
parenting
Ketahui Perbedaan Diare dan Disentri pada Bayi, Bunda Perlu Tahu
HaiBunda
Jumat, 26 Jul 2024 17:37 WIB

Bayi belum memiliki sistem imunitas tubuh yang baik sehingga mereka sering terserang penyakit. Salah satu penyakit yang kerap terlihat adalah diare dan disentri.
Walaupun terdengar mirip, pada kenyataannya diare dan disentri adalah hal yang berbeda. Kedua kondisi ini bisa menyerang bayi, anak, remaja, maupun orang dewasa.
Bunda dan Ayah tetap harus mengetahui perbedaan antara diare dan disentri pada bayi. Dengan begitu, Bunda dan Ayah bisa memberikan pengobatan serta penanganan yang tepat sesuai dengan kondisi Si Kecil.
Disentri pada bayi
Merangkum dari laman Cleveland Clinic, disentri merupakan penyakit pencernaan yang menyebabkan diare parah yang mengandung darah atau lendir. Disentri sendiri memiliki dua jenis utama, yakni sebagai berikut:
- Disentri amuba (amoebiasis), disebabkan oleh parasit Entamoeba histolytica (E.histolytica). Namun, ada pula parasit lain yang bisa menyebabkan kondisi ini, yakni Balantidium coli (B.coli) dan strongyloidiasis.
- Disentri basiler, adalah disentri yang disebabkan oleh bakteri. Beberapa bakteri yang umum menyebabkan kondisi ini adalah Shigella, Salmonella, Campylobacter dan Escherichia coli (E.coli).
Disentri basiler adalah disentri yang paling sering terjadi. Jika disentri tidak diobati dengan tepat, tentunya akan berakibat fatal bagi Si Kecil.
Gejala disentri pada bayi
Terdapat beberapa gejala yang mungkin dialami oleh bayi jika terserang disentri. Misalnya saja sebagai berikut:
- Diare mengandung darah atau lendir
- Demam tinggi
- Mual dan muntah
- Keram perut yang menyakitkan
- Jika anak mengalami disentri amuba, mereka bisa saja mengalami penurunan berat badan
Penyebab disentri pada bayi
Umumnya, disentri disebabkan oleh infeksi parasit dan bakteri, Bunda. Bakteri ini umumnya ditularkan ketika kotoran (feses) dari orang yang terinfeksi, masuk ke mulut Si Kecil.
Penularan ini dapat terjadi pada saat Bunda menyiapkan makanan oleh dan tidak mencuci tangan atau memiliki kebersihan yang buruk. Ini juga mungkin terjadi ketika Si Kecil meminum air atau ASI yang sudah terkontaminasi.
Cara mengatasi disentri pada bayi
Melansir dari laman NHS, disentri biasanya akan membaik dengan sendirinya setelah tiga hingga tujuh hari. Karena itu, pengobatan umumnya tidak diperlukan.
Meski begitu, penting untuk mencegah bayi mengalami dehidrasi. Karenanya, jangan lupa untuk memberikan Si Kecil cukup cairan ya, Bunda. Selain itu, berkonsultasilah terlebih dahulu kepada dokter sebelum memberikan obat kepada bayi.
Lantas, apa yang dimaksud dengan diare? Klik baca halaman berikutnya untuk melihat penjelasan selengkapnya.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
PERBEDAAN DISENTRI DAN DIARE
Ilustrasi Anak Sakit/Foto: iStock
Pengertian kondisi diare
Penyakit diare adalah penyebab kematian ketiga pada anak di bawah usia lima tahun, Bunda. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), setiap tahunnya ada anak 443.832 anak yang meninggal karena kondisi ini setiap tahunnya.
Diare didefinisikan sebagai buang air besar yang encer atau cair sebanyak tiga kali atau lebih per harinya. Meski begitu, buang air besar yang encer dan pucat pada bayi yang mendapat ASI tidak termasuk diare.
Diare biasanya merupakan gejala dari adanya infeksi pada saluran usus yang disebabkan oleh berbagai organisme, virus, dan parasit. Infeksi ini menyebar melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi atau dari seseorang ke orang lain karena kebersihan yang buruk.
Penyebab diare
Selain infeksi, ada beberapa hal lain yang dapat menyebabkan diare pada bayi, Bunda. Berikut ini deretannya:
1. Malnutrisi
Anak-anak yang meninggal karena diare seringkali mengidap kekurangan gizi sehingga mereka lebih rentan terkena diare. Diare merupakan penyebab utama gizi buruk pada anak usia di bawah lima tahun.
2. Sumber air terkontaminasi
Ketika sumber air terkontaminasi kotoran manusia seperti limbah, tangki septik, dan jamban, anak akan lebih mudah terkena diare. Selain itu, kotoran hewan juga bisa mengandung mikroorganisme yang menyebabkan diare.
3. Kebersihan yang tidak terjaga
Penyakit diare dapat diperburuk dengan kebersihan diri yang tidak terjaga. Bisa jadi bayi diare karena makanannya tidak disiapkan atau disimpan dengan kondisi yang higienis.
Cara mengatasi diare
Ada beberapa hal yang bisa Bunda lakukan untuk mengatasi diare pada Si Kecil. Berikut ini deretannya menilik dari laman ayosehat.kemkes.go.id:
- Jika usia anak masih di bawah 6 bulan, berikan ASI atau susu formula untuk mengatasi diare dan muntah pada anak.
- Jangan hanya memberikan air mineral pada anak, tapi berikan larutan elektrolit-glukosa yang memiliki kandungan air, garam, dan gula seimbang seperti oralit atau air kelapa agar anak tidak dehidrasi atau kekurangan cairan.
- Berikan juga zinc untuk mengembalikan gizi yang hilang pada anak dan melindunginya dari diare.
- Jika diare pada anak disebabkan oleh bakteri, berikan antibiotik sesuai dengan anjuran dokter.
Ketika anak sudah mulai sehat, jangan lupa berikan vaksinasi rotavirus ya, Bunda.
Demikian perbedaan antara disentri dan diare. Semoga dapat memberikan manfaat, ya.
Saksikan juga video serba-serbi vaksin rotavirus berikut ini:
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Parenting
Pemerintah Berikan Vaksin Rotavirus Gratis untuk Bayi, Ini Syarat Wajibnya Bun

Parenting
5 Buah untuk Menghentikan Diare, Seperti Apa Sih Khasiatnya?

Parenting
Bila Anak Diare, Perlukah Langsung Diberikan Obat?

Parenting
Pisang Sembuhkan Diare pada Bayi, Mitos atau Fakta?

Parenting
Tips Mencegah Bayi Diare


7 Foto
Parenting
7 Potret Unik Photoshoot Newborn Bayi Artis, Pangeran Arab hingga Gadis Salon
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda