

Bundapedia
Stenosis Pilorus
Nanie Wardhani | Haibunda
Stenosis pilorus adalah suatu kondisi yang memengaruhi pilorus, atau otot di ujung lambung, pada bayi. Saat pilorus menebal, makanan tidak bisa lewat. Gejala stenosis pilorus termasuk muntah yang kuat, yang dapat menyebabkan dehidrasi.
Apa itu stenosis pilorus?
Stenosis pilorus adalah penebalan atau penyempitan pada pilorus, atau otot di ujung lambung menuju ke usus halus dan terjadi pada bayi baru lahir. Nama lengkap dari kondisi ini adalah hypertrophic pyloric stenosis (HPS). Hipertrofi berarti penebalan, stenosis pilorus menyebabkan muntah dan dapat menyebabkan dehidrasi pada bayi.
Apa yang terjadi pada stenosis pilorus?
Pilorus adalah otot sfingter atau otot yang membuka dan menutup. Otot ini terletak di ujung lambung, di mana lambung bertemu dengan usus halus.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pilorus berkontraksi (menutup) saat makanan dan cairan perlu dicerna di lambung. Kemudian rileks dan terbuka untuk membiarkan makanan dan cairan masuk ke usus halus.
Ketika otot pilorus terlalu tebal, lorongnya jadi terlalu sempit sehingga cairan dan makanan tidak dapat berpindah dari lambung ke usus halus. Bayi dengan stenosis pilorus sering muntah dengan paksa karena susu formula atau ASI tidak dapat keluar dari lambung. Biasanya bayi sulit mengalami kenaikan berat badan karena sering muntah.
Siapa yang berisiko mengalami stenosis pilorus?
Ada beberapa faktor risiko stenosis pilorus, meliputi:
Jenis kelamin: Bayi laki-laki memiliki risiko lebih tinggi.
Ras: Lebih banyak terjadi pada bayi kulit putih, terutama keturunan Eropa.
Riwayat keluarga stenosis pilorus: Sekitar 15 persen bayi dengan stenosis pilorus memiliki riwayat keluarga. Orang tua yang memiliki kondisi sebelumnya juga berpengaruh. Risiko bayi tiga kali lebih tinggi jika ibunya menderita stenosis pilorus, dibandingkan dengan ayahnya.
Merokok: Bayi yang ibunya merokok selama kehamilan berisiko lebih tinggi.
Antibiotik: Beberapa bayi yang membutuhkan antibiotik segera setelah lahir mungkin berisiko lebih tinggi. Bayi yang ibunya mengonsumsi antibiotik tertentu di akhir kehamilan juga memiliki risiko lebih tinggi.
Pendekatan pemberian makan: Beberapa penelitian tentang bayi yang minum susu formula menunjukkan peningkatan risiko stenosis pilorus. Namun masih belum jelas apakah risiko tersebut berasal dari botol atau susu formula. Jika berasal dari botol, mungkin juga berlaku untuk botol dengan ASI.
Kapan stenosis pilorus terjadi?
Bayi biasanya tidak dilahirkan dengan stenosis pilorus. Penebalan pilorus mulai terjadi pada minggu-minggu setelah kelahiran. Gejala stenosis pilorus biasanya dimulai saat bayi usia 2-8 minggu.
Tapi bisa memakan waktu hingga lima bulan sampai gejalanya menjadi jelas. Jika melihat gejalanya, bicarakan dengan dokter. Perawatan sebaiknya dilakukan sebelum bayi mengalami dehidrasi dan kekurangan gizi.
Apa saja gejala stenosis pilorus?
Gejala dimulai saat bayi berusia sekitar 2-8 minggu. Bayi dengan stenosis pilorus dapat makan dengan baik tetapi memiliki gejala berikut:
- Sering muntah dengan sangat kuat atau disebut juga muntah proyektil, biasanya dalam waktu setengah jam sampai satu jam setelah makan.
- Sakit perut
- Dehidrasi
- Kelaparan setelah makan
- Sifat lekas marah
- Sedikit buang air besar
- Gerakan perut seperti bergelombang tepat setelah makan, sesaat sebelum muntah dimulai. Kadang-kadang massa seperti sosis bisa dirasakan di perut.
- Penurunan berat badan.
Menurut Cleveland Clinic, orang tua mungkin tidak menyadari ada yang salah sampai bayi mengalami dehidrasi parah atau kekurangan gizi. Bayi juga bisa mulai terkena penyakit kuning, saat kulit dan bagian putih mata menjadi kuning.
Apakah gumoh merupakan tanda stenosis pilorus?
Banyak bayi muntah sedikit setelah mereka makan dan ini bukan masalah. Muntah proyektil yang kuat atau menyakitkan adalah tanda masalah yang lebih serius. Bicaralah dengan dokter jika Si Kecil muntah setelah makan.
Bagaimana stenosis pilorus didiagnosis?
Dokter akan bertanya tentang kebiasaan makan Si Kecil. Kemudian Si Kecil akan diperiksa. Terkadang, dokter bisa merasakan benjolan seukuran buah zaitun di perut Si Kecil. Itu adalah otot pilorus yang menebal.
Dokter mungkin merekomendasikan tes darah juga. Tes ini dapat mengetahui apakah Si Kecil mengalami dehidrasi atau ketidakseimbangan elektrolit akibat muntah. Elektrolit adalah mineral yang menjaga tubuh bekerja sebagaimana mestinya.
Dalam beberapa kasus, rangkaian gastrointestinal bagian atas harus dilakukan jika pemeriksaan fisik dan USG perut tidak menunjukkan adanya kelainan. Tes ini mengharuskan Si Kecil meminum cairan khusus.
Cairan ini dapat dilihat pada sinar-X saat bergerak melalui lambung dan usus halus. Ahli radiologi pediatrik akan melihat sinar-X saat Si Kecil meminum cairan untuk menentukan apakah cairan tersebut dapat keluar dari perut melalui pilorus atau tidak.
Pengobatan dan perawatan
Pembedahan yang disebut piloromiotomi mengobati stenosis pilorus. Setelah mendiagnosis stenosis pilorus, dokter bedah akan mendiskusikan operasi tersebut dengan Bunda. Ini operasi yang aman. Prosedur ini biasanya memakan waktu kurang dari satu jam.
Bisakah Si Kecil menyusu kembali setelah operasi stenosis pilorus?
Si Kecil akan mulai minum susu formula atau ASI beberapa jam setelah operasi. Mereka akan minum dalam jumlah kecil pada awalnya. Dokter bedah akan mendiskusikan rencana pemberian makan Si Kecil dengan Bunda.
Jika menggunakan susu formula, tim perlahan akan meningkatkan volume dan konsentrasi susu formula sesuai toleransi Si Kecil.
Jika menyusui langsung, Si Kecil akan mendapat ASI dari botol untuk beberapa kali menyusui pertama karena penghitungan jumlahnya secara akurat adalah hal yang penting.
Bagaimana jika Si Kecil masih muntah setelah operasi?
Bayi masih bisa muntah setelah operasi stenosis pilorus namun bukan berarti mereka memiliki kondisi itu lagi. Muntah bisa jadi karena:
- Efek anestesi dari operasi
- Kurang bersendawa setelah menyusui.
- Terlalu banyak susu dan minum terlalu cepat.
Jika Si Kecil terus muntah, mereka mungkin memerlukan tes tambahan. Tim perawatan akan terus bekerja untuk memperbaiki masalah muntah.
Pencegahan stenosis pilorus
Tidak ada cara untuk mencegah stenosis pilorus. Jika Bunda tahu stenosis pilorus terjadi di keluarga, pastikan untuk memberi tahu dokter Bunda. Dokter dapat mencari tanda atau gejala kondisi apa pun.
Mengetahui tanda dan gejala stenosis pilorus berarti Bunda bisa mendapatkan pertolongan sesegera mungkin. Mendapatkan perawatan lebih awal membantu mencegah masalah seperti kekurangan gizi dan dehidrasi.
Kapan harus menghubungi dokter?
Beberapa pembengkakan di sekitar lokasi sayatan adalah normal. Tetapi hubungi dokter jika Si Kecil mengalami:
- Berdarah
- Perut buncit (bengkak) atau membesar
- Pembengkakan berlebihan di sekitar area operasi
- Demam
- Buang air kecil lebih sedikit dari biasanya
- Sering muntah
- Muntah yang tampak berwarna hijau tua atau mengandung darah
- Peningkatan rasa sakit
- Kemerahan atau bocor dari sayatan