Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Cara Mengatasi Anak Berkebutuhan Khusus yang Sensitif Terhadap Suara Tertentu

ANNISAAFANI   |   HaiBunda

Kamis, 28 Apr 2022 23:25 WIB

Small angry looking boy looking at the toys.
Ilustrasi anak/Foto: Getty Images/skynesher

Setuju ya, Bunda. Setiap anak yang lahir ke dunia memiliki potensi yang berbeda. Ada yang punya bakat dan kecerdasan yang dibawa sejak lahir, namun ada pula yang spesial dengan kebutuhan khusus.

Sebagai orang tua yang bijak, kita harus mengerti kekurangan, keterbatasan dan keistimewaan anak sejak dini, baik dari segi fisik maupun psikis.

Salah satu contoh kasusnya yakni pada anak yang mengalami autistik. Beberapa anak dengan kondisi tersebut ada yang memiliki sensitivitas terhadap sesuatu, misalnya suara.

Suara tertentu ini bisa menjadi sumber masalah, Bunda. Anak mungkin akan merasa terganggu dan tak nyaman sehingga menunjukkan perilaku tertentu.

Sebagai orang tua, kita bisa mengatasinya. Dijelaskan oleh Dr. Anne Nurfarina, M. Sn sebagai Advisor Art Therapy Center Widyatama, hal utama yang perlu dilakukan yakni dengan melatih kemampuan berperilaku sejak dini.

"Sebenarnya itu kembali lagi ke cara kita dalam penanganan dini, ya," tuturnya dalam Talkshow bertema Creating an Autism Friendlier Environment yang diselenggarakan Trans Luxury Hotel,  Rabu (27/4/2022)

"Ketika anak diketahui anak mengalami autistik, itu sering kali tidak dibangun kemampuan behavior (perilaku) dasarnya. Sehingga kita akan menemukan anak sangat sensitif terhadap suara tertentu, yang kemudian tidak nyaman kondisi tersebut," sambungnya.

Kemudian, Anne sebut bahwa pelatihan ini akan semakin baik dimulai sejak masih balita. Caranya yakni dengan labeling, misalnya saat suara tersebut didengar, beri pengertian padanya secara jelas.

"Jika usianya masih balita, tentu saja kita bisa kondisikan dengan membangun labeling, (misal) 'Itu suara bayi, tidak apa-apa. Baik-baik saja'," tuturnya.

Lalu bagaimana dengan anak yang sudah berusia remaja bahkan dewasa? Simak kelanjutannya di halaman berikut ya, Bunda.

Bunda, simak juga manfaat terapi lumba-lumba untuk anak penyandang autisme dalam video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]

MENGATASI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TERHADAP SUARA YANG MENGGANGGU

Small angry looking boy looking at the toys.

Ilustrasi anak//Foto: Getty Images/skynesher

Kemudian, Anne juga bicara terkait penanganan pada anak yang sudah remaja dan dewasa nih, Bunda. Katanya, upaya yang dilakukan jika anak sudah di usia ini akan lebih kompleks atau sulit.

Alasannya, di umur tersebut anak sudah melabeli suara tersebut sebagai sesuatu yang mengganggu. Ia mungkin juga menganggap bahwa perilakunya ketika mendengar suara tersebut sebagai hal yang wajar.

"Tapi kalau untuk teenager, remaja, tentu akan lebih kompleks karena dia sudah membuat label tertentu sendiri, karena tidak mendapatkannya dari lingkungannya. Sehingga ia akan berasumsi bahwa itu adalah annoying (mengganggu)," tuturnya.

"Jika sudah dewasa, di usia 18 awal ke atas. Karena mindset dia terbentuk, maka akan lebih kompleks lagi dari sebelumnya."

"Jika kita klasifikasikan umurnya masih di bawah 5 tahun, di momen itulah harusnya kita harus membangun social behavior-nya, sehingga di teenager-nya dia sudah aman."

Lebih lanjut, Anne juga mengingatkan bahwa tugas labeling pada anak berkebutuhan khusus tak hanya pada orang tua. Keluarga dan lingkungan juga bertanggung jawab, Bunda.

"Terutama pemahaman ini juga menyangkut keluarga. Jadi kita tidak bisa mengamanatkan beban tersebut, labeling, pada orang tuanya saja. Tapi justru dari lingkungan," pesannya.

"Sehingga, jika lingkungan juga melabelkan yang sama, maka fine. Untuk dia, itu (suara yang dianggap mengganggu) akan menjadi sesuatu yang normatif."


(AFN/som)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda