Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Yang Perlu Dilakukan Ketika Anak Dicurigai Jadi Pelaku Bullying

Amelia Sewaka   |   HaiBunda

Sabtu, 04 Nov 2017 12:00 WIB

Kalau si kecil dicurigai jadi pelaku bullying, ini yang perlu kita lakukan, Bun.
Ilustrasi bullying/ Foto: Thinkstock
Jakarta - Bicara soal bullying, anak bisa berisiko jadi korban bullying maupun pelakunya. Nah, penting banget buat orang tua untuk menaruh fokus juga ke si kecil ketika mereka dicurigai jadi pelaku bullying.

Soalnya, ketika mata rantai bullying ini nggak 'diputus', bukan nggak mungkin ada anak-anak lain yang berpotensi jadi korban dan pelakunya. Nah, melihat perbedaan dengan nggak wajar, agresif, dan ada barang bukan miliknya di kamar bisa jadi beberapa tanda anak melakukan bullying. Ketika anak dicurigai jadi pelaku bullying, ini yang bisa dilakukan Bunda dan Ayah:

1. Pendekatan yang Baik ke Anak

"Kalau kita sudah sadar nih, ada anak atau anak kita justru yang suka nge-bully ya berarti pertama banget yang harus kita lakukan adalah dekati anak," papar psikolog anak dan remaja, Yasinta Indrianti MPsi dari EduPsycho Research Institute ditemui di acara 'Yupi Let's Speak Up' di FX Sudirman, Jakarta Pusat, baru-baru ini.

Kata psikolog yang akrab disapa Sinta ini, orang tua perlu menggali lebih dalam kenapa anak sampai melakukan bullying. Ingat, orang tua juga nggak bisa langsung menghakimi bahwa ia anak nakal dan lainnya karena anak pasti punya alasan kenapa dia sampai mem-bully temannya.

"Bisa jadi karena ia pernah dibully jadi ini sebagai media balas dendamnya. Atau bisa juga ya memang anaknya iseng karena ada kan jenis anak yang suka iseng. Bisa juga hanya ikutan atau selama ini dia dibiarkan melakukan bullying dan didukung oleh lingkungan," tutur Sinta.

2. Cari Tahu Penyebabnya

Sebelum kita ngomel dan marah ke anak, ada baiknya kita dengarkan dulu sampai selesai alasan anak melakukan bullying, Bun. Menurut Sinta, setiap anak punya alasan berbeda dalam melakukan bullying. Nah jika sudah seperti itu, Bun, kita harus banget ajak ngomong anak.

"Bilang ke anak, bahwa perilaku itu punya dampak yang negatif lho ke orang lain. 'Kalau kamu lakukan itu terus temanmu bisa sakit lho, Nak,'. Kita bisa katakan itu ke anak," kata Sinta.

Ia menambahkan, sejak dini anak sudah bisa dikasih pengertian kok, Bun. Jadi coba usahakan dekati anak dan memberi pengertian padanya dengan baik ya.



3. Berikan Punishment

Coba berikan punishment atau hukuman jika anak memang benar diketahui dengan sengaja melakukan bullying ke temannya.

"Namun bedakan punishment dari emosi, kadang kala yang tidak bisa kita bedakan adalah hal tersebut. Karena hukum itu biasanya memang identik dengan emosi seseorang. Jangan sampai saking emosinya ke anak kita jadi menumpah ruahkan segala sesuatu tanpa memikirkan anak sakit hati atau tidak mendengar ucapan kita, padahal justru itu bisa jadi penyebab anak melakukan bullying juga lho," tutur Sinta.

Beda lho, Bun, ketika kita menghukum anak karena marah atau memang si anak salah. Ketika menghukum anak karena marah, orang tua bisa melontarkan berbagai kata yang nggak terkontrol ke anak, bikin anak sedih dan rendah diri, setelah itu orang tualah yang menyesal.

Namun, jika kita menghukum anak karena memang dia salah kata-kata yang dilontarkan lebih terarah seperti, 'Tolong jangan melakukan hal itu lagi ya, Nak, nggak baik. Orang bisa sakit hati lho dengan perlakuanmu, Nak'

Namun ingat ya, Bun, berikan punishment sesekali saja. Boleh saja menghukum anak supaya ia jera namun perilaku ini bukanlah hal rutin yang harus dilakukan orang tua tiap anak berbuat salah. "Seperti anak salah sedikit langsung kasih hukuman, ya nggak gitu juga. Dengan begitu anak juga bisa hancur pribadinya," papar Sinta.



(rdn)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda