PARENTING
Ini Alasan Bayi Bisa Merasakan saat Bunda Stres dan Sedih
Asri Ediyati | HaiBunda
Rabu, 10 Jan 2024 21:30 WIBTak banyak orang tua menyadari bahwa bayi yang masih sangat kecil ternyata bisa merasakan emosi di sekitarnya, terutama yang dirasakan ibunya. Bayi mungkin belum bisa menyampaikan emosi yang kompleks, namun mereka masih bisa merasakan apa yang dirasakan Bunda, setidaknya saat menghadapi stres.
Hal tersebut diungkap dalam sebuah penelitian. Peneliti studi Sara Waters, dari New York University, mengatakan bahwa bayi mungkin tidak dapat memberi tahu bahwa orang tuanya tampak stres atau menanyakan apa yang salah. Namun penelitian menunjukkan, saat bayi berada dalam pelukan, ia dapat menangkap respons tubuh yang menyertai keadaan emosi dan mulai merasakan emosi negatif tersebut di tubuhnya.
Mengutip Huffington Post, Waters bekerja dengan para peneliti di Universitas California, San Francisco, dalam studi Ilmu Psikologi. Studi meneliti emosi dan detak jantung pada bayi yang ibunya mengalami stres karena menjalani tugas. Penelitian ini melibatkan 69 ibu dan bayi berusia 12 hingga 14 bulan, yang semuanya dilengkapi sensor kardiovaskular untuk mencatat detak jantung.
Para peneliti memisahkan ibu dan bayi, sehingga para ibu dapat bercerita selama lima menit dan melakukan sesi tanya jawab selama lima menit. Evaluator ditugaskan untuk meninjau setiap cerita dan sesi tanya jawab, memberikan umpan balik positif, negatif, atau tidak sama sekali.
Para Bunda yang menerima umpan balik negatif memiliki lebih banyak emosi negatif dan lebih sedikit emosi positif. Dari hasil, mereka juga mengalami peningkatan stres jantung.
Kemudian, peneliti mempertemukan kembali para ibu dengan bayinya. Dalam beberapa menit setelah kembali ke ibunya, bayi-bayi tersebut tampaknya melacak respons stres dengan meningkatnya detak jantung. Semakin besar stres yang dirasakan sang Bunda, semakin besar pula respons bayi tersebut.
Sementara itu, penelitian lain yang diterbitkan dalam jurnal Infant Behavior and Development mengungkapkan bahwa bayi bisa merespons emosional orang tuanya. Penelitian ini mengajukan dua skenario pada 71 bayi yang semuanya berusia sekitar 18 bulan.
Separuh dari bayi-bayi tersebut melihat peneliti atau pengamat (dalam skenarionya) tampak sedih dan kecewa setelah seseorang mengambil mainannya dari tangannya. Tapi, ada juga yang terlihat tenang. Penelitian ini merekam reaksi anak-anak tersebut.
Hasilnya, separuh dari kelompok bayi yang melihat orang yang bersedih juga menunjukkan kesedihan secara fisik. Mereka juga menunjukkan kekhawatiran dibandingkan separuh kelompok lainnya.
"Jika dia bertingkah sedih, bayi-bayi itu akan memberinya mainan. Jika dia tidak dapat meraih suatu benda, semua bayi berempati dan 'sama bersedianya' untuk membantunya meraih benda tersebut," ujar peneliti Sabrina Chiarella, dikutip dari The Bump.
“Kami melihat di sini bahwa bayi membuat hubungan antara peristiwa yang terjadi dan emosinya, Mereka bisa menyimpulkan emosi apa yang seharusnya, berdasarkan kejadian yang terjadi,” sambungnya.
Hasil penelitian di atas bisa menyadarkan orang tua tentang emosi anak yang sebenarnya dapat dipengaruhi lingkungan sekitarnya. Lantas, bagaimana sebaiknya orang tua mengelola emosi ketika berhadapan dengan anak?
Baca di halaman berikutnya ya!
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(aci/ank)
CARA MENGELOLA EMOSI DI DEPAN BAYI