PARENTING
10 Cara Mendidik Anak yang Berperilaku Kasar dan Pemarah, Jangan Pakai Emosi Bun!
Asri Ediyati | HaiBunda
Senin, 18 Mar 2024 18:50 WIBPerilaku kasar dan pemarah pada anak biasanya terjadi karena mereka belum bisa belajar memecahkan masalah. Anak yang mudah marah juga belum dapat mengungkapkan rasa frustrasinya dengan cara yang tepat.
Penting untuk mengatasi perilaku tersebut sebelum berubah menjadi lebih buruk. Mengutip laman Very Well Family, sebuah studi pada tahun 2015 yang dilakukan oleh para peneliti di Universitas Virginia menemukan bahwa anak-anak yang berperilaku kasar dan tidak sopan cenderung tumbuh menjadi orang dewasa yang kasar.
Sebaiknya jangan pernah memaklumi dan mengatakan, 'Namanya juga anak-anak'. Justru mengabaikannya tidak akan membantu anak. Mereka perlu belajar bagaimana memperlakukan orang lain dengan hormat, sehingga dapat mengembangkan hubungan yang sehat dengan teman sebaya, anggota keluarga, dan orang lain di sekitar.
Mendidik anak yang berperilaku kasar dan pemarah
Ada beberapa cara untuk mendidik anak yang seringkali berperilaku kasar dan pemarah. Berikut caranya, seperti dikutip dari beberapa sumber:
1. Temukan akar penyebabnya
Coba lihat lebih akar penyebabnya, Bunda. Perilaku adalah komunikasi, dan perilaku kasar mungkin merupakan cara anak memberi tahu kita bahwa ada sesuatu yang salah.
Mungkin saja anak menginginkan lebih banyak waktu dan perhatian. Jika kebutuhan anak akan perhatian menjadi alasan di balik perilaku buruk, Bunda mungkin dapat memperbaikinya dengan mencari cara untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Misalnya, meluangkan lebih banyak waktu dengan Si Kecil atau menemaninya saat bermain.
2. Abaikan perilaku mencari perhatian
Jika anak berperilaku kasar, tapi ternyata maksud mereka adalah mencari perhatian, maka cobalah sesekali abaikan atau tidak terlalu berlebihan memberikan perhatian.
Hindari juga berdebat panjang lebar mengenai perilaku kasar tersebut dengan anak. Sebaliknya, berikan peringatan tentang apa yang akan terjadi bila mereka berbuat kasar.
3. Gunakan pernyataan 'saat atau lalu'
Daripada memberi tahu anak apa yang tidak boleh mereka lakukan, beri tahu bagaimana mereka bisa mendapatkan hak istimewa. Menggunakan pernyataan 'saat atau lalu' dapat membingkai permintaan dengan cara yang positif.
Gunakan pernyataan ini untuk memberi tahu anak apa yang akan terjadi setelah mereka memilih untuk mengubah perilakunya. Misalnya, "Saat kamu merendahkan suaramu dan berbicara dengan tenang, Bunda akan menjawabmu."
Bunda juga perlu mengajarkan ke anak bahwa perilaku sopan dan baik hati akan membuahkan hasil yang positif. Ini akan memberi anak kesempatan untuk mengubah perilakunya. Tetapi, pastikan Bunda benar-benar siap menghadapi konsekuensi negatifnya. Selain itu, hindari mengulang peringatan berulang kali karena itu hanya akan membuat anak enggan mendengarkan.
4. Memberikan konsekuensi langsung
Sebagian besar perilaku tidak sopan harus diatasi dengan memberikan konsekuensi langsung. Pertimbangkan usia anak dan dampak buruknya saat menentukan konsekuensi ya.
Bunda dapat meminta Si Kecil untuk tenang di sudut rumah sebagai bagian dari konsekuensi yang efektif. Misalnya, jika anak berusia 6 tahun berteriak di depan Bunda saat sedang marah, maka segera jelaskan mengapa perilaku tersebut tidak pantas dan beri mereka kesempatan untuk memperbaikinya.
5. Gunakan restitusi
Bila anak atau remaja berperilaku tidak kasar, restitusi mungkin diperlukan untuk mencegah hal serupa terjadi lagi. Restitusi adalah melakukan sesuatu yang baik terhadap korban atau melakukan perbaikan atas kerusakan yang telah terjadi.
Ajari anak bahwa mengatakan 'Saya minta maaf' tidak selalu menyelesaikan masalah. Restitusi membantu mereka mengambil tanggung jawab atas perilaku kasar sekaligus berupaya memperbaiki hubungan.
6. Minta anak mengulangi ucapannya
Jika Bunda ingin anak belajar bertindak penuh hormat, maka beri mereka kesempatan untuk berlatih. Katakanlah anak yang berusia 10 tahun berkata, "Bawa aku ke rumah temanku sekarang juga!".
Sebelum memulai ceramah tentang berbicara dengan hormat, Bunda dapat mengatakan, "Oh! Bisa ulangi lagi perkataanmu?". Hal tersebut dapat memberi anak kesempatan untuk menurunkan nada bicaranya, dan menggunakan keterampilan berpikirnya untuk mengidentifikasi pilihan kata yang lebih baik.
Untuk anak yang lebih kecil, Bunda bisa mengatakan sesuatu seperti, "Bunda tidak bisa mendengarmu! Bunda cuma bisa mendengar suara baikmu."
7. Selalu ingatkan anak
Anak-anak masih belajar dan Bunda juga dapat menggunakan pengingat sewaktu-waktu. Terkadang, cara terbaik untuk menanggapi sikap kasar adalah mengingatkan dengan tenang namun tegas.
Jangan lelah untuk mengingatkan anak untuk berprilaku baik. Harapannya agar anak dapat berbicara dan bertindak juga dengan baik.
8. Bersikaplah konsisten dan tindak lanjuti
Dilansir Medicine Net, untuk mengatasi anak yang kadar dan pemarah, Bunda sebaiknya selalu konsisten dalam menindak lanjuti penegakan aturan dan konsekuensi. Jika kita hanya sesekali menghukum mereka karena perilaku tidak sopan yang sama, maka nak akan segera mengetahui bahwa mereka bisa saja lolos dari tindakan tertentu dan mungkin tidak menganggap serius peringatan orang tuanya.
Namun, bukan berarti Bunda harus bersikap terlalu kasar atau agresif terhadap anak saat ia berperilaku buruk. Pastikan saja anak jera untuk melakukannya dengan peringatan atau konsekuensi yang sudah disepakati.
9. Berikan contoh perilaku yang baik
Anak akan meniru orang tuanya, disadari atau tidak. Jadi, penting untuk mencontohkan perilaku hormat dan keterampilan memecahkan masalah yang ingin anak kembangkan.
Berikan contoh yang baik untuk anak dengan memperlakukan orang lain dengan hormat. Anak akan mengambil isyarat dari perilaku dan belajar bagaimana berinteraksi dengan dunia seperti yang orang tuanya lakukan.
10. Peluk anak
Kita semua memiliki momen buruk. Konsekuensi berat atas perilaku yang kasar terkadang hanya bisa menyulut api emosi. Mengingat bahwa disiplin berarti 'mengajar', maka tunjukkan pada anak seperti apa perilaku yang penuh kasih sayang dan baik hati. Caranya dengan memberikan pelukan atau cara lain untuk menunjukkan kasih sayang.
Cara tersebut tidak berarti bahwa orang tua tidak dapat menetapkan batasan atau membiarkan perilaku tersebut berlalu begitu saja. Orang tua dapat melanjutkan dengan percakapan tentang mengapa penting untuk bersikap hormat. Banyak anak akan lebih terbuka untuk mendengarkan setelah mereka merasa yakin bahwa orang tuanya akan memberi mereka kasih sayang tanpa syarat.
Demikian 10 cara mendidik anak yang berperilaku kasar dan pemarah. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(aci/ank)