
Bundapedia
Cacingan
Nanie Wardhani | Haibunda
Apa itu cacingan?
Cacingan adalah infeksi yang disebabkan oleh cacing yang menginfeksi tubuh manusia dan umumnya ditularkan melalui tanah.
Infeksi cacingan adalah infeksi yang disebabkan oleh cacing kelas nematode usus khususnya yang penularannya melalui tanah, di antaranya Ascaris lumbricoides, Trichuri strichiura, cacing tambang (Ancylostoma duodenale dan Necator americanus) serta Strongyloides stercoralis.
Dari data yang dirilis oleh World Health Organization (WHO) pada tahun 2016, lebih dari 1,5 miliar orang di dunia (24 persen dari jumlah penduduk dunia) terkena infeksi cacingan. Data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2015 menunjukkan bahwa prevalensi cacingan pada beberapa provinsi di Indonesia untuk usia 1-12 tahun berada pada tingkat yang tinggi yaitu 30-90 persen.
Pencegahan dan penanggulangan cacingan di Indonesia diatur dalam Undang-undang Nomor 15 tahun 2017 tentang penanggulangan cacingan, salah satu caranya dengan strategi deworming yang dikenal dengan Pemberian Obat Pencegahan secara Massal (POPM).
Pada tahun 2015, Kota Surabaya termasuk dalam daerah dengan prevalensi cacingan yang cukup rendah yaitu
Sebuah penelitian dilakukan di Kelurahan Dukuh Kupang, Kecamatan Sawahan, Surabaya. Sebagian besar daerah tersebut merupakan daerah yang bersih, namun ada satu wilayah pemukiman yang berlokasi dekat dengan tempat pemakaman umum, tempat pembuangan sampah, dan pasar, sehingga potensi terkena cacingan cukup besar.
Dari penelitian lain diketahui sanitasi lingkungan meliputi terdapat tidaknya sumber air bersih dan ketersediaan toilet adalah faktor yang berperan dalam peningkatan infeksi cacingan yang dapat menular melalui tanah pada siswa sekolah dasar di daerah pedesaan.
Meningkatnya pengetahuan mengenai cacingan dapat memperbaiki pola hidup masyarakat, sehingga dapat menurunkan angka kejadian penyakit cacingan. Peran orang tua adalah faktor penting dalam membentuk perilaku kesehatan anak. Tanpa pengetahuan yang cukup, orang tua tidak dapat menjalankan perannya dalam menjaga perilaku sehat anak secara optimal. Pencegahan infeksi cacingan dapat dilakukan apabila orang tua memiliki pengetahuan terkait cacingan dan pola hidup bersih.
Gejala cacingan
Sebagian besar kasus cacingan pada anak tidak menunjukkan tanda serius. Namun pada beberapa kondisi, ada tanda-tanda khas cacingan yang bisa dikenali, yaitu:
- Gatal di sekitar anus, terutama pada malam hari
- Gelisah atau tidak nyaman saat tidur karena gatal di sekitar anus
- Mudah marah dan tersinggung
- Kemerahan atau iritasi kulit di sekitar anus
- Sering sakit perut
- Kurang nafsu makan, sehingga bisa menurunkan berat badan
Selain beberapa gejala di atas, beberapa jenis cacing juga bisa terlihat saat anak BAB atau pada anus anak. Salah satu jenis cacing terlihat seperti potongan-potongan kecil mirip benang putih dengan bentuk seperti staples yang berukuran sekitar 2-13 mm.
![]() |
Faktor penyebab infeksi cacingan
Ada beberapa faktor yang memengaruhi seorang anak dapat terserang penyakit cacingan diantaranya:
- Tidak mencuci tangan dengan sabun sebelum makan
- Tidak menggunakan alas kaki saat keluar rumah
- Mencuci tangan tanpa sabun setelah buang air besar
- Sering menggigit kuku
- Bermain di tanah yang kotor
- Kurang memperhatikan makanan yang dikonsumsi.
Pencegahan cacingan
Penyakit cacingan dapat dicegah dengan memutuskan mata rantai penularan cacingan yaitu dengan menerapkan pola hidup bersih dan sehat serta mengonsumsi obat cacing. Penerapan pola hidup bersih dan sehat dapat dilakukan dengan beberapa cara berikut:
- Biasakan anak cuci tangan menggunakan sabun dengan benar secara rutin, terutama setelah bermain, sebelum dan sesudah menggunakan kamar mandi, serta sebelum dan sesudah makan.
- Biasakan anak untuk selalu mengenakan pakaian bersih dan mengganti pakaian setiap hari.
- Potong kuku anak secara rutin, terutama ketika sudah panjang, sehingga tidak ada cukup ruang untuk pertumbuhan telur cacing.
- Gunakan alas kaki yang bersih dan nyaman ketika anak bermain dan keluar rumah.
- Cuci pakaian, seprai, pakaian dalam, dan handuk dengan air panas guna membunuh telur cacing yang mungkin menempel. Kemudian, keringkan di atas terik matahari atau mesin pengering dengan suhu panas.
- Cegah anak menggaruk anus jika terasa gatal.
- Perhatikan kebersihan makanan yang dikonsumsi.
Efek dan dampak cacingan
Cacingan adalah salah satu faktor penyebab stunting atau kurang gizi. Kelompok anak usia sekolah dasar adalah salah satu kelompok umur yang rentan terhadap penyakit-penyakit kekurangan gizi. Cacingan secara kumulatif pada manusia dapat menimbulkan kehilangan zat gizi berupa karbohidrat dan protein serta kehilangan darah, sehingga dapat menurunkan produktivitas kerja. Cacingan juga dapat menghambat perkembangan fisik. Cacingan juga dapat menurunkan daya tahan tubuh sehingga mudah terkena penyakit lainnya.
Cacingan jarang sekali menyebabkan kematian secara langsung, namun sangat mempengaruhi kualitas hidup penderitanya. Cacingan dapat mengakibatkan menurunnya kondisi kesehatan, gizi, kecerdasan dan produktivitas penderita. Infeksi cacing pada manusia dapat dipengaruhi oleh perilaku, lingkungan tempat tinggal dan manipulasinya terhadap lingkungan.
Penyakit cacingan dapat menyebabkan kekurangan gizi karena semua nutrisi diserap oleh cacing akan membuat perkembangan mental dan fisik anak terganggu, anak menjadi mudah sakit karena turunnya imun, stunting, berkurangnya kecerdasan anak serta pada beberapa kasus juga dapat menyebabkan kematian pada anak.
Kematian anak akibat cacingan biasanya karena sudah terlalu banyak cacing di dalam tubuh si kecil, hingga membuat cacing menjelajah ke organ tubuh yang lain seperti paru-paru dan lainnya.
Penularan cacingan
Ada beberapa cara penularan cacingan, diantaranya:
Melalui tanah
Tanah yang lembap memungkinkan telur Ascaris dan Trichuris berkembang biak dengan cepat. Tanah berpasir yang gembur di daerah pedesaan dan pertambangan sesuai untuk pertumbuhan larva cacing tambang. Kondisi tanah yang kering dan berdebu juga bisa menyebabkan telur terbawa angin sehingga penularan Enterobius lebih mudah terjadi antara orang yang satu dengan yang lainnya.
Tidak memakai alas kaki setiap keluar rumah atau beraktivitas mengakibatkan anak terinfeksi cacing karena larva cacing tambang akan masuk melalui pori-pori kulit yang tidak memakai alas kaki.
Kontak langsung
Penularan cacingan lainnya, yaitu Hymenolepis dapat terjadi karena kontak langsung, yaitu telur cacing yang masuk dari tangan ke mulut. Selain manusia, tikus juga berperan sebagai inang pejamu pada himenolepiasis, sehingga makanan yang tercemar tinja tikus dapat dicurigai. Penularan cacing Enterobius sangat mudah terjadi karena telur dapat segera matang setelah dikeluarkan oleh cacing betina, dapat masuk ke mulut melalui tangan atau makanan yang terkontaminasi, dan dapat terhisap melalui pernafasan karena telur dapat melayang di udara, bahkan dapat mengalami auto-infeksi saat telur yang menempel di anus langsung menetas kembali menjadi larva.
Melalui udara
Sebelum anak terkena cacingan, awalnya telur cacing keluar dari perut manusia bersama kotoran. Jika kotoran itu dialirkan ke sungai atau got, maka setiap tetes air akan terkontaminasi telur cacing. Jika air yang telah tercemar dipakai orang lain untuk menyirami tanaman atau aspal jalan, telur-telur itu naik ke darat. Begitu air mengering, mereka menempel pada butiran debu. Telur lainnya terbang ke tempat-tempat yang sering dipegang tangan manusia.
Penyakit cacingan sangat berpengaruh bagi kesehatan anak. Karena itu diperlukan langkah pencegahan yang tepat untuk memutus rantai penyakit cacingan, dengan cara penerapan gaya perilaku hidup bersih dan sehat. Selain itu, berikan juga obat cacing secara rutin pada anak untuk mencegah tertular cacingan.
Bunda, yuk download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 persen.