Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

3 Dampak Kelebihan Gula pada Anak yang Perlu Bunda Perhatikan dan Cara Mengatasinya

Mutiara Putri   |   HaiBunda

Minggu, 08 Sep 2024 11:40 WIB

Ilustrasi Batas Gula Anak
Ilustrasi Asupan Gula Anak/Foto: iStock

Salah satu karbohidrat sederhana yang bisa menghasilkan energi pada tubuh anak, yakni gula. Namun, apa yang akan terjadi jika Si Kecil kelebihan gula di dalam tubuhnya?

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah merekomendasikan total gula harian Si Kecil sebatas 10 persen dari jumlah kalorinya, Bunda. Jika dihitung, jumlah ini setara dengan 25 gram.

Hal ini turut diungkapkan oleh Dokter Spesialis Anak Konsultan Gizi dan Metabolik, dr. Yoga Devarea Sp.A(K). Ia menjelaskan bahwa jumlah ini telah diikuti oleh asosiasi dokter anak baik di Eropa maupun Amerika.

"WHO sekarang merekomendasikan 10 persen. Kalau kita baca, 10 tahun, 20 tahun yang lalu rekomendasinya masih 20 dan 15 persen, dan sekarang menjadi 10 persen. Dengan ada tanda penjelasan jika bisa di bawah lima persen akan lebih baik," ujarnya dalam acara 'Forum Ngobras Media Diskusi tentang Meluruskan Miskonsepsi Gula pada Nutrisi Anak', beberapa waktu lalu.

"Jadi, sekarang, karena saya dokter anak, tentunya mengikuti anjuran profesi. Jadi dari asosiasi dokter anak di Eropa maupun di Amerika, akan rekomendasikan total gula tambahan di bawah 10 persen," sambungnya.

Dampak kelebihan gula pada anak

Pada kesempatan yang sama, dr. Yoga turut menjelaskan tentang dampak anak yang kelebihan asupan gula, Bunda. Berikut ini Bubun bantu rangkumkan deretannya:

1. Kegemukan

Hal pertama yang dialami oleh anak ketika mereka mengonsumsi terlalu banyak gula adalah badan yang mengalami kegemukan. Ini merupakan dampak jangka pendek yang akan terlihat.

"Jadi kalau kita lihat dampaknya saat ini karena konsumsi (gulanya) tinggi, dia kegemukan. Itu kan saat ini," jelas dr. Yoga.

2. Diabetes

Jika kegemukan pada anak dibiarkan, mereka juga akan mengalami kondisi diabetes, Bunda. Ini salah satu dampak jangka panjang yang perlu diperhatikan seluruh pihak.

"Dampak jangka panjang yang menjadi salah satu PR kita bersama di Indonesia adalah angka diabetes (pada anak) meningkat salah satunya adalah karena kegemukannya," tuturnya.

3. Gagal ginjal

Dokter Yoga mengungkapkan bahwa gagal ginjal adalah dampak jangka panjang anak kebanyakan gula yang tidak langsung. Hal ini biasanya ditemukan ketika anak sudah berusia dewasa.

"Karena kalau konsumsi gula, dia bisa menyebabkan gagal ginjal, tapi jangkanya panjang. Jadi dia kegemukan dulu, dari kegemukan dia jadi diabetes, dari diabetes dia bisa gagal ginjal tentunya," ungkapnya.

"Jadi kita kalau bicara gagal ginjal (karena gula) kita tidak bicara pada anak remaja, tapi kita bicara pada orang dewasa muda atau orang yang lebih berumur," lanjut dr. Yoga.

Lantas, bagaimana cara mengatasi anak yang sudah terlanjut suka makanan manis? Lihat selengkapnya pada laman berikutnya, ya.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!


KURANGI MAKANAN MANIS PERLAHAN

Ilustrasi Batas Gula Anak

Ilustrasi Asupan Gula Anak/Foto: iStock

Cara mengatasi anak yang terlanjur suka makanan manis

Dalam acara ini, dr. Yoga juga memberikan beberapa tips yang bisa Bunda lakukan untuk mengatasi anak yang sudah terlanjut suka makanan manis. Berikut ini Bubun bagikan deretannya:

1. Jangan biasakan memberi anak makanan manis

Jika biasanya Bunda memberikan anak camilan atau makanan manis, hal ini bisa segera dihentikan. Kebiasaan anak gemar mengonsumsi makanan manis tersebut bisa dimulai dari lingkungannya.

"Kita punya masalah tentang rasa, ya. Secara alaminya punya referensi rasa terhadap manis, yaitu salah satu insting kita bahwa manis adalah sumber kalori. Jadi, dia akan lebih suka rasa manis," kata dr. Yoga.

"Tetapi, kesukaan kita terhadap manis ini juga bergantung dari lingkungannya. Jadi, kalau dibiasakan memang sukanya manis, itu akan berulang sampai dewasa," imbuhnya.

Banner Ujian Tengah Semester Ganjil

2. Kurangi pelan-pelan

Kalau anak sudah terlanjut menyukai makanan manis, Bunda bisa mengatasinya dengan mengurangi asupan gula ini secara perlahan. Sementara itu, untuk anak yang lebih besar, mereka bisa memantapkan niat untuk mengurangi asupan gula tersebut.

"Kalau anak sudah terlanjur suka manis, kita bisa mengatasinya dengan menguranginya pelan-pelan. Kalau untuk dewasa, tergantung niat. Anak yang lebih besar bisa switch langsung dari air yang biasanya full gula, saya habis ini mau tanpa gula. Kalau keinginannya kuat, bisa dikerjakan," jelas dr. Yoga.

3. Tambahkan susu tanpa rasa

Anak-anak mungkin suka mengonsumsi susu dengan rasa tertentu. Untuk menguranginya, Bunda bisa alihkan minuman tersebut ke gelas dan menambahkan susu tanpa rasa ke dalamnya.

"Untuk susu pada anak yang misalnya ada rasanya, ini bisa dialihkan dulu minumnya, dituangkan ke gelas. Supaya apa? Supaya kita bisa campur dengan susu yang tanpa gula," kata dr. Yoga.

Perlu diingat, Bunda harus melakukan peralihan ini secara perlahan. Dengan begitu, anak akan terbiasa dengan sendirinya.

Demikian informasi tentang dampak anak yang kelebihan gula, Bunda. Semoga bisa memberikan manfaat, ya.

Saksikan juga video ciri anak diabetes berikut ini:

[Gambas:Video Haibunda]




(mua/fir)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda