Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

11 Cara Cerdas Menghadapi Anak Tantrum, Jangan Panik & Kenali Penyebabnya

Asri Ediyati   |   HaiBunda

Kamis, 11 May 2023 04:00 WIB

Sad Asian girl being consoled by her mother at home.
Ilustrasi. Foto: Getty Images/iStockphoto/Drazen Zigic

Tantrum adalah ketika seorang anak kehilangan kendali atas emosinya. Hal tersebut normal karena anak-anak merasa sulit untuk mengekspresikan diri di usianya yang masih dini. Mereka belum memiliki kata-kata untuk mengungkapkan apa yang mereka rasakan.

Baik itu kemarahan, ketidakpuasan, kecemburuan, frustrasi, mereka belum memiliki kata-kata untuk mengungkapkan emosi ini. Mereka mungkin mengamuk, berteriak, menendang, menginjak kaki, membanting pintu, jatuh, menjatuhkan diri ke lantai, dan lain-lain. Beberapa anak juga menahan napas, dan beberapa menjadi sangat agresif dan mulai untuk memukul dan mendorong.

Lauren Crosby, M.D., F.A.A.P, mengatakan terlepas dari istilah terrible two, tantrum dapat dimulai sejak usia 12 bulan dan berlanjut hingga usia 3 atau 4 tahun, meskipun hal itu paling sering terjadi selama tahun kedua atau ketiga anak.

Penyebab Anak Tantrum

Dilansir What to Expect, menurut Crosby, balita tantrum memiliki sejumlah penyebab. Anak mungkin mengamuk karena dia merasa:

  • Frustrasi dengan kemampuannya sendiri yang terbatas untuk mengungkapkan perasaannya dan berkomunikasi dengan kata-kata
  • Lapar, lelah, terlalu bersemangat atau bosan
  • Kebutuhan untuk menegaskan independensi
  • Kurangnya kontrol

Cara Cerdas Hadapi Anak Tantrum

Menurut American Academy of Pediatrics (AAP), orang tua yang bereaksi dengan tenang dan konsisten terhadap tantrum balita membantu anak mereka memahami di mana batasannya, yang dapat membantu anak merasa lebih terlindungi dan terkendali. Berikut cara cerdas menghadapi anak tantrum, dikutip dari Parents:

1. Tangani dengan segera

Apakah anak tantrum menjadi agresif, memukul, menendang, menggigit, atau melempar barang? Coba Bunda hentikan mereka segera dan singkirkan mereka dari situasi tersebut. Jelaskan bahwa marah-marah dan menangis itu boleh, sementara menyakiti orang lain atau diri sendiri itu tidak boleh.

2. Menahan diri untuk tidak berteriak

Ingat, anak akan mengikuti arahan Bunda dalam menangani kemarahan mereka. Jika Bunda berteriak, mereka akan menyamakan volume Bunda karena, jauh di lubuk hati, mereka ingin terlibat dan terhubung dengan Bunda.

Coba berfokus pada frustrasi atau sedih yang mereka alami saat tantrum itu jauh lebih membantu Bunda tetap tenang di tengah kekacauan.

3. Biarkan anak marah

Salah satu cara untuk mengatasi anak tantrum, biarkan Si Kecil merasakan emosinya, kemudian divalidasi oleh Bunda. Namun, pastikan saja tidak ada yang tersakiti baik orang lain maupun dirinya sendiri ya, Bunda.

"Terkadang seorang anak hanya perlu melampiaskan amarahnya. Jadi biarkan saja!" kata Linda Pearson, R.N., seorang praktisi perawat keluarga yang berbasis di Denver dan penulis The Discipline Miracle.

"Saya sangat percaya pada pendekatan ini karena ini membantu anak-anak belajar bagaimana melampiaskan dengan cara yang tidak merusak. Mereka bisa mengeluarkan perasaan mereka, menenangkan diri, dan mendapatkan kembali kontrol diri, tanpa terlibat dalam teriakan. pertandingan atau pertarungan keinginan denganmu," lanjutnya.

4. Gunakan perintah singkat

Tantrum sering dapat dihindari dengan perintah yang singkat, sederhana, dan to the point. Semakin spesifik mereka, semakin baik. Jika balita terjebak dalam suasana hati yang buruk, beri mereka ide yang jelas tentang apa yang ingin mereka lakukan.

5. Beri mereka pelukan

Selain menemani Si Kecil saat sedang tantrum, Bunda juga dapat menawarkan ingin menenangkannya dengan cara seperti apa. Misalnya saja memberikan pelukan hangat untuk anak.

"Ini mungkin terasa seperti hal terakhir yang ingin Anda lakukan ketika anak Anda tantrum, tetapi ini benar-benar dapat membantu mereka tenang," kata Ray Levy, Ph.D., seorang psikolog klinis yang berbasis di Dallas.

"Saya berbicara tentang pelukan yang erat dan erat, bukan pelukan yang sangat menyenangkan. Dan jangan mengatakan sepatah kata pun saat Anda melakukannya sekali lagi, Anda hanya akan terlibat dalam pertarungan keinginan yang sia-sia. Pelukan membuat anak-anak merasa aman dan beri tahu mereka bahwa Anda peduli dengan mereka, bahkan jika Anda tidak setuju dengan perilaku mereka," sambungnya.

Baca cara lainnya menghadapi anak tantrum di halaman berikutnya ya, Bunda.

Bunda ingin membeli produk kesehatan dan kebutuhan untuk anak. Langsung aja yuk, Bun klik di sini.

Simak juga apakah tantrum termasuk gejala stres pada anak? saksikan penjelasan psikolog dalam video ini:

[Gambas:Video Haibunda]




CARA CERDAS MENGHADAPI ANAK TANTRUM

Ilustrasi anak tantrum

Foto: Getty Images/iStockphoto/Antonio_Diaz

6. Bantu hilangkan frustrasi

Apakah pernah balita menjerit dan menangis karena hal sepele seperti tidak bisa memakai sepatu? Bantu mereka menguasai tugas itu sehingga mereka bisa merasakan pencapaian dan tantrum tak terulang kembali.

7. Pindah tempat

Jika anak tantrum di depan umum, angkat dan bawa dengan tenang ke tempat yang aman. Bawa mereka ke mobil atau toilet umum, di mana mereka bisa meluapkan emosinya.

Begitu Bunda berada di sana, jelaskan posisi Bunda dengan lembut, dan tetap tenang. Terkadang hanya menyentuh atau membelai seorang anak dapat menenangkan mereka.

Banner Efek Samping Daun Kelor

8. Mintalah 'bantuan' dari anak itu sendiri

Misalnya, sebelum Bunda mengajak anak belanja bahan makanan, pastikan mereka sudah makan dan tidur dengan nyenyak. Bawa mainan interaktif atau buku ke dalam mobil, lalu minta mereka memilih barang yang akan dibeli di toko.

Bunda bahkan mungkin menyimpan kertas dan pena untuk menuliskan item yang mereka inginkan.

9. Beri brief terlebih dahulu

Balita tidak suka kejutan. Misalnya, Bunda tanpa pamit atau izin meninggalkannya bersama sang Ayah di rumah. Hal ini jelas akan membuat Si Kecil tantrum.

Beda halnya jika mereka diberitahukan terlebih dahulu tentang apa yang ingin Bunda lakukan dan berpamitan dengannya. Mereka akan terhibur dengan mengetahui apa yang akan terjadi selanjutnya.

10. Move one

Banyak anak tampaknya selesai tantrum dengan cepat dan tidak dapat dijelaskan penyebabnya pada awalnya. Setelah itu berakhir, temui anak, peluk dan cium mereka, beri tahu mereka bahwa Bunda mencintai mereka, dan move on.

Berdiam diri dalam tantrum hanya membuat mereka merasa tidak enak dan bahkan dapat menyebabkan tantrum dimulai lagi.

11. Jangan diambil hati

Jangan biarkan diri Bunda merasa bersalah atau lepas kendali karena anak mengalami tantrum. Meskipun memiliki balita yang berteriak, 'Aku benci Bunda' bisa menyakitkan, penting untuk diingat bahwa tindakan anak tidak terlalu ditujukan kepada Bunda karena itu menunjukkan rasa frustrasinya sendiri.

Tantrum berlalu dan semua itu akan segera menjadi kenangan bagi balita. Pastikan Bunda juga tidak menahan mereka meluapkan emosi.

Semoga informasinya bermanfaatnya ya, Bunda.


(fir/fir)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda