PARENTING
9 Kalimat Gaslighting yang Tak Sadar Sering Digunakan Orang Tua Menurut Psikolog
Nadhifa Fitrina | HaiBunda
Selasa, 07 Oct 2025 20:40 WIBHal-hal kecil yang terdengar sepele ternyata bisa memengaruhi perkembangan emosional anak. Alih-alih menenangkan, kata-kata seperti menggurui atau membandingkan yang sering Bunda ucapkan justru bisa membuat Si Kecil merasa tidak dimengerti.
Dalam dunia psikologi, perilaku seperti ini dikenal dengan istilah gaslighting, yakni salah satu bentuk manipulasi emosi yang kerap terjadi dalam hubungan yang tidak sehat.
Jika sering terjadi, anak bisa tumbuh menjadi pribadi yang ragu pada dirinya sendiri dan sulit mengekspresikan emosinya dengan sehat. Banyak orang tua yang mungkin tidak menyadari bahwa mereka melakukannya.
Niatnya hanya ingin menenangkan atau menghibur anak agar tidak terlalu larut dalam kesedihan. Namun tanpa disadari, cara itu bisa membuat Si Kecil merasa tidak dimengerti dan akhirnya menutup diri.
"Gaslighting membuat anak merasa, bahwa apa yang mereka rasakan, katakan, atau persepsikan itu salah, atau membuat mereka merasa bersalah atas sesuatu yang sebenarnya bukan kesalahan mereka," ujar psikolog perkembangan di Amerika Serikat, Dr. Irene Daria, Ph.D., dikutip dari laman Parade.
"Alih-alih mendengarkan dan memvalidasi pikiran atau perasaan anak, orang tua, hampir selalu tanpa sengaja, justru mengatakan hal-hal yang membuat anak meragukan realitas mereka sendiri atau merasa tidak didengar," tambahnya.
Dampak gaslighting pada kepercayaan diri anak
Menurut Psikolog Irene Daria, gaslighting dapat membuat anak merasa tertekan saat mereka mencoba mengekspresikan pikiran dan perasaannya. Anak mungkin mulai merasa emosinya tidak valid atau diabaikan oleh orang di sekitarnya.
"Hal ini dapat memengaruhi perkembangan emosional mereka dengan membuat anak terputus dari emosinya sendiri dan mulai meragukan persepsinya terhadap realitas," jelas Daria.
Akibatnya, anak bisa kehilangan rasa percaya diri dan enggan menyuarakan pendapatnya. Mereka juga mungkin menjadi terlalu bergantung pada penilaian orang lain.
"Anak mungkin jadi tidak percaya diri, diam ketika ada yang salah, dan terlalu bergantung pada pendapat orang lain. Akibatnya, kepercayaan diri dan harga diri mereka akan menurun serta kesulitan membuat keputusan yang tepat bagi dirinya sendiri," lanjutnya.
Kalimat gaslighting yang harus dihindari menurut psikolog
Berikut sembilan kalimat gaslighting yang sebaiknya Bunda hindari agar Si Kecil bisa mengekspresikan dirinya dengan sehat menurut psikolog Irene Daria seperti dikutip dari laman Parade:
1. "Jangan nangis"
Kalimat ini langsung melarang anak menunjukkan emosinya. Ketika Bunda mengucapkannya, Si Kecil belajar menahan tangis dan menekan perasaan sedih, takut, atau kecewa.
Akibatnya, anak bisa kesulitan memahami emosinya sendiri dan merasa perasaan mereka tidak valid. Memberikan ruang bagi anak untuk menangis justru bisa membantu mereka belajar mengenali dan mengelola emosinya.
2. "Jangan jadi anak yang sedih/khawatir/penakut"
Ucapan ini dapat meniadakan perasaan anak dan menggantinya dengan ekspektasi Bunda. Anak akan merasa bahwa apa yang mereka rasakan salah atau tidak diterima.
"Anak bisa merasa lebih buruk karena selain sedih atau takut, mereka juga stres karena diberitahu bahwa perasaannya salah," jelas Daria.
Bunda bisa memberikan pengertian dan mendengarkan tanpa menilainya untuk membuat anak merasa aman dan didengar. Tak hanya itu, Bunda juga bisa mencoba menenangkannya dengan kata-kata yang mengakui emosinya.
3. "Kamu terlalu sensitif" atau "Kamu lebay banget"
Kalimat seperti "kamu terlalu sensitif" bisa membuat Si Kecil merasa bersalah atas perasaan yang mereka alami. Anak mungkin mulai meragukan reaksi emosinya sendiri.
"Anak bisa berhenti mempercayai perasaannya atau memilih diam karena takut dianggap salah," tambah Daria.
Sebagai gantinya, Bunda bisa mengajarkan anak bahwa setiap perasaan itu valid dan membantu mereka mengekspresikannya dengan cara yang sehat.
4. "Bukan begitu kejadiannya"
Kalimat seperti "kamu salah paham" atau "kamu tahu maksud Bunda bukan begitu" bisa membuat anak ragu pada pengalamannya sendiri. Hal ini berisiko menurunkan kepercayaan anak terhadap dirinya sendiri maupun orang tua.
Alih-alih menyangkal, cobalah untuk bertanya lebih dalam, seperti apa yang mereka rasakan dan bagaimana pengalaman itu terlihat bagi mereka.
5. "Itu enggak sakit kok"
Kalimat ini secara tidak langsung menolak pengalaman fisik anak, seolah rasa sakit mereka tidak penting. Lama-kelamaan, Si Kecil bisa mengabaikan sinyal tubuhnya dan bingung membedakan antara sakit yang nyata dan tidak.
Bunda bisa mengakui rasa sakit anak dan menenangkan mereka, misalnya dengan kalimat, "Aku lihat kamu kesakitan, ayo kita atasi sama-sama,". Mengakui rasa sakitnya membuat anak belajar mengenali tubuhnya sendiri dengan aman.
6. "Kalau kamu berperilaku lebih baik, aku enggak akan marah"
Kalimat ini memindahkan tanggung jawab emosi Bunda ke anak. Si Kecil bisa merasa bersalah dan bertanggung jawab atas perasaan orang lain.
Sebagai gantinya, katakan pada anak bahwa marah itu wajar bagi orang tua, tapi Bunda tetap bisa mengendalikannya tanpa menyalahkan anak. Cara ini mengajarkan Si Kecil mengenali batasan emosinya dengan sehat.
7. "Anak lain enggak kayak kamu"
Kalimat ini membandingkan anak dengan orang lain dan bisa membuat mereka merasa tidak berharga. Perbandingan seperti ini bisa menurunkan harga diri anak dan mengurangi rasa percaya dirinya.
Coba fokus pada setiap apapun yang dilakukan Si Kecil dan beri pujian atas usahanya sendiri. Memberikan pengakuan pada kemampuan pada mereka dapat mendorong anak merasa dihargai, Bunda.
8. "Kasihan banget, deh..." (dengan nada sarkastik)
Nada sarkastik bisa merendahkan perasaan anak dan membuat mereka malu mengekspresikan emosinya di kemudian hari. Akibatnya, Si Kecil jadi enggan menunjukkan apa yang mereka rasakan, Bunda.
Bunda bisa mengganti nada ini dengan empati yang tulus. Misalnya, katakan "Aku lihat kamu kesal, ayo kita bicarakan sama-sama". Hal ini tentu dapat membantu anak percaya bahwa emosinya diterima.
9. "Kamu ngarang aja tuh" atau "Kamu cuma halu"
Kalimat ini secara tidak langsung menuduh anak berbohong dan membuat mereka meragukan pengalamannya sendiri. Akibatnya, Si Kecil bisa merasa takut untuk bercerita, bahkan saat menghadapi situasi yang serius seperti kekerasan.
Alih-alih menuduh, dengarkan Si Kecil dengan penuh perhatian dan beri mereka validasi. Misalnya, Bunda bisa katakan, "Aku percaya kamu, ayo kita selesaikan bersama".
Bagaimana jika Bunda sudah pernah melakukan gaslighting pada anak?
Jika Bunda menyadari pernah melakukan gaslighting pada anak, jangan langsung merasa bersalah, ya. Hal ini biasanya bukan dilakukan dengan niat yang buruk, melainkan karena situasi tertentu yang membuat orang tua bereaksi spontan.
"Orang tua mungkin merasa marah, rentan, atau tidak berdaya. Sebagai bentuk perlindungan diri, mereka berusaha mengecilkan situasi," kata Daria.
Saran dari psikolog, mulailah dengan mendengarkan perasaan anak terlebih dahulu, meski hal itu terasa tidak nyaman bagi Bunda.
"Ketika anak sedang kesal, jangan langsung berusaha memperbaiki masalahnya. Dengarkan dulu apa yang mereka rasakan," tegasnya.
Selain mendengarkan Si Kecil, penting juga untuk memvalidasi perasaan anak.
"Pastikan juga untuk memvalidasi emosi mereka. Katakan saja, 'Bunda dengar kamu sedang sedih,' atau 'aku tahu kamu kecewa, ceritain lebih banyak, ya,'" pungkasnya.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(ndf/fir)Simak video di bawah ini, Bun:
Mengenal Fantastic Five, Fase Penting Perkembangan Anak Usia 5 Tahun!
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
7 Tanda Bunda Gaslighting dalam Mengasuh Si Kecil
5 Tahap Perkembangan Anak Sesuai Usia, Kenali Strategi Pengasuhannya
5 Tips Memahami Perkembangan Emosional Anak
Beda Pertumbuhan Anak Perempuan x Anak Lelaki
TERPOPULER
5 Cara Memuaskan Suami pada Masa Haid dalam Islam
Bolehkah Mandi Junub Tak Pakai Sampo? Ini Tata Cara hingga Niat yang Benar
Momen Ultah ke-1 Kimova Anak Kevin Aprilio, Addie MS & Memes Ikut Antusias Merayakan
Pakar Sebut Dampak Penggunaan Gadget Pengaruhi Hubungan Orang Tua dan Anak
5 Potret Memesona Raisa Hadiri Paris Fashion Week
REKOMENDASI PRODUK
Review Es Krim Baskin Robbins Musk Melon & Popping Shower, Rasa Favorit Nomor #1 di Jepang
Firli NabilaREKOMENDASI PRODUK
10 Rekomendasi Lotion Anti Nyamuk untuk Bayi yang Aman untuk Kulit
Asri EdiyatiREKOMENDASI PRODUK
7 Rekomendasi Pensil Alis Warna Coklat Muda yang Bisa Jadi Pilihan Bunda
Amira SalsabilaREKOMENDASI PRODUK
7 Rekomendasi Bronzer untuk Pemula hingga Kulit Sawo Matang
Amira SalsabilaREKOMENDASI PRODUK
9 Rekomendasi Skincare Bayi yang Aman untuk Kulit Si Kecil
Mutiara PutriTERBARU DARI HAIBUNDA
Sikap Manis Rizky Febian ke Mahalini usai Melahirkan, Ingin Semua Fokus Dulu ke Sang Istri
Pakar Sebut Dampak Penggunaan Gadget Pengaruhi Hubungan Orang Tua dan Anak
Bolehkah Mandi Junub Tak Pakai Sampo? Ini Tata Cara hingga Niat yang Benar
Momen Ultah ke-1 Kimova Anak Kevin Aprilio, Addie MS & Memes Ikut Antusias Merayakan
5 Cara Memuaskan Suami pada Masa Haid dalam Islam
FOTO
VIDEO
DETIK NETWORK
-
Insertlive
5 Berita Populer: Rumor Amanda Manopo-Kenny Nikah, Reaksi Ibu Bravy
-
Beautynesia
5Kebiasaan Kecil yang Bikin Hubungan dengan PasanganMakin Mesra
-
Female Daily
Converse Hadirkan SHAI 001 yang Terinspirasi dari Kehangatan Keluarga Pebasket NBA Shai Gilgeous-Alexander!
-
CXO
GOT7 Rilis Album Baru, Persiapan Harus Lewat Video Call Karena Hal Ini
-
Wolipop
7 Potret Jennie BLACKPINK Tampil Beda, Bergaya Emo di Paris Fashion Week 2025
-
Mommies Daily
Evolusi Mainan Favorit Lintas Generasi. Mulai dari Boomers Hingga Alpha.