Kesuburan Pria

Bundapedia

Varikokel

Annisa Karnesyia   |   Haibunda

Masalah kesuburan pada pria dapat disebabkan karena kelainan pada organ reproduksi. Salah satu yang cukup umum adalah varikokel.

Menurut definisi American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), varikokel adalah pembesaran pembuluh darah di skrotum, yakni kantong kulit di belakang penis. Sementara definisi dari Johns Hopkins Medicine, Varikokel adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan vena yang melebar secara tidak normal (disebut vena 'ampiniform plexus') di skrotum.

Secara anatomi, vena di seluruh tubuh membawa darah dari berbagai organ untuk kembali ke jantung. Biasanya, vena memiliki katup yang bertugas untuk memastikan darah bergerak ke arah yang tepat, Bunda.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Namun, ketika katup di vena testis tidak berfungsi dengan baik, darah dapat terkumpul di skrotum, dan menyebabkan varikokel. Kelainan ini biasanya terjadi di sisi kiri skrotum, dan kemungkinan terkait dengan aliran vena testis yang ada di perut.

Varikokel biasanya tidak menimbulkan rasa sakit, tetapi terkadang dapat menyebabkan nyeri hilang-muncul di testis. Pada beberapa orang, varikokel dapat menyebabkan infertilitas.

Bentuk varikokel yang besar akan tampak seperti sekantong cacing. Sedangkan pada yang lebih kecil, bentuknya mungkin akan sulit terlihat.

Varikokel dan kesuburan pria

Dikutip dari Cleveland Clinic, varikokel dapat memengaruhi kesuburan pada beberapa orang, Bunda. Kondisi ini setidaknya berkontribusi sekitar 40 persen dari semua kasus infertilitas pria.

Sedangkan menurut ulasan di Asian Journal of Andrology tahun 2016, varikokel dapat ditemukan pada 15 persen populasi pria dewasa dan sekitar 35 persen pada pria yang mengalami infertilitas primer, yakni mereka yang tidak bisa membuahi meski sudah 1 tahun mencobanya.

Sekitar 20 persen remaja pria memiliki varikokel dan sebagian kecil dari mereka kemungkinan sembuh secara spontan. Banyak pula pria dengan kondisi ini tidak memiliki masalah untuk bisa membuahi sel telur hingga terjadi kehamilan.

Sampai saat ini, banyak pakar belum memahami peran varikokel yang dapat menyebabkan masalah kesuburan. Ada kemungkinan ini terjadi karena suhu dalam skrotum meningkat karena penumpukan darah di pembuluh darah pada kondisi varikokel.

Suhu yang tinggi bisa memengaruhi sepasang testis, sehingga pada akhirnya juga memengaruhi jumlah dan produksi sperma.

Selain masalah kesuburan, varikokel juga dapat menyebabkan penurunan produksi hormon testoteron oleh testis dan menimbulkan rasa tidak nyaman pada skrotum. Dalam beberapa kasus, kondisi ini juga bisa menyebabkan azoospermia, yakni kekurangan sperma saat ejakulasi.

Gejala varikokel

Varikokel biasanya tidak memiliki gejala khusus, Bunda. Namun, ada beberapa kemungkinan gejala yang perlu mendapatkan perhatian, yakni:

  1. Muncul nyeri tumpul di testis atau nyeri pada skrotum, yang seringkali membaik saat berbaring.
  2. Pembengkakan di testis atau skrotum.
  3. Mengecilnya ukuran testis (atrofi testis).
  4. Tidak mampu untuk mencapai kehamilan setidaknya setelah satu tahun mencoba (infertilitas).
  5. Muncul benjolan kecil di atas testis.
Ilustrasi SpermaIlustrasi Sperma/ Foto: Getty Images/iStockphoto/ClaudioVentrella

Diagnosis varikokel

Berikut 2 cara untuk mendiagnosis varikokel:

1. Pemeriksaan fisik

Varikokel tidak selalu dapat dirasakan atau dilihat saat berbaring. Untuk menegakkan diagnosis, dokter kemungkinan besar akan memeriksa testis pada pria dengan posisi berdiri dan berbaring. Demikian seperti dilansir Healthline.

2. Valsalva manuver

Teknik valsalva manuver ini sering digunakan untuk mendiagnosis varikokel yang ukurannya lebih kecil. Valsalva manuver biasanya mengharuskan seorang pria untuk berdiri, menarik napas dalam-dalam, menahannya, sambil dokter memeriksa skrotum.

3. USG skrotum

Dalam beberapa kasus, USG skrotum mungkin diperlukan untuk mendiagnosis kelainan ini. USG skrotum dapat mengukur vena spermatika dan memungkinkan dokter untuk mendapatkan gambaran kondisi yang detail dan akurat.

4. Analisis air mani (semen)

Selama melakukan pemeriksaan ini, pria akan diminta mengeluarkan air mani dan menyimpannya ke dalam wadah khusus. Sampel lalu akan dikirim ke laboratorium untuk memastikan ada atau tidaknya varikokel.

5. Tes darah

Dalam pemeriksaan ini, petugas medis akan menggunakan jarum kecil untuk mengambil sampel darah. Sampel lalu dikirim ke laboratorium untuk diperiksa kadar hormon, termasuk hormon perangsang folikel (FSH) dan testosteron.

Tingkatan dalam varikokel

Diagnosis varikokel dapat dinilai dalam beberapa tingkatan (grade). Berikut penjelasannya;

Tingkat 0

Tingkat 0 adalah jenis varikokel yang paling kecil dan tidak dapat dideteksi selama pemeriksaan fisik. Varikokel tingkat ini hanya bisa dilihat melalui USG.

Tingkat I

Pada tingkat 1, petugas medis tidak dapat melihat varikokel. Varikokel hanya dapat dideteksi dengan teknik valsalva manuver.

Tingkat II

Varikokel dapat dideteksi dengan mudah, bahkan dengan tanpa melakukan manuver Valsava. Meski begitu, hasilnya mungkin tidak akan terlalu terlihat.

Tingkat III

Pada tingkat ini, bentuk varikokel sudah yang paling besar. Petugas medis dapat dengan jelas melihat dan merasakannya.

Penanganan varikokel

Seseorang dengan varikokel mungkin perlu mengubah rutinitas dengan menghindari aktivitas yang menyebabkan ketidaknyamanan. Selain itu, ia juga perlu menghindari pakaian yang ketat dan kompres dingin untuk menghilangkan rasa sakit.

Penggunaan obat-obatan nonsteroidal anti-inflammatory drug (NSAID) dapat diberikan untuk meredakan nyeri di skrotum atau testis.

Varikokel sebaiknya segera ditangani, terutama bila sudah menjadi penyebab gangguan kesuburan. Berikut penanganan varikokel:

1. Varikokelektomi

Varikokelektomi adalah operasi pengangkatan pembuluh darah yang membesar di skrotum karena varikokel. Operasi dilakukan untuk mengalirkan darah ke pembuluh darah sehat lainnya di skrotum.

2. Embolisasi varikokel

Embolisasi varikokel adalah prosedur yang non-invasif dengan memasukkan kateter kecil ke paha dalam atau leher vena. Sebuah koil kemudian ditempatkan ke dalam kateter dan ke dalam varikokel untuk menghalangi darah sampai ke pembuluh darah yang tidak normal.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

Topik Terkait

Program Hamil

HIGHLIGHT