Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Kenali Gejala Hipertensi Paru pada Anak, Penyebabnya Bisa karena PJB

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Jumat, 11 Mar 2022 17:16 WIB

Anak sakit
Kenali Gejala Hipertensi Paru pada Anak, Penyebabnya Bisa karena PJB/ Foto: iStock

Penyakit Jantung Bawaan (PJB) menjadi kelainan bawaan yang paling banyak ditemukan pada anak-anak. PJB yang tidak ditangani dan terdeteksi bisa menjadi hipertensi paru lho, Bunda.

Menurut Pakar Kardiologi Anak Rumah Sakit Adam Malik Medan, dr. Rizky Adriansyah, M.Ked (Ped), Sp.A(K) menjelaskan bahwa hipertensi paru adalah tekanan darah di pembuluh paru lebih dari 25 mmHg. Kondisi ini dapat dialami pada masa kanak-kanak atau dewasa.

"Pada anak sering sekali masalahnya berlanjut sampai dewasa," kata Rizky dalam Pfizer Media Health Forum: Kenali Gejala Hipertensi Paru pada Anak dan Cara Penanganannya via Zoom, Kamis (10/3/2022).

Hipertensi paru terjadi karena penebalan dinding pembuluh darah paru, sehingga menyebabkan tekanan meningkat. Akibatnya, aliran di pembuluh paru menjadi lambat. Komplikasi dapat terjadi sejalan dengan perjalanan kelainan ini, Bunda.

Secara anatomi, pembuluh darah paru pada kondisi ini berbeda dengan yang normal. Pada hipertensi paru, pembuluh darah menebal dan berdampak ke jantung.

"Dalam rontgen atau USG Jantung, bisa terlihat pembengkakan di organ jantung, terutama jantung bagian kanan," ungkap Rizky.

Penyebab dan gejala

Penyebab hipertensi paru sangat bervariasi ya, Bunda. Ada penyebab primer, yakni tidak diketahui. Ada pula penyebab sekunder, yaitu Penyakit Jantung Bawaan (PJB), penyakit paru-paru, atau multi faktor seperti infeksi kronis.

"Penyebab pada sebagian besar anak adalah PJB. Ada penyakit lain seperti HIV, penyakit jantung rematik, atau penyakit paru. Tapi pada anak paling sering adalah PJB dan ada hubungan dengan kelainan kromosom atau sindrom seperti sindrom down," ujar Rizky.

Selain penyebab, gejala hipertensi paru pada anak juga bervariasi dan mirip dengan gejala penyakit kronis lainnya. Tapi, pada kondisi ini, sebagian besar anak mungkin akan mengalami kesulitan bernapas.

Pakar Kardiologi Anak dan Penyakit Jantung Bawaan Rumah Sakit Jantung Harapan Kita Jakarta, dr. Radityo Prakoso, Sp.JP(K) mengatakan bahwa gejala awal biasanya muncul dipicu oleh aktivitas olahraga. Ini berhubungan dengan disfungsi pada ventrikel kanan.

Berikut gejala hipertensi paru pada anak menurut dokter Radityo:

  • Sesak napas
  • Mudah lelah
  • Nyeri dada
  • Pingsan
  • Distensi abdomen
  • Edema kaki
  • Batuk berdarah
  • Suara serak
  • Suka berhenti menyusu ASI

"Gejala sangat bervariasi, sehingga kalau tidak diperiksa dengan detail maka tidak bisa dideteksi kondisi ini," ujar Radtyo.

Baca halaman berikutnya untuk mengetahui jenis pemeriksaan dan penanganan hipertensi paru pada anak.

Simak juga 5 cara mengeluarkan dahak pada bayi, dalam video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]

PEMERIKSAAN DAN TERAPI HIPERTENSI PARU PADA ANAK

Anak sakit

Kenali Gejala Hipertensi Paru pada Anak, Penyebabnya Bisa karena PJB/ Foto: Getty Images/iStockphoto

Pemeriksaan hipertensi paru pada anak

Bila anak mengalami keluhan dan gejala hipertensi paru, Bunda bisa segera membawa ke dokter untuk dilakukan pemeriksaan guna menegakkan diagnosis ya. Berikut jenis pemeriksaan hipertensi paru:

  1. Pemeriksaan awal dari gejala dan keluhan.
  2. Pemeriksaan fisik, seperti keadaan umum, tangan biru atau tidak, bunyi jantung berbeda atau tidak.
  3. Pemeriksaan sederhana dengan EKG untuk mendeteksi via listrik jantung dan pemeriksaan rontgen dada.
  4. Saturasi oksigen perifer.
  5. Pemeriksaan USG jantung untuk melihat kelainan pada jantung.
  6. Pemeriksaan lanjutan berupa CT, MRI, atau kateterisasi jantung.

Terapi hipertensi paru

Hipertensi paru dapat diobati bila dideteksi sejak awal dan masih reversible. Misalnya, jantung bocor bisa ditutup dan diberikan pengobatan hingga kembali normal.

Bila telat terdeteksi tapi masih masih reversible, progres penyakit bisa dihentikan dan dikontrol melalui terapi. Sedangkan pada hipertensi paru tahap lanjut, dokter sudah tidak bisa melakukan apa pun, selain pengobatan agar pasien bisa tetap beraktivitas.

"Pada tahap lanjut, mortalitas tidak berubah tapi kualitas hidup bisa diperbaiki," ungkap Radityo.

Nah, berikut tatalaksana penanganan hipertensi paru:

  1. Pasien PJB dengan hipertensi paru harus ditangani oleh pusat yang memiliki spesialis jantung.
  2. Edukasi pasien, kewaspadaan terhadap risiko yang potensial, komplikasi, serta modifikasi kebiasaan juga penting dalam terapi pasien hipertensi paru.
  3. Penting untuk tidak melakukan olahraga berlebihan, namun tetap perlu melakukan olahraga ringan.

(ank/rap)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda