PARENTING
DBD Semakin Meningkat di Indonesia, Simak 3 Pencegahannya Menurut Dokter
Alysa Audriani | HaiBunda
Rabu, 17 Apr 2024 19:10 WIBDemam Berdarah Dengue (DBD) masih banyak menyerang beberapa wilayah di Indonesia hingga April ini. Seiring dengan kasus DBD yang meningkat, juga menyumbang angka kematian yang tinggi beberapa waktu terakhir.
Pada umumnya, penyakit DBD biasa hilang dan timbul setiap tiga tahun sekali. Namun, karena penyakit ini sangat berkaitan dengan perubahan cuaca, kini kasus DBD kembali marak di Indonesia dalam jangka waktu yang lebih cepat sebagai dampak dari cuaca saat yang sering tidak menentu.
DBD bisa menyerang segala usia, mulai anak usia 6 tahun, hingga orang dewasa berusia 45 tahun, seseorang bisa terkena penyakit DBD, Bunda. Tak hanya itu, tidak menutup kemungkinan bahwa seseorang yang pernah terkena DBD sebelumnya dapat terkena lagi ke depannya.
Penyakit yang diakibatkan gigitan nyamuk Aedes Aegypti ini tak boleh dianggap remeh. Bila tidak berhati-hati, penyakit DBD ini dapat membuat kondisi pasien semakin buruk. Bahkan, dapat berujung kematian bila tidak segera ditangani.
Meskipun tenaga medis sudah melakukan berbagai upaya untuk memberantas penyakit tersebut, diperlukan juga kesadaran diri masyarakat akan bahaya dari penyakit yang datang dari nyamuk Aedes Aegypti ini.
Menurut dr. Ngabila Salama, MKM, Kepala Seksi Pelayanan Medik dan Keperawatan di RSUD Tamansari Jakarta, hal terpenting bagi masyarakat untuk melawan DBD adalah melakukan tindakan preventif.
Lantas, apa saja tindakan preventif yang dapat dilakukan oleh masyarakat agar tak terkena DBD? Berikut adalah rinciannya.
Cara mencegah penyakit Demam Berdarah Dengue
Simak ulasannya berikut ini:
1. Lakukan Gerakan 3M
Bunda, salah satu upaya pencegahan penyakit DBD yang umum direkomendasikan oleh para tenaga medis adalah melakukan gerakan 3M, yakni menguras, menutup, dan mendaur ulang.
Agar terhindar dari DBD, masyarakat sebaiknya lebih rajin dalam menguras tempat yang menampung air, contohnya yakni bak mandi dan toren. Sebab, terdapat kemungkinan jentik nyamuk tumbuh di dalam air tersebut bila dibiarkan.
Tidak hanya itu, Bunda juga perlu ingat untuk selalu menutup tempat penampungan air tersebut, ya. Hal ini dilakukan agar nyamuk tidak berkembangbiak di dalam air.
Perlu Bunda ketahui bahwa penting bagi kita untuk juga melakukan daur ulang barang-barang yang berpotensi untuk menimbulkan nyamuk, seperti botol plastik ataupun ban bekas.
Meskipun gerakan 3M ini sudah lama disosialisasikan oleh tenaga kesehatan, ternyata kini perlu tindakan preventif lainnya yang juga harus dilakukan oleh masyarakat.
Apa saja langkah-langkah tersebut? Ketahui jawabannya pada halaman berikutnya ya, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(rap/rap)
LANGKAH PREVENTIF UNTUK PENYAKIT DBD