Jakarta -
Nama hantavirus baru-baru ini mencuat setelah seorang pria meninggal di sebuah bus di China. Awalnya, pria itu diduga terinfeksi Covid-19, tapi setelah dites rupanya positif hantavirus.
Dikutip dari laman The Centers for Disease Control and Prevention (CDC), Jumat (27/3/2020),
hantavirus adalah keluarga virus yang menyebar lewat hewan pengerat seperti tikus.
Penularan hantavirus melalui kontak cairan tubuh hewan, meliputi urine, feses dan ludah. Namun dapat pula menular lewat gigitan hewan yang terinfeksi.
Seperti diberitakan
Global Times, menurut ahli virus Wuhan University Yang Zhanqiu, penularan hantavirus berbeda dengan Covid-19. Virus
corona bisa menular melalui sistem pernapasan, tapi lain halnya dengan hantavirus.
Hantavirus umumnya tidak menular antar manusia. Namun kotoran dan darah orang yang terinfeksi bisa menularkan virus.
Infeksi hantavirus bisa menyerang dalam bentuk penyakit Hantavirus pulmonary syndrome (HPS), serta hemorrhagic fever with renal syndrome (HFRS).
Untuk gejala terkena HPS antara lain kelelahan, nyeri otot, demam, sakit kepala, pusing, hingga gangguan pencernaan. Sementara HFRS gejalanya mirip, tapi bisa juga mengalami hipotensi atau darah rendah, kebocoran pembuluh darah, bahkan gagal ginjal akut.
Nah, pencegahan utama hantavirus yang perlu Bunda tahu, adalah dengan mengendalikan populasi tikus. Selain itu, bisa dengan vaksin yang sudah tersedia.
Simak juga video gejala sesak napas pada anak berikut ini:
(kuy/muf)