia 2 dan 5 tahun yang melebihi aturan penggunaan gadget.

The American Academy of Pediatrics (AAP), merekomendasikan penggunaan gadget untuk anak usia 2 sampai 5 tahun maksimal 1 jam per hari.

Tentu saja, munculnya pandemi ini hanya memperburuk masalah yang ada. Penelitian selanjutnya menunjukkan waktu penggunaan gadget di kalangan anak-anak berlipat ganda setelah Maret 2020.

Meskipun demikian, tanggung jawab seharusnya tidak hanya berada pada orang tua untuk melindungi anak-anak dari penggunaan media yang berlebihan.

Seperti yang dikutip dari laman Motherly, Dr. Madigan dan rekan penulisnya menyarankan perusahaan teknologi perlu membuat kontrol orang tua lebih mudah digunakan, dan industri secara keseluruhan perlu bertujuan menghilangkan iklan dari program dan aplikasi anak-anak.

Efek samping bila balita terlalu lama menggunakan gadget

Membiarkan Si Kecil sendirian untuk menonton atau menggunakan gadget sendiri, membiarkannya menonton selama berjam-jam, atau mengeksposnya ke konten media yang dia belum siap, bisa berbahaya bagi Si Kecil.

Berikut ini adalah beberapa efek samping yang mungkin menjadi kekhawatiran utama jika anak terlalu lama menatap layar gadget:

1. Perkembangan bahasa

Perkembangan bahasa anak merupakan salah satu kekhawatiran terbesar karena terlalu lama berada di depan layar teknologi dapat merusak penguasaan bahasa anak. Salah satu studi menemukan anak-anak yang berusia di bawah 4 tahun, semakin banyak menonton televisi, semakin sedikit kata yang mereka pelajari.

2. Perkembangan sosial dan emosional

Salah satu studi menemukan bahwa ketika TV menyala, orang tua cenderung tidak berinteraksi dengan anak-anak mereka. Dua penelitian lain mengamati bahwa semakin orang tua asyik dengan perangkat selulernya, semakin sedikit terlibat dengan anak-anaknya.

Ada juga kekhawatiran bahwa terlalu lama berada di depan layar dapat menyebabkan rentang perhatian yang lebih pendek dan masalah perilaku.

Para peneliti telah menemukan bayi dan balita yang menonton TV di usia yang sangat muda mungkin memiliki waktu yang lebih sulit untuk mengelola emosi mereka dan menghibur diri mereka sendiri ketika mereka beranjak dewasa.

Banner Kebiasaan di EropaBanner Kebiasaan di Eropa/ Foto: Annisa Shofia

3. Masalah berat badan

Banyak peneliti telah tertarik dengan hubungan antara terlalu banyak waktu di depan layar dan obesitas di tahun-tahun prasekolah dan seterusnya.

Misalnya, satu penelitian telah menemukan bahwa indeks massa tubuh balita meningkat setiap jam waktu di depan layar per minggunya. Untuk anak-anak segala usia, penting untuk terus bergerak karena aktivitas fisik meningkatkan perkembangan fisik dan mendorong kebiasaan sehat.

4. Masalah tidur

Beberapa penelitian telah menemukan bahwa semakin banyak waktu yang dihabiskan anak-anak di depan layar, terutama malam hari, semakin sedikit waktu tidur yang mereka dapatkan.

Bahkan hal ini berlaku untuk bayi yang berusia 6 bulan. Ini sangat meresahkan, ya Bunda, karena anak-anak kecil membutuhkan banyak tidur untuk berkembang.

Lalu, bagaimana Bunda mengatasi balita yang terlalu lama berada di depan layar gadget? Simak di halaman selanjutnya, ya Bunda.

Saksikan juga video tentang tips parenting mendidik anak generasi Alpha di bawah ini:

[Gambas:Video Haibunda]



 


CARA MENGATASI BALITA AGAR TIDAK KECANDUAN GADGET

Ilustrasi anak dan gadget

llustrasi anak dan gadget/Foto: Getty Images/Rifka Hayati

Cara mengatasi balita agar tidak kecanduan gadget

Sebagai orang tua, sangat penting bagi Bunda untuk menetapkan batasan yang sehat pada penggunaan elektronik untuk kepentingan Si Kecil. Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat Bunda lakukan untuk membatasi balita agar tidak kecanduan menggunakan gadget:

1. Tetapkan batasan waktu

Langkah pertama yang dapat Bunda lakukan adalah menetapkan batasan waktu berada di depan layar. AAP melarang penggunaan waktu di depan layar untuk kelompok anak di bawah usia 18 bulan. Sementara itu, untuk anak 2 sampai 5 tahun boleh menggunakan media elektronik maksimal 1 jam per hari untuk program berkualitas tinggi.

2. Pilih konten yang sesuai dengan usianya

Pilihlah konten yang sesuai dengan usia Si Kecil, ya Bunda, pilih konten yang dapat memperkuat dalam pembelajaran Si Kecil agar lebih bermanfaat.

3. Bicaralah dengan Si Kecil

Cobalah untuk memaksimalkan waktu bersama Si Kecil saat dirinya sedang menonton TV, ajak Si Kecil mengobrol tentang apa yang dilihat dan didengar. Ajukan pertanyaan dan terlibat dengan Si Kecil dapat membawa manfaat paling besar untuk hubungan Bunda dan Si Kecil.

4. Jadilah contoh yang baik

Pada umumnya, anak-anak akan meniru apa yang orang dewasa lakukan, termasuk juga orang tuanya. Bunda bisa memulainya dengan selalu meletakkan ponsel saat makan dan kumpul bersama keluarga.


(pri/pri)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda