PARENTING
Kisah Bunda Ajak Anaknya Pengidap Autis Lakukan Terapi Alam, Ini Perubahan yang Terlihat
Mutiara Putri | HaiBunda
Selasa, 29 Aug 2023 20:06 WIBSeorang Bunda bernama San Nio memiliki seorang putra yang mengidap autisme. San Nio pun kerap mengajak sang anak untuk naik gunung sebagai bentuk terapi alam.
Ia adalah Rio Cuanda, bocah 11 tahun yang sudah mulai memperlihatkan tanda-tanda autisme sejak bayi. Ketika diwawancarai HaiBunda beberapa waktu lalu, Bunda San mengungkap saat bayi Rio tidak memiliki kontak mata, tidak mau digendong, hingga tidak menengok kala dipanggil.
"(Tanda yang terlihat) Tidak adanya kontak mata. Dari bayi tidak pernah bermain permainan cilukba. Tidak mau digendong atau dipeluk erat. Suka menjejerkan benda menjadi panjang," ungkapnya.
"Tidak menengok ketika dipanggil (juga) tidak ada sosialisasi baik dengan teman sebaya maupun orang tua. Asyik dengan dunianya sendiri," sambung Bunda San.
Terapi alam untuk anak autisme
Bunda San kemudian berkonsultasi kepada psikolog dan mencari tahu terapi yang tepat untuk sang anak. Psikolog pun merekomendasikan untuk melakukan terapi alam atau hiking.
"Terapi alam (hiking) direkomendasikan oleh psikolog anak kami dan kebetulan dapat info dari teman sesama yang punya anak berkebutuhan khusus tentang komunitas hiking untuk anak berkebutuhan khusus yang sekarang sudah tidak aktif," ujarnya.
Bunda San sudah mengajak Rio melakukan terapi alam ini sejak Desember tahun 2018. Kala itu, Si Kecil belum genap berusia 7 tahun, Bunda.
Meski begitu, sebelumnya Bunda San telah membawa Rio untuk melakukan berbagai macam terapi. Misalnya saja terapi okupasi hingga terapi perilaku.
"Ada (ikut terapi lain). Sebelumnya terapi okupasi, terapi wicara, terapi sensory, dan terapi perilaku," ungkap Bunda yang hobi melakukan senam aerobik ini.
Perubahan yang terlihat setelah terapi alam
Usai melakukan terapi alam, San mengaku sang anak mulai memperlihatkan berbagai macam perubahan. Kini, Rio sudah lebih peka terhadap lingkungannya. Karena itu, San pun memutuskan untuk menjadikan terapi ini sebagai rutinitas.
"Memasuki minggu keenam semenjak hiking ke bukit dan curug di daerah Bogor yang kami lakukan rutin satu minggu sekali. Saat itu ia sudah lebih aware dengan lingkungannya (mulai bisa mencari keberadaan ibunya)," ceritanya.
"Perkembangan itu membuat kami yakin kalau hiking tersebut memberikan manfaat yang besar, sehingga kami rutin lakukan setiap minggu dan kadang dua kali dalam seminggu selama hampir dua tahun (sampai Oktober 2020) dan kami lanjutkan hiking ke gunung-gunung sekitar pulau Jawa," sambungnya.
Bunda juga ingin mengajak Si Kecil terapi alam? Bunda San membagikan beberapa tips dan saran yang bisa diperhatikan saat terapi, nih. Simak selengkapnya pada laman berikutnya, ya.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(mua/fir)
AJARI ANAK CARA BERADAPTASI