sign up SIGN UP search

parenting

7 Dampak Psikologis Anak saat Orang Tua Selingkuh & Cara Mengatasinya agar Tak Trauma

Asri Ediyati   |   Haibunda Senin, 20 Mar 2023 21:40 WIB
Perselingkuhan orang tua dan dampaknya pada anak caption

Selingkuh jelas merupakan mimpi buruk bagi setiap pasangan. Terlebih, jika pasangan tersebut sudah memiliki anak. Lantaran, tak hanya berdampak pada hubungan suami istri, tapi berdampak pada anak pula.

Ketika orang tua selingkuh, anak juga mendapat dampak psikologis. Baik jangka pendek maupun jangka panjang. Yang terburuk, dampak psikologis jangka panjang ini turut memengaruhi perkembangan anak kelak di masa depan.

Apa saja dampak psikologis saat orang tua selingkuh? Bagaimana cara mengatasinya? Dalam artikel ini, Bubun mencoba merangkum dari berbagai sumber mengenai hal tersebut. Simak berikut ini!


Dampak Psikologis Anak saat Orang Tua Selingkuh

Saat orang tua selingkuh, tak hanya pasangan yang terdampak secara psikologisnya. Namun, dampak psikologis turut dirasakan oleh anak. Berikut dampaknya!

1. Merasa terlantar

Saat orang tua selingkuh, meski kedua orang tua masih tinggal di rumah yang sama, hal tersebut tidak menghalangi munculnya perasaan negatif. Dampak psikologis yang paling umum adalah merasa diabaikan atau terlantar.

Dilansir Romper, Kimberly Friedmutter, seorang hipnoterapis dan penulis buku mengatakan bahwa ketika orang tua selingkuh, perasaan itu seringkali diterjemahkan oleh anak sebagai penelantaran. Perasaan ditinggalkan mengarah pada ketidakpercayaan dan anak menarik diri dari nilai orang tua tersebut.

2. Bertanya-tanya

Ketika salah satu orang tua tidak setia, itu bisa membuat anak bertanya-tanya apa yang terjadi dalam hubungan. “Ketika orang tua tidak setia, hal itu dapat menyebabkan seorang anak mempertanyakan stabilitas yang mereka rasakan di rumah,” Dr. Cassandra LeClair, Ph.D., pakar hubungan dan penulis Being Whole: Healing from Trauma and Reclaiming My Voice. 

Untuk itu orang tua harus memastikan anak merasa stabil (dan dicintai) oleh mereka. Pastikan untuk menjawab pertanyaan mereka dan beri mereka waktu yang mereka butuhkan untuk memproses apa yang benar-benar terjadi pada orang tua.

3. Berisiko jadi tukang selingkuh!

Perselingkuhan tidak hanya dapat merusak hubungan sampai ke intinya, tetapi juga memengaruhi hubungan masa depan anak juga. Ini tergantung cara penanganannya, perselingkuhan bisa berdampak jangka panjang pada anak-anak. Sebuah studi menunjukkan bahwa anak-anak dari orang tua yang selingkuh, dua kali lebih mungkin berisiko untuk tidak setia atau selingkuh saat mereka dewasa.

4. Takut merasa keberpihakan pada salah satu orang tua

Saat perselingkuhan terjadi, seringkali membuat 'label' pada salah satu pasangan. Pihak yang dianggap baik adalah yang diselingkuhi, dan yang jahat adalah yang selingkuh. Tetapi hal-hal tidak selalu begitu hitam dan putih.

Untuk anak-anak yang mencintai kedua orang tuanya, hal ini menempatkan mereka pada posisi yang sangat sulit ketika mereka mencoba membela salah satu di antaranya.

Dengan demikian, mereka mungkin merasa tidak yakin tentang siapa yang harus dipercaya, dan yang lebih penting, kepada siapa harus menunjukkan cinta mereka. “Mereka mungkin merasakan penghianatan dan kebingungan tentang kesetiaan,” kata Dr. LeClair.

“Jika mereka diajari untuk jujur dan peduli dengan perasaan orang lain, mereka mungkin mempertanyakan mengapa panutan mereka tidak harus mengikuti aturan yang sama.”

5. Alami depresi

Dalam beberapa kasus, kasus perselingkuhan dapat menyebabkan anak menjadi sangat tertekan. “Perselingkuhan dapat memiliki efek psikologis yang merugikan pada anak-anak dan mengarah pada keluarga yang tidak berfungsi (sebagaimana mestinya), yang kemudian dapat mengganggu kehidupan mereka dan menghambat potensi mereka,” kata Tatyana Dyachenko, seorang terapis seksual dan hubungan.

Dyachenko menyebutkan, anak mungkin menjadi kurang termotivasi dan tertekan, berprestasi buruk di sekolah atau menyerah pada intimidasi sebagai cara untuk mengekspresikan kemarahan dan kebencian batin mereka. Untuk itu, orang tua pastikan untuk memantau tanda-tanda depresi atau perubahan kepribadian anak, dan berikan mereka sebanyak mungkin cinta, kebaikan, dan perhatian agar mereka merasa aman dan terlindungi.

6. Khawatir perselingkuhan akan terjadi saat mereka dewasa

Meskipun anak mungkin terlalu muda untuk memproses beratnya perselingkuhan, mereka mungkin masih percaya jauh di lubuk hati bahwa jika itu bisa terjadi pada orang tua mereka, itu mungkin terjadi pada mereka juga.

Itulah mengapa orang tua perlu membantu anak  memahami bahwa hanya karena perselingkuhan terjadi tidak berarti mereka secara otomatis ditakdirkan untuk mengulangi siklus tersebut. 

“Anda tidak ingin anak merasa bahwa hal yang sama akan terjadi pada mereka saat mereka menikah. Keyakinan salah ini dapat mengarahkan anak untuk percaya bahwa mereka tidak dapat dicintai dan kemudian melanjutkan pola pengabaian yang tak terelakkan.” Meskipun kemungkinan besar hal itu bisa terjadi, cobalah untuk mengajari anak Anda bahwa perselingkuhan bukanlah suatu keniscayaan," kata Friedmutter.

7. Ambil hikmah dari perselingkuhan

Jika memang orang tua yang berselingkuh sepakat untuk tetap bersama, dan bukan hanya demi anak-anak. Tentunya, akan menjadi hal yang panjang, terutama soal melupakannya. Untuk itu, orang tua perlu banyak berkomunikasi dengan anak. Cara ini membantu anak adalah dengan mengajari mereka bahwa melalui komunikasi, pengertian, cinta, orang tua bekerja sama untuk bisa memecahkan masalah yang sangat nyata.

Apabila memang sepakat rujuk dan sudah menjalani terapi serta komunikasi dengan baik. Maka, perselingkuhan sebenarnya dapat memberikan pengaruh positif pada anak-anak.

Cara Orang Tua Mengatasi dan Melindungi Anak

Jika ada perselingkuhan dalam suatu hubungan yang melibatkan anak-anak, hal terbaik yang dapat dilakukan orang tua untuk melindungi anak-anak mereka adalah meminimalkan mengungkap perselingkuhan pada orang lain. Berikut cara melindungi dan mengatasi dampak psikologis anak atas kasus perselingkuhan orang tua:

1. Pergi ke ahli

Dilansir Insider, meskipun orang tua mungkin ingin memberi tahu teman dekat dan keluarga mereka. Disarankan orang tua agar disimpan sendiri masalahnya dan harus pergi ke profesional untuk membantu.

2. Anak tidak perlu mengetahui secara detail

Ini termasuk memberi tahu anak-anak. Meskipun tidak ada cara untuk menyembunyikan dampak emosional dari perselingkuhan tersebut, anak-anak tidak perlu mengetahui detail dari apa yang telah terjadi. Orang tua hanya perlu menjelaskan kepada anak-anak bahwa mereka sedang menghadapi beberapa masalah dan melakukan segala yang mungkin untuk memperbaikinya.

3. Yakinkan mereka tidak salah

Terpenting, anak-anak harus diyakinkan bahwa mereka tidak bersalah atas gesekan apa pun di rumah. Dalam proses pemulihan, sangat disarankan selain terapi pasangan perselingkuhan-pemulihan khusus, orang tua terlibat dalam terapi keluarga untuk menyertakan anak-anak. Ada potensi banyak kerusakan, dan anak-anak membutuhkan tempat untuk mengeksplorasi dengan aman dampak perselingkuhan yang mungkin terjadi pada mereka.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

Simak juga cerita Mommy ASF Layangan Putus usai bercerai dalam video di bawah ini:

[Gambas:Video Haibunda]



(rap/rap)
Share yuk, Bun!
BERSAMA DOKTER & AHLI
Bundapedia
Ensiklopedia A-Z istilah kesehatan terkait Bunda dan Si Kecil
Rekomendasi
Ayo sharing bersama HaiBunda Squad dan ikuti Live Chat langsung bersama pakar, Bun! Gabung sekarang di Aplikasi HaiBunda!
ARTIKEL TERBARU
  • Video
detiknetwork

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Pantau terus tumbuh kembang Si Kecil setiap bulannya hanya di Aplikasi HaiBunda!