TRENDING
Gejala Khas Omicron di Indonesia Menurut Dokter Paru, Bukan Demam Bun
Annisa Karnesyia | HaiBunda
Minggu, 30 Jan 2022 14:20 WIBPenyebaran COVID-19 varian Omicron terus menjadi perhatian. Di Indonesia, kasus Omicron mulai melonjak selama beberapa hari terakhir, Bunda.
Pada 26 November 2021, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan varian B.1.1.529 menjadi variant of concern, bernama Omicron. Menurut WHO, Omicron memiliki beberapa mutasi yang mungkin berdampak pada pola penyebarannya atau tingkat keparahan penyakit yang ditimbulkan.
Berbeda dengan varian COVID-19 lainnya, Omicron memiliki gejala yang khas. Gejalanya dikatakan lebih ringan, Bunda.
"Dari rumah sakit kami ternyata yang banyak itu adalah gejala batuk dan nyeri tenggorokan," kata Dokter Paru RS Persahabatan, dr Erlina Burhan, SpP(K).
Dokter Erlina mengatakan, gejala yang muncul pada varian COVID-19 sebelumnya didominasi oleh demam. Setidaknya, untuk virus COVID-19 varian Alfa, Beta, dan Delta, sekitar 90 persen pasien mengalami demam.
Nah, pada varian Omicron, gejala demam justru hanya ditemukan pada sebagian kecil pasien. Selain itu, pasien yang terpapar Omicron juga tidak mengalami masalah paru, seperti sesak napas hingga membutuhkan oksigen.
"Demam itu hanya 18-20 persen. Kemudian tidak ada yang sesak, butuh oksigen, Omicron maupun probable Omicron," ujar Dokter Erlina.
Meski gejalanya terbilang ringan, Bunda harus tetap waspada terhadap varian baru COVID-19 ini ya. Dokter Erlina berpesan, masyarakat perlu lebih waspada bila mengalami gejala batuk atau gatal pada tenggorokan.
Dalam kesempatan ini, Dokter Erlina juga mengungkapkan persentase pasien Omicron yang mengalami masalah paru. Ia pun menjelaskan tentang perkembangbiakan virus ini di saluran napas.
TERUSKAN MEMBACA DI SINI.