
Bundapedia
Cooing
Nanie Wardhani | Haibunda
Tonggak bahasa adalah keberhasilan yang menandai berbagai tahap perkembangan bahasa bayi. Keduanya reseptif (mendengar dan memahami) dan ekspresif (berbicara). Artinya, selain bisa mengeluarkan suara dan kata-kata, bayi Bunda juga harus bisa mendengar dan mengerti.
Tonggak penting bahasa
Berikut adalah daftar tonggak penting bahasa Si Kecil, dilansir dari Healthline.
Cooing – Ini adalah produksi suara pertama bayi selain menangis, biasanya terjadi antara usia enam sampai delapan minggu.
Tertawa – Biasanya sekitar 16 minggu, bayi akan tertawa menanggapi hal-hal di dunianya.
Mengoceh dan jargon bayi – Ini adalah penggunaan suku kata berulang-ulang seperti “bababa,” tetapi tanpa arti tertentu. Biasanya terjadi antara 6 dan 9 bulan. Ocehan berubah menjadi jargon bayi, atau "babbling".
Kata tidak – Antara usia 6 dan 11 bulan, bayi harus belajar memahami kata tidak dan akan menghentikan apa yang dia lakukan (walaupun dia mungkin segera melakukannya lagi!).
Kata pertama – Saat bayi berusia satu tahun, mereka mungkin sudah mengucapkan kata pertama, dan mungkin satu atau dua kata lagi. Kata pertama bayi biasanya muncul antara 10 dan 15 bulan.
Mengikuti instruksi – Pada saat si kecil berusia satu tahun, ia harus dapat mengikuti instruksi, jika sederhana dan jelas. Bayi akan tertarik untuk mencoba berbicara.
Kata-kata tidak sempurna. Konsonan yang dibuat dengan bibir, seperti “m” atau “b” atau “p” lebih mudah diucapkan. Bayi mungkin mengatakan "ma-ma", yang lebih mudah diucapkan bayi daripada "da-da". Dada lebih keras karena "d" dibuat oleh lidah dan langit-langit mulut.
Cooing
Tidak ada yang lebih menggemaskan daripada bayi yang belajar membuat suara pertamanya. Jenius kecil Bunda akan belajar berbicara secara bertahap, dimulai dengan suara vokal, desahan, desahan, dengkuran, dan degukan.
Suara-suara ini adalah langkah pertama bayi menuju jalan yang mengasyikkan menuju kata-kata pertama itu.
Kapan bayi mulai cooing?
Suara cooing biasanya dimulai sebagai rangkaian "ooh" dan "aah". Bayi Bunda mungkin juga mengeluarkan suara gemericik dan mulai bereksperimen dengan membuat suara dengan bibirnya. Suara-suara kecil yang menyenangkan ini memainkan peran penting: Cooing membantu bayi mengembangkan otot yang akan mereka gunakan nanti ketika mereka belajar berbicara.
Bayi mungkin mulai bersuara kapan saja antara beberapa minggu pertama dan bulan kedua, berkembang dari desahan dan coo eksperimental acak menjadi suara yang sebenarnya diarahkan pada mainan, hewan peliharaan, benda, dan orang. Sekitar usia 2 bulan, sebagian besar bayi akan mengembangkan repertoar pribadi suara vokal, cooing dan berdeguk.
Bagaimana cara mendorong suara seperti cooing?
Menyenangkan mendengarkan suara pertama bayi Bunda, bahkan lebih menyenangkan untuk memulai percakapan dengan cooing, bernyanyi, dan mengobrol.
Tatap mata si kecil dan dekatkan wajah Bunda (ingat, penglihatan bayi yang baru lahir kabur dan pada awalnya, bayi tidak akan dapat melihat lebih jauh). Menjawab cooing-nya dengan suara yang sama dari Bunda akan sangat memuaskannya dan akan mendorong eksplorasi verbal yang pada akhirnya mengarah pada kata pertamanya.
Saat bayi akan mulai mengoceh
Tidak ada cara yang paling tepat untuk berbicara dengan bayi. Bunda bisa membacakan buku, mengobrol tentang cuaca atau menjelaskan apa yang ada di keranjang belanja saat berbelanja, keterampilan bahasa bayi dapat bermanfaat. Bayi suka diajak bicara, dan mendengarkan Bunda serta meniru suara adalah cara mereka akhirnya belajar berbicara.
Tidak yakin apa yang harus dibicarakan? Berikut adalah beberapa cara untuk meningkatkan keterampilan vokalisasi bayi seperti dilansir dari What to Expect:
1. Ceritakan hari Bunda, langkah demi langkah
Tindakan sederhana menjelaskan apa yang Bunda lakukan saat mendandani bayi, memasak makan malam, atau berjalan-jalan akan membantunya mulai mengenali kata, label, dan kombinasi suara. "Ayo pakai jaket kita agar tetap hangat dan nyaman, dan sekarang sarung tangan kuning kita. Dan bagaimana dengan topi hijau berbulu halus ini?"
2. Tahan (satu sisi) percakapan
Biasakan sekarang untuk berbicara dengan si kecil, mengajukan pertanyaan dan memberikan jawaban. Meskipun bayi tidak akan mengerti persis apa yang Bunda katakan, dia akan melihat Bunda menjadi model bolak-balik percakapan.
3. Bacakan buku untuk bayi
Membaca memungkinkan bayi mendengar seperti apa kalimat itu. Seiring berjalannya waktu, menunjuk kata-kata saat membacanya membantunya mengembangkan keterampilan literasi awal.
4. Nyanyikan lagu untuk si kecil
Bernyanyi adalah cara yang bagus untuk berinteraksi dengan bayi dan membantunya mengenali kata-kata.
5. Jelaskan pemandangan dan suara di sekitar Bunda
Tunjukkan warna, benda, dan suara, mulai dari truk sampah yang bergemuruh di jalan hingga apel merah cerah yang ditumpuk di lorong produk.
6. Ajukan pertanyaan - dan dengarkan jika dia menjawab
Mengajukan pertanyaan adalah cara mudah untuk mencontohkan percakapan memberi-dan-menerima sambil menjaga derai ramah. Namun, ingatlah untuk berhenti cukup lama agar Si Kecil dapat bersuara atau mendesah.
Ketika dia bersuara, tersenyumlah dan lakukan kontak mata dengannya untuk menunjukkan bahwa Bunda mendengarkan. Si Kecil akan terdorong oleh perhatian Bunda, dan bersemangat untuk mencoba membuat suara barunya sendiri.
Kapan harus khawatir tentang perkembangan bahasa bayi?
Bayi belajar berkomunikasi dengan kecepatan yang berbeda. Jadi ketika berbicara tentang membuat suara, ada banyak hal yang dianggap normal.
Namun, jika bayi tidak cooing atau mengeluarkan suara pada usia 4 bulan, ada baiknya Bunda membawanya ke dokter anak. Tanda-tanda lain yang harus diwaspadai termasuk jika bayi:
- Tidak menanggapi suara keras
- Tidak melihat sesuatu saat mereka bergerak
- Tidak tersenyum pada orang
- Tidak berpartisipasi dalam percakapan dengan cooing atau suara lain
- Tidak meniru suara atau ekspresi wajah apa pun
Jika anak tidak mencapai tonggak sejarahnya, bicarakan dengan dokter anak untuk mendapatkan panduan.
Lalu apa tahapan selanjutnya? Pada usia 3 atau 4 bulan, kebanyakan bayi menambahkan tawa ke dalam daftar efek suara mereka. Cooing kecil itu akan segera diikuti oleh suara konsonan dan ocehan, yang dengan latihan dan dorongan yang cukup dari Bunda pada akhirnya akan digabungkan untuk menciptakan kata-kata pertamanya yang sangat dinantikan.