
parenting
Mengenal Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK) pada Bayi Baru Lahir, Bunda Perlu Tahu
HaiBunda
Rabu, 20 Sep 2023 21:15 WIB

Kelahiran Si Kecil tentu menjadi momen mengharukan bagi setiap keluarga. Kendati demikian, jangan lupa untuk segera melakukan SHK atau Skrining Hipotiroid Kongenital pada bayi baru lahir, ya.
Dikutip dari laman Kemenkes RI, penyakit hipotiroid kongenital sendiri merupakan kondisi di mana fungsi kelenjar tiroid pada bayi menurun atau berkurang, tetapi bukan merupakan penyakit bawaan.Â
Secara umum bayi tidak menunjukkan adanya gejala penyakit hipotiroid kongenital, maka dari itu setiap bayi yang baru lahir perlu mengikuti skrining.
Sesuai namanya, ini merupakan skrining atau uji saring dengan pengambilan sampel darah pada tumit bayi yang baru lahir. Skrining ini dilakukan untuk mengelompokkan bayi yang mengalami Hipotiroid Kongenital (HK) dan bayi yang bukan, sehingga bayi mendapatkan penanganan secara cepat.
Diharapkan intervensi dini tidak akan memberikan dampak yang cukup serius terhadap tumbuh kembang bayi. Lalu apa penyebab hipotiroid kongenital pada bayi?
Penyebab hipotiroid kongenital
Dikutip dari American Thryroid Association, ada beberapa penyebab umum hipotiroid kongenital, Bunda. Misalnya:
- Kelenjar tiroid di lokasi abnormal
- Kelenjar tiroid yang kurang berkembang
- Kelenjar tiroid yang hilang
Sementara itu, penyebab hipotiroid kongenital yang kurang umum adalah antibodi penghambat tiroid yang diturunkan dari Bunda ke anak selama masa kehamilan.
Tak hanya itu, obat-obatan yang diminum Bunda selama hamil juga bisa menjadi penyebab yang tidak umum. Obat yang paling umum digunakan adalah obat anti-tiroid untuk pengobatan penyakit Graves (hipertiroidisme).
Penyebab tak umum lainnya adalah bayi tidak dapat membuat sinyal dari otak untuk memberitahu tiroid agar bekerja. Sinyal ini disebut hormon perangsang tiroid.
Dampak penyakit hipotiroid kongenital
Dampak penyakit hipotiroid kongenital dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat permanen. Pemeriksaan juga sudah terlambat jika bayi sudah menunjukkan gejala seperti:
- Tubuh cebol atau pendek
- Lidah besar
- Bibir tebal
- Hidung pesek
- Pusar menonjol
- Kesulitan bicara
- Keterbelakangan mental
Melihat kondisi tersebut, maka penting bagi kita semua untuk bisa segera melakukan SHK sedini mungkin terutama pada 48 sampai 72 jam pertama kehidupan.Â
Skrining ini dapat dilakukan di fasilitas kesehatan pemberi layanan KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) terdekat. Cari tahu tentang prosedur pelaksanaan dan pengobatan skrining pada Si Kecil di halaman selanjutnya, yuk.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
BAGAIMANA PROSEDUR PELAKSANAAN DAN PENGOBATAN SHK?
Ilustrasi Mengenal Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK) pada Bayi Baru Lahir/Foto: Getty Images/JaCZhou
Prosedur skrining hipotiroid kongenitalÂ
Sedikit darah bayi diteteskan di atas kertas saring khusus, dikeringkan, kemudian dikirim ke laboratorium. Selanjutnya di laboratorim, kadar hormon TSH diukur dan hasilnya dapat diketahui dalam waktu kurang dari seminggu. Bila hasil tes tidak normal, bayi biasanya akan diperiksa oleh tim konsultan program skrining bayi baru lahir.Â
Sejak pertengahan 2022, Kementerian Kesehatan meluncurkan ulang (relaunching) program Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK) bayi baru lahir di seluruh fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia.
Dengan pencanangan tersebut, ke depannya pemeriksaan SHK atau pemeriksaan kekurangan hormon tiroid bawaan wajib dilakukan kepada semua bayi baru lahir.
Pengobatan hipotiroid kongenital bayi baru lahir
Bayi yang sudah ditetapkan memiliki masalah HK, segera diberi pengobatan dengan pengganti hormon tiroid yaitu berupa tablet tiroksin. Dikutip dari laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), obat ini bisa digerus kemudian dicampur ASI atau air diberikan satu kali sehari.Â
Selama obat diberikan dengan takaran yang benar secara teratur, anak dengan hipotiroid akan memperlihatkan pertumbuhan dan perkembangan seperti anak normal bisa sekolah dan bekerja.
Demikian ulasan tentang skrining hipotiroid kongenital. Kesimpulannya, skrining ini dilakukan bertujuan untuk mendeteksi kelainan sedini mungkin guna mencegah kerusakan otak yang permanen dengan memberikan pengobatan sebelum anak berusia 1 bulan. Selama obat diberikan dengan takaran yang benar secara teratur, anak dengan hipotiroid akan memperlihatkan pertumbuhan dan perkembangan pesat.Â
Simak juga video risiko bayi tidur miring:
ARTIKEL TERKAIT

Parenting
7 Hal Unik Tentang Bayi Baru Lahir, Bunda Perlu Tahu

Parenting
Perkembangan Bayi 1 Bulan, Sudah Bisa Tersenyum Bun

Parenting
Bolehkah Bayi 3 Bulan Minum Air Putih?

Parenting
6 Cara Merawat Gigi Bayi 6-12 Bulan, Bunda Perlu Tahu

Parenting
Yuk, Simak Saran Dokter Sebelum Memijat Bayi


7 Foto
Parenting
7 Potret Ayah Artis Bantu Mandikan Bayi Baru Lahir hingga Ganti Popok
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda