PARENTING
Diare Berulang pada Anak: Penyebab, Dampak Jika Tak Segera Ditangani hingga Pencegahan yang Tepat
dr. Frieda Handayani Kawanto, Sp.A, Subsp.G.H. | HaiBunda
Rabu, 28 Aug 2024 16:30 WIBDiare menjadi salah satu penyakit yang umum menimpa anak-anak. Meski tidak masuk dalam penyakit gawat darurat, diare pada anak perlu diwaspadai jika terjadi secara berulang kali.
Diare adalah kondisi di mana frekuensi buang air besar terjadi lebih sering, pada anak bisa terjadi lebih dari tiga kali sehari, dan pada bayi lebih dari 6-8 kali dalam sehari. Ciri diare yang khas lainnya ditandai dengan konsistensi tinja yang menjadi lebih encer dari biasanya.
Jika Si Kecil sering mengalami diare, simak mulai dari penyebab hingga penanganan yang tepat berikut ini.
Mengenal diare berulang pada anak
Diare berulang terjadi bila anak sudah sembuh dari satu episode diare, namun kembali mengalami diare pada waktu tertentu. Diare berulang dapat terjadi bila Si Kecil terinfeksi bakteri atau virus secara berulang juga, Bunda.
Selain itu, beberapa penyebab terjadi diare berulang dapat juga terjadi karena sanitasi yang kurang hygiene, dan adanya alergi atau intoleransi terhadap suatu jenis makanan, sehingga pada saat anak mengonsumsi makanan tersebut, dapat menyebabkan diare terjadi kembali.
Penyebab diare berulang pada anak
Diare yang terlalu sering terjadi pada anak perlu mendapat penanganan yang tepat dan segera. Penting pula untuk mengetahui penyebabnya, apakah dampak dari virus, bakteri, atau parasit.
- Sekitar 60-70 persen diare anak berasal dari virus, Rotavirus menjadi penyebab utama anak diare.
- Sekitar 10-20 persen penyebab diare berasal dari bakteri.
- Sedangkan diare akibat parasit biasanya kurang dari 10 persen.
Pada kebanyakan kasus di Indonesia, diare yang paling banyak menimpa anak-anak berasal dari infeksi rotavirus dan infeksi bakteri.
Cara membedakan diare akibat virus dan bakter
Diare membutuhkan pengobatan yang tepat sesuai dengan penyebabnya, Bunda. Jangan asal memberikan anak obat, tanpa mengetahui pemicu diare apakah berasal dari virus atau bakteri.
Pahami tanda-tanda diare berdasarkan penyebabnya berikut ini:
Diare akibat infeksi virus
Diare akibat infeksi virus biasanya bersifat self-limited atau sembuh dengan sendirinya, sehingga tidak membutuhkan pengobatan antibiotik. Diare akibat infeksi virus muncul dengan ciri yang khas berupa demam, mual, muntah, dan cenderung menyebabkan dehidrasi. Pada beberapa kasus, anak mungkin juga membutuhkan rehidrasi di rumah sakit.
Anak yang alami diare karena infeksi virus, dapat diberikan oralit sebagai pertolongan pertama. Volume cairan yang dikeluarkan juga relatif lebih banyak dibanding diare karena infeksi bakteri.
Namun, cairan yang keluar juga sangat bergantung pada banyaknya jumlah virus yang menginvansi usus anak, Bunda. Bila virus yang menyerang relatif sedikit, maka tubuh akan kuat melawan sehingga risiko dehidrasi tidak akan parah.
Diare karena infeksi bakteri
Untuk mengetahui apakah diare anak berasal dari infeksi bakteri, dibutuhkan pemeriksaan dokter yang ditunjang dengan uji laboratorium. Biasanya gejalanya ditandai dengan perut melilit, bahkan dapat disertai lendir dan darah. Diare akibat bakteri ini membutuhkan terapi antibiotik dalam penyembuhannya.
Siklus diare yang biasa terjadi pada anak
Berdasarkan durasi diare, biasanya akan berlangsung selama beberapa hari dengan penjelasan sebagai berikut:
- Diare akut berlangsung kurang dari tujuh hari
- Diare melanjut berlangsung 7-14 hari
- Diare kronik berlangsung lebih dari 14 hari, tanpa diketahui penyebabnya atau bila anak mengalami malabsorbsi atau intoleransi
- Diare persisten berlangsung lebih dari 14 hari, diakibatkan infeksi bakteri
Anak yang mengalami diare berulang harus dibawa ke Dokter. Jangan tunda bawa anak ke rumah sakit apabila menunjukkan gejala lemas, mual, nafsu makan kurang, BB sulit naik, sakit perut berulang, dehidrasi, dan BAK menjadi jarang.
Diare berulang bisa sebabkan anak stunting
Diare yang terjadi berulang kali juga berisiko menyebabkan stunting pada anak di bawah usia dua tahun. Gangguan penyerapan makanan dan pembuangan zat makanan yang terjadi secara berlebihan, dapat menyebabkan gangguan elektrolit, penurunan berat badan, hingga makan dalam jangka waktu lebih panjang.
Dampaknya, anak yang sering mengalami diare akan kesulitan menaikkan berat badan, begitu pula dengan penambahan tinggi badannya. Dalam jangka panjang, dapat menyebabkan stunting.
Makanan penyebab diare berulang
Diare yang terjadi secara berulang dapat dipicu oleh beberapa penyebab, salah satunya makan. Pada anak yang sering mengalami diare, sebaiknya Bunda periksakan Si Kecil apakah memiliki kemungkinan intoleransi laktosa.
Anak dengan intoleransi laktosa, akan sering mengalami diare apabila terlalu banyak mengonsumsi laktosa dalam suatu waktu. Contoh makanan yang mengandung laktosa di antaranya keju, cream, butter, susu, yoghurt, es krim, dan mayones.
Selain intoleransi laktosa, Bunda dan Ayah juga sebaiknya memahami apakah Si Kecil memiliki alergi makanan atau tidak. Alergi makanan merupakan suatu reaksi alergi setelah memakan makanan tertentu.
Kondisi ini terjadi karena sistem imun mengartikan zat makan tersebut berbahaya sehingga menimbulkan reaksi alergi. Ciri-ciri alergi makanan dapat dilihat apakah anak sering mengalami gangguan pencernaan, seperti sakit perut, mual, muntah, dan diare. Alergi makanan tertentu dapat menjadi Penyebab diare.
Makanan yang menyebabkan alergi misalnya seafood, telur, kacang-kacangan, dan kedelai. Umumnya alergi ini dapat terjadi jika memiliki faktor keluarga yang mengalami alergi juga atau dapat disebut faktor genetik.
Bahaya diare berulang jika tidak segera ditangani
Diare yang terlalu sering terjadi, sebaiknya tidak diabaikan. Ajak Si Kecil untuk memeriksakan ke dokter agar segera mendapatkan diagnosis yang pasti.
Diare berulang yang tidak ditangani dengan tuntas tentu akan membuat anak lemas. Selain itu, berikut beberapa dampak yang dapat ditimbulkan akibat diare berulang:
- Gangguan penyerapan makanan
- Berat badan sulit naik
- Risiko stunting
- Penurunan kognitif
- Mood anak menjadi kurang baik
- Anak mengalami penurunan tenaga.
Cara mencegah diare berulang agar tidak mengganggu pertumbuhan dan perkembangan Si Kecil
Berikut beberapa cara mencegah agar anak tidak mengalami diare berulang:
- Higiene sanitasi selalu dijaga dan diperhatikan
- Perhatikan pemberian pola makan sehat
- Berikan makanan dengan komposisi serat, protein, lemak dan karbohidrat seimbang sesuai usia perkembangan anak
- Identifikasi alergi bila ada riwayat alergi dalam keluarga dan bila ada tanda alergi pada anak
- Konsultasikan segera ke dokter spesialis Anak bila berat badan tidak naik.
Manfaat vaksin Rotavirus untuk cegah diare
Vaksin Rotavirus bekerja hingga 98 persen untuk mencegah infeksi berat rotavirus. Sedangkan anak yang tidak mendapat imunisasi Rotavirus akan lebih berisiko terinfeksi, yang menyebabkan mereka lebih rentan mengalami diare berulang. Dampaknya, anak juga cenderung mengalami dehidrasi berat akibat infeksi Rotavirus bila tidak ditangani dengan segera.
Anak yang mendapatkan vaksin Rotavirus, meminimalisir risiko infeksi hingga perawatan di rumah sakit akibat penyakit Rotavirus. Hal ini tentunya akan mengurangi beban ekonomi setiap keluarga, terutama berkaitan dengan biaya kesehatan.
Diare yang terjadi berulang sebaiknya dikonsultasikan ke dokter agar tak mengganggu tumbuh kembang anak. Pastikan untuk menghindarkan anak dari penyebab diare dan juga melakukan pencegahan.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(rap/rap)