Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan
Ilustrasi Siklus Haid

Bundapedia

Amenorrhea

Annisa Karnesyia   |   Haibunda

Masalah pada siklus haid dapat memengaruhi kesuburan. Salah satunya adalah amenorrhea.

Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), sekitar 1 dari 25 perempuan yang tidak hamil, menyusui, atau sedang mengalami menopause akan mengalami amenorrhea pada satu waktu dalam hidupnya.

Amenorrhea adalah tidak adanya haid atau tidak terjadinya siklus haid. Melansir laman Mayo Clinic, amenorrhea sering kali didefinisikan sebagai hilangnya satu atau lebih periode haid.

Perlu diketahui, siklus haid atau menstruasi dihitung dari hari pertama keluarnya darah pada satu periode sampai hari pertama keluarnya haid berikutnya. Kebanyakan perempuan memiliki siklus haid antara 21 dan 35 hari. Biasanya, menstruasi berlangsung selama 2 hingga 7 hari, dengan perdarahan paling banyak terjadi di tiga hari pertama.

Jenis dan penyebab amenorrhea

Amenorrhea dibagi menjadi dua, yakni:

1. Amenorrhea primer

Amenorrhea primer adalah kondisi ketika seorang perempuan tidak mendapatkan menstruasi pertamanya pada usia 15 tahun. Penyebab paling umum dari amenorrhea primer berkaitan dengan kadar hormon. Beberapa penyebab lainnya seperti:

  • Kondisi kromosom atau genetik (sindrom Turner)
  • Masalah pada hipotalamus atau kelenjar pituitari
  • Masalah dengan perkembangan organ reproduksi
  • Keterlambatan pubertas

2. Amenorrhea sekunder

Amenorrhea sekunder adalah kondisi ketika seorang perempuan yang sudah haid tidak mendapatkan menstruasi selama tiga bulan atau lebih. Kehamilan, menyusui, dan menopause menjadi penyebab paling umum dari amenorrhea sekunder. Penyebab lainnya juga bisa karena beberapa hal, seperti:

  • Masalah hormon
  • Berat badan rendah atau kekurangan nutrisi
  • Sindrom ovarium polikistik (PCOS)
  • Gangguan makan seperti anoreksia nervosa
  • Penyakit kronis
  • Penggunaan kontrasepsi, seperti yang mengandung Depo-Provera
  • Sedang menjalani kemoterapi atau pengobatan kanker
  • Riwayat kuret
  • Penggunaan obat-obatan tertentu

Gejala amenorrhea

Gejala umum dari amenorrhea adalah tidak terjadinya haid. Namun, ada pula gejala lain yang bisa menyertai tergantung dengan penyebabnya. Berikut beberapa gejalanya:

  • Hot flashes
  • Keluarnya cairan dari puting susu
  • Vagina kering
  • Sakit kepala
  • Perubahan penglihatan
  • Muncul jerawat
  • Pertumbuhan rambut berlebih di wajah dan tubuh
  • Rambut sering rontok
  • Nyeri panggul
Haid sedikitIlustrasi Tidak Haid/ Foto: Getty Images/stefanamer

Komplikasi amenorrhea

Amenorrhea adalah kondisi yang tidak mengancam jiwa. Namun, beberapa penyebabnya dapat menyebabkan komplikasi jangka panjang. Untuk itu, seseorang yang mengalami kondisi ini perlu dievaluasi oleh dokter.

Ada beberapa komplikasi amenorrhea yang mungkin terjadi, seperti:

  • Osteoporosis atau penyakit kardiovaskular karena kekurangan hormon estrogen
  • Kesulitan hamil atau infertilitas
  • Nyeri panggul bila penyebabnya adalah masalah struktural

Diagnosis amenorrhea

Remaja harus dievaluasi untuk amenorrhea primer bila mereka belum menstruasi pada usia 15 tahun. Mereka juga perlu dievaluasi bila tidak ditemukan tanda-tanda perkembangan payudara pada usia 13 tahun.

Diagnosis amenorrhea umumnya dilakukan dengan pemeriksaan panggul untuk melihat ada atau tidaknya masalah pada organ reproduksi. Jika perempuan belum menstruasi, dokter mungkin akan memeriksa payudara dan alat kelamin untuk mengetahui perubahan hormonal pada masa pubertas.

Amenorrhea bisa menjadi tanda dari serangkaian masalah hormonal yang kompleks. Menemukan penyebab yang mendasarinya mungkin memerlukan waktu dan memerlukan lebih dari satu jenis pengujian.

Berikut beberapa tes yang dapat dilakukan untuk membantu diagnosis amenorrhea:

1. Tes kehamilan

Tes dilakukan untuk menyingkirkan atau memastikan kemungkinan kehamilan.

2. Tes fungsi tiroid

Tes ini mengukur jumlah thyroid-stimulating hormone (TSH) dalam darah yang dapat menentukan apakah tiroid bekerja dengan baik.

3. Tes fungsi ovarium

Mengukur jumlah follicle-stimulating hormone (FSH) dalam darah untuk menentukan apakah ovarium berfungsi dengan baik.

4. Tes prolaktin

Rendahnya kadar hormon prolaktin mungkin merupakan tanda tumor kelenjar pituitari.

5. Tes hormon pria

Jika Bunda mengalami peningkatan rambut di wajah dan memiliki suara rendah, dokter mungkin ingin memeriksa tingkat hormon pria dalam darah.

6. Ultrasound (USG)

Tes yang menggunakan gelombang suara ini dapat memeriksa ada atau tidaknya kelainan pada organ reproduksi.

7. Magnetic resonance imaging (MRI)

MRI menggunakan gelombang radio dengan medan magnet yang kuat untuk menghasilkan gambar jaringan lunak di dalam tubuh dengan sangat detail. Dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan ini untuk memeriksa tumor hipofisis.

Penanganan amenorrhea

Penanganan amenorrhea akan tergantung pada jenis dan penyebabnya. Jika amenorrhea terjadi karena kehamilan, menyusui, dan menopause, maka tidak perlu ditangani.

Sementara itu, beberapa pengobatan amenorrhea lain yang dilakukan seperti:

  1. Menjalani program diet sehat untuk mempertahankan berat badan sehat
  2. Pola makan yang baik
  3. Manajemen stres
  4. Perawatan hormonal
  5. Pembedahan pada kasus yang jarang terjadi

Penanganan amenorrhea juga akan berfokus pada gejala yang dialami perempuan. Misalnya, terapi estrogen dilakukan untuk meredakan hot flashes dan vagina kering. Sementara itu, pemberian suplemen kalsium dan vitamin D untuk mencegah osteoporosis.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

Topik Terkait

Program Hamil

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda