Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Alasan Anak Merasa Tidak Aman di Sekolah Baru, Ini 3 Hal yang Perlu Dilakukan

Mutiara Putri   |   HaiBunda

Kamis, 08 Jun 2023 21:55 WIB

A working business mother is taking her daughter to school with a car while she is commuting to work.
Ilustrasi Alasan Anak Meras Tidak Aman di Sekolah Baru/Foto: iStock

Si Kecil sudah cukup untuk masuk ke sekolah baik pendidikan usia dini atau Sekolah Dasar (SD)? Beberapa anak mungkin merasa tidak aman dan nyaman ketika masuk ke sekolah baru. Lantas, apa yang perlu Bunda lakukan?

Anak-anak yang berusia 4-6 tahun biasanya sudah mulai mendapat pembelajaran secara menyenangkan di Taman Kanak-kanak (TK) atau Kelompok Bermain (KB). Sementara itu, anak yang berusia 7 tahun sudah mulai masuk ke jenjang pendidikan SD.

Masuk ke lingkungan sekolah baru dapat menyebabkan anak merasa tidak aman dan nyaman. Mereka pun kerap memperlihatkan rasa tidak percaya dirinya. Apa alasannya?

Alasan anak tidak aman di sekolah baru

Menurut seorang Psikolog Anak, Amanda Margia Wiranata, S.Psi., M.Psi, anak-anak biasanya akan merasa insecure ketika memasuki lingkungan baru. Hal ini karena mereka tidak bisa memprediksi apa yang akan mereka lakukan di lingkungan tersebut.

"Biasanya anak ini ada perasaan insecure (saat) masuk dalam lingkungan yang baru. Mereka merasa tidak aman. Biasanya kenapa mereka tidak aman? Mereka tidak tahu, mereka tidak bisa memprediksi apa yang dilakukan di sana," katanya dalam acara 'Press Conference IKEA Back To School Program', Selasa (6/6/2023).

Ketika anak mengalami hal ini, sebaiknya Bunda bercerita pada Si Kecil tentang apa yang akan dilakukan di sekolah. Selain itu, ajari juga mereka cara menjawab ketika ditanya oleh sang guru.

"Jadi, sebaiknya orang tua itu cerita (ke anak). Oh, nanti kamu di kelas akan melakukan apa. Nanti kalau gurunya tanya, kamu jawab, ya. Jawabnya seperti ini. Kalau ditanya namanya, kamu sebutin nama kamu siapa," imbuh Amanda.

Lebih lanjut, Amanda turut mengatakan Bunda bisa melatih anak sebelum memasuki sekolah dengan roleplay. Dengan begitu, Si Kecil tidak akan takut ketika berada di sekolah baru.

"Kalau bisa, ada roleplay-nya juga, sehingga anak mudah dan terbiasa gitu, ya. Anak semakin yakin, 'Oh, aku sudah tahu apa yang aku harus lakukan'. Jadi dia sudah enggak takut lagi," tuturnya.

Mengajarkan anak belajar di usia dini memang bukan hal yang mudah, Bunda. Namun, ada beberapa cara yang bisa Bunda lakukan. Simak selengkapnya di laman berikutnya, yuk.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

Jangan lupa saksikan juga video langkah membuat anak disiplin tanpa melukai hati berikut ini:

[Gambas:Video Haibunda]




SIAPKAN RUANG BELAJAR BEBAS GERAK

A working business mother is taking her daughter to school with a car while she is commuting to work.

Ilustrasi Alasan Anak Meras Tidak Aman di Sekolah Baru/Foto: iStock

Cara Bunda dan Ayah bantu anak usia dini belajar

Mengajarkan anak belajar di usia dini memang bukan hal yang mudah. Namun, bukan berarti Bunda tidak bisa membantu mereka dalam hal ini.

Menurut psikolog Amanda, ada beberapa cara yang bisa Bunda lakukan untuk bantu anak belajar, nih. Kalau penasaran, berikut ini deretannya:

1. Siapkan ruang belajar bebas gerak

Kalau Bunda sedang menyiapkan ruang kamar untuk anak, pastikan ruangannya luas dan membuat anak bebas bergerak. Dengan begitu, motorik kasar dan motorik halus anak berkembang dengan baik.

"Mungkin kalau menyiapkan ruang kamar anak, kalau untuk anak usia dini, sebaiknya disiapkan ruangan yang bebas gerak. Karena kan sesuai dengan tahapan perkembangannya, dia lagi bertumbuh motorik kasarnya, motorik halusnya. Jadi memang kalau bisa ruangannya jangan terlalu sempit," tutur Amanda dalam acara yang sama.

Banner Susah Turun BB Meski Sudah Diet

2. Berikan area kreatif

Selain itu, Amanda juga menyarankan agar Bunda menyiapkan area kreatif untuk anak. Selain mengembangkan sisi akademiknya, anak juga akan mengembangkan sisi kreatifnya, lho.

"Sebaiknya ada area kreatifnya, ya. Itu juga mengasah motorik halusnya. Kalau bisa ada tempat mewarnai, dan sebagainya. Mengembangkan bukan hanya akademis tetapi juga kreatifnya," jelasnya.

3. Beri suasana menyenangkan

Mengajarkan anak juga sebaiknya dalam suasana yang menyenangkan agar pelajaran dapat diterima oleh otak anak, ya. Dengan begitu, anak tidak bertambah stres.

"Belajar itu sebenarnya harus menyenangkan agar bisa nyangkut di otak. Jangan buat situasinya semakin stres," jelas Amanda.


(mua/fir)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda