Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

9 Ciri-Ciri Tantrum pada Anak yang Perlu Dibawa ke Psikolog, Perhatikan Ini Bun

Mutiara Putri   |   HaiBunda

Senin, 02 Oct 2023 08:05 WIB

Ilustrasi anak tantrum atau menangis
Ilustrasi Ciri Anak Tantrum/Foto: Getty Images/iStockphoto/M-image
Jakarta -

Tantrum merupakan salah satu kondisi yang kerap terjadi pada anak-anak. Namun, seperti apa ciri tantrum yang perlu dibawa ke psikolog untuk mendapat penanganan lebih lanjut?

Tantrum dapat diartikan sebagai keadaan di mana anak mengalami ledakan kemarahan dan frustrasi yang tidak direncanakan, Bunda. Ketika mengalami tantrum, Si Kecil biasanya bertingkah, mengganggu, dan menunjukkan perilaku yang tidak menyenangkan.

Psikolog klinis, Danang Baskoro, M.Psi., Psikolog, mengungkapkan bahwa tantrum adalah perkembangan anak yang normal. Sayangnya, dalam beberapa kasus, tantrum pada anak dapat menjadi tanda masalah yang lebih serius dan memerlukan perhatian dari seorang psikolog.

"Tantrum adalah bagian dari perkembangan anak yang normal, terutama pada anak-anak yang masih sangat muda," ujar Danang pada HaiBunda saat dihubungi melalui WhatsApp, belum lama ini.

"Namun, dalam beberapa kasus, ciri-ciri tantrum dapat menjadi tanda-tanda masalah yang lebih serius yang memerlukan perhatian dari seorang psikolog atau profesional kesehatan mental," lanjutnya.

Ciri-ciri tantrum pada anak yang perlu dibawa ke psikolog

Psikolog Danang menjelaskan terdapat beberapa ciri anak tantrum yang perlu diwaspadai dan segera dibawa ke psikolog. Berikut ini Bubun bantu rangkumkan deretannya:

1. Intensitas luar biasa

Jika anak tantrum dengan sangat intens, mereka perlu segera dibawa ke psikolog, Bunda. Ciri-cirinya pun bisa dengan teriakan yang keras, kemarahan yang hebat, hingga perilaku yang sangat merusak.

"Jika tantrum anak sangat intens, dengan teriakan yang keras, kemarahan yang hebat, atau perilaku yang sangat merusak, ini bisa menjadi tanda masalah yang lebih serius," ungkap Danang.

2. Durasi panjang

Jika tantrum berlangsung dalam waktu yang sangat lama yakni lebih dari 30 menit atau bahkan berjam-jam, ini bisa menandakan anak memiliki kondisi serius. Karena itu, Bunda bisa membawa mereka ke ahli untuk mendapat penanganan yang sesuai dengan kondisinya.

3. Frekuensi tinggi

Danang mengungkapkan tantrum pada anak yang perlu diwaspadai adalah ketika terjadi selama beberapa kali dalam sehari. Ini bisa menjadi masalah yang serius.

"Jika anak sering mengalami tantrum, bahkan beberapa kali sehari, ini bisa menjadi indikasi masalah yang lebih dalam," ungkapnya.

4. Kerusakan fisik

Kerusakan fisik yang merugikan diri sendiri atau orang lain bisa menjadi tanda bahwa tantrum anak perlu diwaspadai. Anak mungkin saja merusak benda-benda atau mencoba melukai dirinya sendiri atau orang lain ketika tantrum.

"Jika anak merusak benda-benda atau mencoba melukai diri sendiri atau orang lain selama tantrum, ini adalah tanda bahaya dan perlu segera diatasi," ujar Danang.

5. Kehilangan kontrol yang ekstrem

Jika anak kehilangan kendali selama tantrum, sulit didiamkan, atau bahkan tidak merespon upaya untuk menenangkannya, ini bisa menjadi tanda yang perlu diatasi. Karena itu, Bunda bisa coba berkonsultasi dengan psikolog.

6. Perilaku yang berbeda dari temannya

Anak yang tantrum umumnya berteriak, menangis, dan melakukan perilaku lainnya. Jika perilaku tantrum anak berbeda dengan anak-anak seumurannya, bisa jadi perkembangan Si Kecil tidak normal dan perlu diperhatikan lebih jauh.

"Jika perilaku tantrum anak sangat jauh berbeda dari anak-anak seumurannya dan tampaknya tidak sesuai dengan perkembangan normal, perhatian lebih lanjut diperlukan," papar Danang.

7. Tantrum yang berkaitan dengan trauma

Jika anak mengalami tantrum yang berkaitan dengan pengalaman traumatis atau kejadian khusus, Bunda perlu membawa mereka ke psikolog. Beberapa peristiwa yang mungkin menjadi pemicu adalah kematian, perceraian, dan sebagainya.

"Ini bisa menjadi tanda bahwa anak memerlukan dukungan tambahan untuk mengatasi trauma atau stres tersebut," ungkap psikolog yang berpraktik di RSJ Menur Surabaya ini.

8. Gangguan fungsi sosial atau akademik

Menurut Danang, jika tantrum anak sudah mengganggu kemampuannya untuk berinteraksi dengan teman sebayanya, itu tandanya mereka mengalami kondisi yang perlu di dalami, Bunda. Terlebih jika tantrum ini sudah mengganggu akademiknya di sekolah.

"Jika tantrum anak mengganggu kemampuannya untuk berinteraksi dengan teman sebaya atau mengikuti sekolah dengan baik, ini perlu menjadi perhatian," imbuh Danang.

9. Ketidakmampuan orang tua untuk mengelola tantrum

Bunda dan Ayah umumnya memiliki cara tersendiri untuk mengatasi tantrum pada anak. Jika orang tua atau pengasuh merasa kesulitan dan tidak mampu mengelola tantrum anak, itu tandanya Bunda membutuhkan bantuan dari ahli.

"Jika orang tua atau pengasuh merasa sangat kesulitan dalam mengatasi tantrum anak dan tidak mampu memberikan bantuan yang efektif, ini bisa menjadi indikasi bahwa dukungan profesional diperlukan," ucap Danang.

Bunda sudah memahami ciri tantrum anak yang perlu segera dibawa ke psikolog? Semoga informasinya bermanfaat, ya.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(mua/fir)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda