
trending
Kisah Atlet Surfing Rio Waida, Dulunya Ingin Jadi Kuli Bangunan Karena Ayah
HaiBunda
Senin, 18 Oct 2021 20:30 WIB

Nama Rio Waida menjadi sorotan pada Olimpiade Tokyo 2020 lalu. Berkat atlet berdarah Jepang-Indonesia ini, surfing menjadi olahraga yang dikenal masyarakat luas.
Rio Waida sempat berkompetisi di Olimpiade Tokyo 2020. Namun ia harus tersingkir pada babak 16 besar ketika berselancar di Tsurigasaki Surfing Beach, Jepang, Senin (26/7).
Rio Waida yang mencetak poin 12.00 ditaklukan oleh peselancar Jepang nomor 6, Kanoa Igarashi dengan poin 14.00. Meski begitu, Rio mendapat pujian dari Pengurus Besar Persatuan Selancar Ombak Indonesia (PB PSOI).
Atlet kelahiran 25 Januari 2000 ini berhasil menaikkan pamor olahraga surfing. Berkat penampilan Rio di Olimpiade Tokyo 2020, banyak orang mulai melirik olahraga air ini.
Sebelum maju ke Olimpiade Tokyo 2020, Rio juga sudah mengikuti berbagai kompetisi dunia lho. Pada 2019, ia membawa pulang medali perak untuk Indonesia di Pesta Olahraga Asia Tenggara yang digelar di Filipina.
Sebelum berkiprah di dunia olahraga, tak disangka bahwa pemuda 21 tahun ini pernah punya mimpi yang sangat mulia, Bunda. Ia sempat bermimpi untuk bekerja sebagai kuli bangunan bersama sang ayah.
"Enggak ada olahraga lain yang ingin saya geluti selain surfing. Tapi sebelum fokus ke surfing, saya sempat punya mimpi untuk kerja sama bapak jadi kuli bangunan," ungkap Rio Waida ketika berbincang dengan artis Luna Maya, dikutip dari kanal YouTube TS Media.
Rio bercerita, hingga saat ini ayahnya masih bekerja di Jepang. Sementara itu, Ibunda Rio yang merupakan orang Jepang justru menetap di Bali.
Rio merupakan pemuda berdarah campuran Jepang-Indonesia, Bunda. Sang Ayah merupakan pria yang berasal dari Jember, Jawa Timur. Sedangkan sang Bunda merupakan wanita asli Jepang.
Rio Waida dilahirkan di Perfektur Saitama, Jepang pada 2000 silam. Namun Rio tidak lama dibesarkan di sana. Orang tua Rio Waida memboyongnya ke Indonesia untuk menetap di Pulau Dewata.
Bagaimana ceritanya Rio Waida bisa jatuh cinta dengan olahraga surfing? Simak di halaman berikutnya, Bunda.
Saksikan juga kisah sukses Ni Nengah Widiasih yang raih medali pertama di Paralimpiade Tokyo 2020.
JATUH CINTA DENGAN LAUT
Rio Waida / Foto: Instagram @riowaida_
Dibesarkan di Bali membuat Rio Waida sudah 'akrab' dengan laut sejak usia yang masih sangat muda. Rio mengenang ketika pertama kali Ayah dan Ibunda mengajaknya mengenal lautan di Bali.
"Saya lahir di Jepang langsung pindah ke Bali umur 5 tahun. Dari umur 5 tahun sudah diajak ke pantai sama orang tua. Pertama takut ke laut, tapi lama-lama jatuh cinta," kata Rio.
Lambat laun, Rio Waida semakin menyukai laut dan gemar melakukan berbagai aktivitas di sana. Ia pun mulai mencoba olahraga surfing bersama teman-temannya.
Berawal dari iseng-iseng, Rio Waida mulai menguji keahliannya dalam berselancar dengan mengikuti turnamen. Ia memberanikan diri untuk mencoba lomba pertamanya di usia remaja, Bunda.
"Pertamanya saya cuma mau surfing sama teman di laut. Kira-kira umur 16 tahun saya mengikuti lomba besar. Jadi dari situ saya fokus mau menang lomba dan berlatih untuk jadi juara dunia," tuturnya.
Salah satu tujuan Rio untuk menjadi atlet selancar adalah keinginan memperlihatkan keindahan lautan Indonesia kepada dunia. Atlet yang sudah berselancar keliling dunia ini tetap merasa ombak terbaik dimiliki oleh Indonesia, Bunda.
"Mungkin semua orang Indonesia belum tahu kalau Indonesia punya ombak terbagus di dunia. Kita belum kasih lihat bahwa surfing juga bisa masuk Olimpiade," ucapnya.
Berkeliling dunia untuk menaklukan ombak, terbesit rasa rindu di hati Rio Waida terhadap keluarga di rumah. Baca di halaman berikutnya.
INGIN PULANG KE RUMAH
Rio Waida / Foto: Instagram @riowaida_
Tahun demi tahun dilewati oleh Rio Waida berkeliling dunia mengikuti turnamen bersama teman-teman atlet. Saat ini, juara kedua ISA World Surfing Games 2019 itu tengah berada berkompetisi di Amerika Serikat.
Tak lama lagi, ia akan bertanding di Portugal, Prancis, dan Hawaii. Hal itu membuat Rio merasa rindu dengan Indonesia, Bunda. Ia bahkan sudah kangen dengan kuliner Bali.
"Pengen pulang ke Indonesia. Sudah lama enggak makan nasi. Saya kangen nasi campur Bali. Saya biasanya makan nasi banyak pakai mie dan gorengan. Saya juga kangen naik motor," ungkap Rio.
Diakui Rio, hal pertama yang akan ia lakukan saat tiba di Indonesia adalah berselancar di Bali. Ia rindu melakukan surfing dengan memakai celana pendek. Pasalnya, selama ini ia harus memakai body suit karena air laut di luar negeri sangat dingin, Bunda.
Pria yang mengidolakan atlet selancar Filipe Toledo itu juga sudah merindukan orang tuanya. Rio bercerita, ketika di rumah, ia kerap berbincang dengan sang Bunda dengan memakai Bahasa Jepang.
Tumbuh di keluarga multikultural membuat Rio mampu menggunakan berbagai bahasa. Selain Bahasa Jepang, ia juga fasih berbicara Bahasa Inggris dan tentunya Bahasa Indonesia.
"Sama (lancarnya). Kalau di rumah sama ibu masih pakai Bahasa Jepang," ungkapnya.
Dalam satu tahun, Rio menargetkan dirinya untuk lolos seleksi World Tour. Ia juga ingin kembali bertanding di Olimpiade berikutnya. Ia terpacu untuk membawa pulang medali usai melihat kesuksesan Greysia Polii dan Apriyani Rahayu.
"Saya pingin masuk ke olimpiade lagi. Kemarin saya melihat Greysia sama Apri dapat emas," ucapnya.
ARTIKEL TERKAIT

Trending
Kisah Pilu Aghniny Haque, Dibully karena Tak Punya Ayah hingga Jadi Korban Kekerasan

Trending
Ngenes! Atlet Senam Sutjiati Narendra Rela Tinggalkan AS Demi RI Berujung Kecewa

Trending
Klarifikasi Ridwan Kamil soal Atlet Ciamis Peraih Emas PON Pulang Naik Angkot, Ternyata..

Trending
5 Fakta Lifter Rahmat Erwin Abdullah, Bikin Haru Ibunda dan Wujudkan Mimpi Ayah

Trending
Susi Pudjiastuti Harus Jalan Dibantu Tongkat, Ada Apa?


5 Foto
Trending
5 Aktor Korea yang Ternyata Mantan Atlet, Ada Park Bo Gum Si Pria Green Flag di When Life Gives You Tangerines
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda