Jakarta -
Salah satu dari segelintir turis asal Venezuela, Yelitza Morles berada di Florida bersama putrinya yang berusia 13 tahun ketika dia mendengar pada hari Sabtu bahwa penerbangan pulang ke Venezuela telah dibatalkan.
Ini karena larangan negaranya pada penerbangan internasional untuk mencegah penyebaran virus Corona.
Yelitza Morles terjebak di bandara layaknya film
The Terminal yang dibintangi Tom Hanks. Ia sampai di Bandara Internasional Tocumen di tengah pembatasan perjalanan karena wabah
virus Corona (Covid-19), di Panama City pada Selasa (17/3/2020).
Morles sampai di Panama City dengan penerbangan Copa Airlines. Rupanya ada empat warga Venezuela lainnya terdampar di bandara terkena dampak dari pembatasan perjalanan yang melanda Amerika Latin. Panama tidak akan membiarkan orang asing melewati gerbang bandara dan Venezuela tidak akan mengizinkan penerbangan dari Panama.
"Saya mengerti mereka merawat orang-orang Venezuela, tetapi mereka juga meninggalkan beberapa dari kami terdampar," kata Morles kepada
Reuters.Apa yang dialami Yelitza Morles mengingatkan kita pada adegan di film Tom Hanks 'The Terminal'. Adegan itu menceritakan seorang petugas bandara mengatakan kepada para turis bahwa mereka mungkin akan terjebak di sana selama 30 hari sampai pembatasan dicabut.
Parahnya, petugas itu memberi tahu mereka beberapa jam kemudian bahwa bandara mungkin akan segera ditutup. Para petugas meninggalkan para turis tanpa ada kejelasan, menurut saksi
Reuters.
Film Tom Hanks, The Terminal/ Foto: Istimewa |
Sayangnya hingga kini, belum ada tanggapan dari pemerintah Panama dan Venezuela. Pemerintah Venezuela sebelumnya telah mengatur penerbangan humanitarian pada hari Minggu (15/3/2020) untuk para penumpang yang terdampar di Panama. Namun, keenam warga Venezuela tadi mendarat di bandara setelah itu.
Tak cuma warga Venezuela, tapi turis di seluruh Amerika Latin juga. Para penumpang yang terdampar ada yang mengeluh ke media sosial.
Di Peru, yang benar-benar menutup perbatasannya, beberapa warga Brazil mengatakan mereka terdampar tanpa penerbangan pulang atau disediakan tempat tidur. Di Meksiko, seorang wanita Argentina mengatakan bahwa dia telah sampai di bandara hanya untuk penerbangannya ke Buenos Aires. Penerbangan tersebut dibatalkan saat negara menutup perbatasannya karena
Corona.
Kelompok industri penerbangan ALTA mengatakan bahwa Kolombia, Paraguay, Chili, Argentina, Honduras, Guatemala, Bolivia, Panama, dan El Salvador juga telah membatasi penerbangan ke wilayah mereka, sebagian sepenuhnya.
Akibat dari pembatasan penerbangan, Amerika Latin mengalami pengurangan konektivitas udara yang belum pernah terjadi sebelumnya. Operator terbesar di kawasan ini, LATAM Airlines Group, membatalkan 90 persen penerbangan internasional.
Simak juga video tentang virus Corona:
(aci/jue)