
parenting
Campak pada Bayi, Kenali Penyebab, Ciri-ciri, dan Cara Mengobatinya
HaiBunda
Minggu, 25 Aug 2024 11:00 WIB

Campak pada bayi adalah salah satu penyakit menular yang kerap menyerang anak-anak, terutama mereka yang belum mendapatkan imunisasi. Penyakit ini disebabkan oleh virus yang menyebar melalui udara dan dapat menimbulkan berbagai gejala yang cukup mengganggu.
Pada kasus campak di Indonesia, sebanyak 2.161 kasus suspek di antaranya 848 kasus sudah dikonfirmasi laboratorium dan 1.313 kompatibel secara klinis menurut data WHO. Setiap orang tua tentunya perlu mengenali ciri-ciri campak pada bayi agar dapat segera mengambil tindakan yang tepat.
Salah satu ciri-ciri campak pada bayi adalah munculnya ruam merah di seluruh tubuh yang biasanya dimulai dari wajah dan menyebar ke bagian tubuh lainnya. Ruam ini sering disertai dengan demam tinggi, batuk, pilek, dan mata merah.
Agar campak pada bayi cepat keluar, menjaga kebersihan dan memberikan nutrisi yang cukup sangat penting. Pemberian ASI eksklusif juga membantu meningkatkan daya tahan tubuh bayi.
Obat campak pada bayi biasanya diberikan oleh dokter setelah melakukan diagnosis. Obat-obatan yang diberikan dapat berupa antipiretik untuk menurunkan demam, obat batuk, dan antihistamin untuk mengurangi gatal pada ruam.
Pencegahan campak pada bayi dapat dilakukan melalui imunisasi campak. Imunisasi ini biasanya diberikan pada usia 9 bulan dan efektif dalam mencegah infeksi campak. Imunisasi tidak hanya melindungi bayi, tetapi juga membantu mencegah penyebaran virus di masyarakat.
Apa itu campak?
Mengutip laman IDAI, campak atau rubeola merupakan penyakit infeksi menular melalui saluran napas yang disebabkan oleh virus dan sering menyerang anak-anak. Penyakit ini menyebar melalui droplet atau udara dari orang yang terinfeksi.
Parahnya lagi, jika terjadi komplikasi serius pada anak yang daya tahan tubuhnya rendah akan mengalami diare, radang paru, radang otak, kebutaan, gizi buruk, bahkan kematian.
Pentingnya imunisasi campak pada bayi: jadwal, manfaat dan efeknya
Menurut laman Kemenkes, imunisasi campak rubela pada bayi dapat diberikan sejak usia 9 bulan, kemudian dilanjutkan dengan dosis booster saat usia 18 bulan, dan dilanjut saat anak menginjak sekolah dasar pada usia 6-7 tahun.
Manfaat imunisasi campak untuk meningkatkan kekebalan tubuh bayi dan anak, sehingga mampu melawan penyakit campak dengan vaksin tersebut. Selain meningkatkan kekebalan, bayi yang sudah imunisasi dapat mencegah penularan penyakit tersebut. Jadi, imunisasi bermanfaat untuk diri sendiri dan mencegah penyebaran ke orang-orang di sekitarnya seperti dikutip dari laman IDAI.
Setelah imunisasi, tidak ada efek samping yang serius dan sangat jarang terjadi pada Si Kecil. Pastinya Bunda mengkhawatirkan keamanan vaksinasi, termasuk vaksin campak, hal terbaik yang harus dilakukan yaitu tetap mendapat informasi dan selalu memeriksa risiko dan manfaat dari setiap prosedur medis.
Pada dasarnya, Si Kecil akan mengalami demam ringan, ruam merah, bengkak ringan dan nyeri di area suntikan yang merupakan reaksi normal. Selepas itu, reaksi tersebut akan menghilang dalam 2-3 hari.
Ciri-ciri gejala campak pada bayi
Kala bayi mengalami campak akan ditandai dengan gejala berikut yang dikutip dari laman Kemenkes. Simak selengkapnya untuk antisipasi kesehatan Si Kecil, Bunda.
- Mata mulai memerah dan sensitif pada cahaya
- Seperti gejala flu diantaranya batuk kering, pilek, dan sakit tenggorokan
- Mengalami keletihan dan lemas
- Demam tinggi
- Muncul ruam atau bercak kemerahan
- Mengalami sakit dan nyeri
- Selera makan menurun
- Diare dan muntah-muntah
- Bercak kecil berwarna putih keabu-abuan di mulut dan tenggorokan
Penyebab dan faktor risiko campak
Penyakit campak disebabkan oleh virus yang termasuk dalam genus Morbillivirus dari keluarga Paramyxoviridae.
Faktor risiko campak dapat dialami siapapun seperti dikutip dari laman Kemenkes. Berikut deretannya:
- Bayi yang berusia di bawah 12 bulan dan tidak diimunisasi campak
- Anak yang tinggal di area padat penduduk
- Bayi yang tidak mendapat asi eksklusif
- Seseorang yang sedang melakukan perjalanan ke suatu wilayah dengan tingkat campak tinggi
- Kekurangan vitamin A
Cara penularan campak pada bayi dan anak remaja
Pada bayi usia 4-6 bulan tentunya masih kebal dari campak karena Bunda yang pernah menderita campak secara tidak langsung akan menurunkan kekebalannya pada janin yang dikandungnya melalui plasenta.
Setelah bayi berusia 9 bulan akan membentuk antibodinya sendiri dengan imunisasi campak. Berbeda dengan yang belum imunisasi, bayi akan mudah tertular dari droplet di udara oleh seseorang yang mengalami campak. Setelah 4 hari akan muncul ruam pada wajah bayi.
Penularan campak pada remaja melalui droplet, percikan ludah saat batuk, bersin, bicara, atau bisa melalui cairan hidung. Attack rate penularannya lebih dari 90 persen dari individu yang terinfeksi. Biasanya muncul 2-4 hari setelah tertular dari seseorang yang mengalami campak. Bagi remaja yang belum melakukan imunisasi memiliki risiko lebih tinggi terkena infeksi ini seperti dikutip dari laman Kemenkes.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), ditakutkan para remaja mengalami komplikasi serius karena tidak hanya lebih sering terjadi pada anak kecil, tetapi juga orang dewasa di atas usia 20 tahun. Komplikasi ini dapat mencakup pneumonia, ensefalitis, dan kebutaan.
Disarankan Bunda untuk segera menemui dokter untuk vaksinasi jika belum divaksinasi atau tidak yakin dengan status vaksinasinya. Setidaknya satu dosis vaksin direkomendasikan untuk remaja yang belum divaksinasi.
Berapa lama campak pada bayi akan sembuh?
Bayi yang mengalami campak ditandai dengan gejala demam tinggi, ruam di sekitar area wajah, batuk, mata merah, tubuh lemas, sakit tenggorokan, pilek, dan bintik koplik pada mulut.
Mengutip Verry Well, biasanya demam tinggi sekitar 10 hingga 12 hari setelah terpapar virus. Kemudian, demam akan mulai menurun setelah 4-7 hari. Pada ruam di sekitar area wajah bayi akan berlangsung selama 5-6 hari, Bunda. Setelah 3-4 hari, ruam yang muncul tidak lagi berwarna putih.
Dokter Spesialis Anak, dr. Melisa Anggraeni, M.Biomed, Sp.A. mengatakan "Kalau bekas campak, biasanya akan hilang sendiri dalam 5-10 hari, berbeda dengan bekas cacar air. Bunda dapat mengoleskan pelembap pada Si Kecil," ujarnya pada HaiBunda beberapa waktu lalu.
Batuk merupakan gejala campak yang paling ringan yang akan menghilang 2-3 hari. Sedangkan mata merah, tubuh lemas, sakit tenggorokan dan bintik koplik akan menghilang ketika Si Kecil mulai pulih. Campak pada bayi akan sembuh dengan perawatan intensif setelah 7 hari, Bunda.
Pantangan penyakit campak pada anak
Saat anak mengalami campak, ada beberapa pantangan yang perlu Bunda ketahui. Berikut deretannya:
1. Bertemu dengan orang lain
Dokter Spesialis Anak, Dr. Dian Sulistya Ekaputri, Sp.A menjelaskan campak merupakan penyakit yang bisa ditularkan dari individu ke individu melalui pernapasan. Tingkat penularannya pun mencapai 90 persen.
"Campak merupakan penyakit yang sangat menular, dengan kemungkinan penularan hingga mencapai lebih 90 persen pada anak yang terpapar dengan penderita campak," katanya pada HaiBunda beberapa waktu lalu. Disarankan anak yang terinfeksi campak untuk tidak bertemu dengan orang lain karena sangat menular.
2. Kurangnya kebutuhan cairan
Mengutip laman Medicover Hospitals, anak yangmengalami campak memerlukan kebutuhan cairan yang banyak. Dengan begitu, pastikan Si Kecil minum banyak air selama sakit ya, Bunda.
3. Mengonsumsi gorengan dan junk food
Ketika anak mengalami campak sebaiknya menghindari makanan berminyak seperti gorengan dan junk food. Hal ini karena makanan berminyak menimbulkan komplikasi pencernaan dan memperburuk infeksi selama campak seperti dikutip dari laman The Health Site.
4. Mengonsumsi makanan padat dan sulit ditelan
Seorang ahli diet senior, Guru Prasad Das mengungkapkan, makanan yang cair dan mudah ditelan lebih disukai oleh para pasien campak. Hal ini lantaran pada tahap akut sebagian besar pasien tidak dapat menelan makanan padat karena sakit tenggorokan.
"Kebanyakan situasi menuntut makanan cair pada tahap akut karena pasien mungkin tidak dapat menelan makanan padat, alasannya mungkin sakit tenggorokan, ruam, sariawan di dalam mulut. Makanan cair yang cukup akan mencegah dehidrasi. Termasuk buttermilk dan susu. jika ditoleransi dengan baik, dapat memenuhi kebutuhan protein," jelasnya seperti dikutip dari Hindustan Times.
5. Tidak menjaga kebersihan
Menjaga kebersihan merupakan hal utama yang perlu diterapkan pada penyakit apapun yang dialami anak. Bunda juga perlu memastikan bahwa Si Kecil menjaga kebersihan dengan mencuci tangan khususnya pada bayi dan balita.
Cara mengobati campak pada bayi
Menilik Kidshealth, sebetulnya tidak ada pengobatan secara khusus untuk penyakit campak pada bayi. Namun, Bunda dapat melakukan langkah-langkah berikut ini untuk merawat gejalanya:
- Mencukupi kebutuhan cairan pada anak
- Mendorong anak untuk istirahat ekstra
- Memberikan obat demam non-aspirin, seperti asetaminofen atau ibuprofen jika demam membuat Si Kecil tidak nyaman. Jangan pernah memberikan aspirin kepada anak atau remaja yang menderita penyakit virus, karena penggunaan tersebut dikaitkan dengan sindrom Reye, sehingga mengancam jiwa.
7 Obat campak anak alami dan tersedia di apotik
Bunda dapat memberikan beberapa pengobatan alami dan obat apotek yang dapat mengatasi keluhan pada anak. Berikut deretannya:
1. Kunyit
Kunyit memiliki kandungan antiinflamasi dan antioksidan yang dapat mempercepat penyembuhan ruam. Bahkan, kunyit sebagai bahan alami yang efektif untuk meningkatkan kekebalan tubuh.
Cara mengolahnya, cuci bersih kunyit secukupnya. Setelah itu parut, beri sedikit air dan peras. Rebus air rebusan kunyit hingga matang, tuang ke gelas dan berikan sedikit madu sebagai pemanis alami.
2. Bawang putih
Tak hanya sebagai bumbu makanan utama, bawang putih juga dimanfaatkan sebagai obat alami campak. Mengutip dari Healthsite, cara mengolah bawang putih menjadi obat alami yaitu dihancurkan dan dicampur dengan sedikit madu.
3. Air perasan lemon
Air perasan lemon juga diyakini menjadi obat alami untuk meredakan gejala campak. Cukup dengan konsumsi sekitar 15-25 ml air perasan lemon berfungsi untuk mengobati anak terkena campak.
4. Air kelapa
Air kelapa sering dianggap sebagai minuman yang memiliki banyak manfaat kesehatan, termasuk membantu pengobatan campak pada anak. Dengan banyak nutrisi dan gula alami, air kelapa berperan sebagai 'pembersih' racun tubuh, sehingga ampuh menjadi salah satu obat untuk anak saat mengalami campak. Terlebih, daging buahnya juga kaya antioksidan, sehingga dapat mempercepat proses pemulihan Si Kecil, Bunda.
5. Cengkih
Cengkih memiliki berbagai kandungan aktif yang bermanfaat bagi kesehatan, salah satunya adalah sifat antiradang yang bermanfaat untuk melindungi organ dalam tubuh saat penyakit campak menyerang.
Dalam mengolah cengkih sebagai obat alami campak, rendam bunga cengkih dengan air matang selama sehari. Lalu tambahkan sedikit gula batu dan aduk hingga rata, Bunda.
6. Parasetamol
Saat anak mengalami campak, Bunda dapat memberikan parasetamol untuk meredakan demam atau nyeri yang dialami Si Kecil. Walaupun obat ini dijual bebas di apotek, namun Bunda perlu berkonsultasi ke dokter untuk keamanan dan kesehatan Si Kecil. Jangan membeli obat sembarangan tanpa resep dokter.
7. Suplemen vitamin A
Vitamin A berperan dalam penyembuhan campak pada anak, terutama dalam memperkuat sistem kekebalan tubuh dan mempercepat proses penyembuhan.
Salah satu fungsi utama vitamin A adalah memperbaiki dan mempertahankan kesehatan jaringan epitel, yang melindungi tubuh dari infeksi. Selain itu, vitamin A juga membantu meningkatkan respon imun, sehingga tubuh dapat melawan virus campak dengan lebih efektif.
Dokter Spesialis Anak di RS Kenak Medika Gianyar Bali, dr.Dian Sulistiya Ekaputri, Sp.A menjelaskan bahwa mengonsumsi vitamin A secara berlebihan dapat menimbulkan komplikasi pada mata.
"Vitamin A dosis tinggi selama dua hari berturut turut (perlu diberikan dosis ulangan pada anak gizi buruk dan mengalami komplikasi di mata)," ungkapnya. Jika ingin mengonsumsi suplemen ini, ingat ya harus sesuai anjuran dokter ya, Bunda.
Cara mencegah campak pada bayi
Simak ulasan selengkapnya di bawah ini:
1. Pencegahan dengan imunisasi MR/MMR
IDAI menyebutkan bahwa imunisasi dengan vaksin MR atau MMR adalah pencegahan terbaik untuk penyakit campak.
Vaksin campak untuk anak
Jadwal pemberiannya adalah sebagai berikut:
- Imunisasi MR diberikan untuk semua anak usia 9 bulan sampai dengan kurang dari 15 tahun selama kampanye imunisasi MR. Selanjutnya, imunisasi MR masuk dalam jadwal imunisasi rutin dan diberikan pada anak usia 9 bulan, 18 bulan, dan kelas 1 SD/sederajat. "Pada umur 9 bulan, anak diberikan vaksin MR, namun jika sampai umur 12 bulan belum pernah mendapatkan vaksin MR, maka dapat langsung diberikan vaksin MMR," terang Dian.
- Jika anak sudah berusia 18 bulan, bisa diberikan lagi dosis ulangan MR atau MMR
- Vaksin dosis ketiga kembali diberikan saat anak berusia 5-7 tahun (di sekolah dasar, pada program BIAN)
- Efektivitas ketiga vaksin campak ini sangat tinggi, yakni mencapai hingga 95 persen pada dosis pertama dan 99 persen setelah dosis kedua.
Kipi vaksin campak
Tidak ada efek samping dalam imunisasi. Demam ringan, ruam merah, bengkak ringan dan nyeri di tempat suntikan setelah imunisasi adalah reaksi normal yang akan menghilang dalam 2-3 hari.
Demikian ulasan tentang campak pada bayi. Semoga bermanfaat untuk antisipasi kesehatan Si Kecil, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(rap/rap)
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Parenting
7 Penyakit anak yang Disebabkan Virus, Kenali Tanda dan Pemberian Obat yang Tepat

Parenting
Menyerang Segala Usia, Wabah Campak Capai 3.341 Kasus di 31 Provinsi

Parenting
Campak pada Anak: Gejala, Penyebab & Cara Pengobatan

Parenting
Roseola Infantum vs Campak, Bagaimana Membedakan Ruam yang Muncul?

Parenting
Pentingnya Imunisasi Campak untuk Anak, Kapan Diberikan?


5 Foto
Parenting
Bikin Gemas! Ini 5 Potret Terbaru Hamish Daud dan Sang Putri Zalina
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda