Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

trending

Tim Crisis Center COVID-19 Dibentuk untuk Edukasi Pekerja Media yang Terpapar

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Rabu, 28 Jul 2021 14:00 WIB

Healthcare worker at home visit. Female doctor is checking temperature to senior woman.
Tim Crisis Center COVID-19 Dibentuk untuk Edukasi Pekerja Media yang Terpapar/ Foto: iStock

Media adalah salah satu sektor esensial yang tak berhenti bekerja di masa pandemi COVID-19. Tak bisa terelakkan bahwa pekerja media pun rentan terpapar virus ini, Bunda.

Sebagai respons dari meningkatnya jumlah pekerja media yang terpapar COVID-19, Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) membentuk AMSI Crisis Center COVID-19. Koordinator Utama AMSI Crisis Center COVID-19, Upi Asmaradhana menyampaikan bahwa Tim Crisis Center dibentuk sebagai upaya menurunkan angka fatalitas COVID-19 di kalangan pekerja media dan keluarganya.

"Tim ini akan memberikan edukasi (preventif) pada anggota yang terpapar agar cepat pulih, dengan harapan menurunkan angka fatalitas dan ke depan tidak ada lagi anggota yang terpapar. Ini adalah upaya di tengah keterbatasan kondisi saat ini," kata Upi dalam press release yang diterima HaiBunda, Rabu (28/7/21).

Melalui Tim Crisis Center ini, pekerja media bisa mendapatkan bantuan dari aspek medis hingga psikologi. Harapannya, mereka tidak bingung saat pertama kali terpapar virus COVID-19, Bunda.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Terpilih PB IDI & Ketua Perhimpunan Dokter Emergensi Indonesia, dr. Adib Khumaidi, SpOT, menyampaikan bahwa IDI mendukung konsep yang dibentuk AMSI ini. Menurutnya, IDI memang mendorong penguatan civil society untuk menjaga anggota komunitas dari risiko paparan, sakit dan mengurangi tingkat keparahan dan meninggal.

"Dari IDI kami siap mendukung agar pekerja media tetap sehat melalui telemedicine atau konsultasi. Karena virus ini akan terus bermutasi, yang bisa diintervensi adalah lingkungan dan orang-orangnya, dengan membuat aturan standar operasional prosedure (SOP) untuk mengurangi risiko paparan," ujar Adib.

Banyak hal yang bisa dilakukan sebagai upaya edukasi COVID-19 pada pekerja media. Beberapa di antaranya adalah memberikan edukasi tentang menjaga kesehatan mental sebagai upaya pencegahan atau terapi pasien COVID-19.

"Jika tidak ditangani dengan baik dapat menimbulkan rasa tidak sanggup menghadapi kondisi ini," kata Psikolog Sadari.id, Sani Budiantini Hermawan, S.Psi.

Upaya edukasi lain yang tak kalah penting adalah pengobatan pasien yang positif COVID-19. Simak penjelasan lengkap di halaman berikutnya ya.

Simak juga 7 aktivitas yang berisiko bisa menularkan COVID-19, dalam video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]


EDUKASI PENGOBATAN COVID-19

Asian woman masked a protective mask in public area close up.

Tim Crisis Center COVID-19 Dibentuk untuk Edukasi Pekerja Media yang Terpapar/ Foto: iStock

Pengobatan pasien positif COVID-19 enggak boleh sembarangan, Bunda. Seperti kita tahu, pengobatan COVID-19 harus disesuaikan dengan gejala sakitnya.

Menurut Direktur Pyridam Farma, dr. Widjanarko Brotosaputro, konsumsi obat-obat perlu dilakukan dengan hati-hati sesuai dengan petunjuk dokter dan kondisi pasien. Jenis obat yang diberikan harus tepat sesuai kebutuhan pasien.

"Konsumsi vitamin tidak boleh berlebihan, perlu konsultasi dengan dokter atau apoteker. Jangan sampai karena takut COVID-1 kemudian mengonsumsi obat-obat atau vitamin tanpa memperhatikan peruntukannya atau minum di luar takaran dosis. Apalagi bila mengonsumsi antibiotik atau antivirus perlu hati-hati," kata Widjanarko.

Edukasi terkait COVID-19 memiliki konsep berkelanjutan. Artinya, edukasi ini harus disampaikan dari berbagai aspek ya, Bunda.

Selain kesehatan mental dan fisik, ada edukasi yang juga tak kalah penting lho. Simak penjelasan lengkap di halaman berikutnya ya.

EDUKASI PROTOKOL KESEHATAN

Attractive girl puts on surgical mask on her face. Cold, flu, virus, acute respiratory infections, quarantine, epidemic, irony, sarcasm concept. Close up view

Tim Crisis Center COVID-19 Dibentuk untuk Edukasi Pekerja Media yang Terpapar/ Foto: iStock

Edukasi tentang protokol kesehatan penting bagi para pekerja media yang belum atau sudah terpapar COVID-19. Hal ini menjadi sorotan mengingat jumlah keterisian tempat tidur di rumah sakit meningkat dalam beberapa pekan terakhir.

Hadirnya komunitas dan AMSI Crisis Center COVID-19 diharapkan mampu memberikan edukasi ini kepada para pekerja media. Tujuannya adalah menekan jumlah pasien dengan kondisi berat atau kritis yang datang ke rumah sakit.

"Karena itu penting bantuan dari komunitas untuk menekan melalui edukasi 3M untuk memutuskan rantai penularan. AMSI Crisis Center COVID-19 sangat penting, jika diperlukan membentuk command center," kata Dr. dr. Lia G. Partakusuma, Sp.PK, MM, MARS, Sekjen Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia-PERSI.

AMSI Crisis Center COVID-19 akan melibatkan pengurus AMSI pusat dan daerah, serta para ahli di bidangnya masing-masing seperti dokter, psikolog, agamawan dll. Selain itu, beberapa kelompok swasta juga ikut andil dalam memberikan dukungan, Bunda.


(ank/pri)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda