Ilustrasi Organ Reproduksi

Bundapedia

Human Papillomavirus (HPV)

Annisa Karnesyia   |   Haibunda

Human Papillomavirus (HPV) menjadi salah satu penyebab terbanyak kanker serviks pada wanita. Jenis kanker yang menyerang organ reproduksi wanita ini masih banyak ditemukan di Tanah Air, Bunda.

Data Global Burden of Cancer Study (Globocan) dari World Health Organization (WHO) tahun 2020 menunjukkan, kanker serviks menjadi penyakit kanker terbanyak kedua yang diidap wanita di Indonesia.

Menurut Kamus Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), HPV adalah virus yang dapat menyebabkan kutil di berbagai bagian tubuh. Virus HPV hidup pada sel-sel kulit dan memiliki lebih dari 100 jenis. Ada sekitar 60 jenis HPV penyebab kutil yang biasanya menginfeksi bagian-bagian tubuh seperti kaki dan tangan, sementara 40 di antaranya memicu munculnya kutil kelamin.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Tidak semua HPV dapat menyebabkan kanker, tapi ada beberapa jenis HPV kelamin yang dapat memicu kanker leher rahim atau serviks, serta kanker pada anus dan penis," demikian penjelasan Kemenkes RI.

WHO memperkirakan sekitar 99 persen kasus kanker serviks berhubungan dengan infeksi HPV di organ genital wanita. Transmisi atau penularan HPV semakin tinggi pada seseorang yang sering berganti pasangan seksual.

Tipe Human Papillomavirus (HPV)

Ada banyak tipe atau jenis HPV, Bunda. Menurut WHO, setidaknya 13 dari 100 lebih genotipe HPV yang diketahui dapat menyebabkan kanker serviks dan berhubungan dengan kanker anogenital lainnya.

Dua genotipe yang berisiko tinggi dan paling umum adalah HPV tipe 16 dan 18, menyebabkan sekitar 70 persen dari semua kejadian kanker serviks. Sementara dua genotipe berisiko rendah adalah HPV Tipe 6 dan 11 yang dapat menyebabkan kutil kelamin.

"HPV diperkirakan menyebabkan hampir setengah juta kasus dan 250.000 kematian akibat kanker serviks pada tahun 2002, dimana sekitar 80 persen terjadi di negara berkembang," ujar WHO.

Gejala Human Papillomavirus (HPV)

HPV yang memengaruhi alat kelamin biasanya tidak menimbulkan gejala. Gejala paling umum adalah munculnya kutil di area genital.

Kutil dapat muncul dalam waktu berminggu-minggu hingga bertahun-tahun setelah seseorang terinfeksi HPV. Kutil kelamin menular, tetapi tidak berbahaya. Meski begitu, penanganan yang tepat tetap perlu dilakukan.

Berikut bentuk kutil pada seseorang yang terkena HPV:

1. Kutil kelamin

Kutil ini terlihat seperti lesi yang datar, dengan benjolan kecil seperti kembang kol atau tonjolan kecil seperti batang. Pada wanita, kutil ini kebanyakan muncul di vulva dan bisa juga di dekat anus, leher rahim, atau vagina.

2. Kutil di tangan dan jari

Kutil tang muncul di tangan dan jari biasanya berbentuk kutil biasa, yakni benjolan yang kasar dan menonjol.

3. Kutil plantar

Kutil plantar adalah kutil yang berbentuk kasar dan berbutir. Kutil ini muncul di tumit dan kaki.

4. Kutil wajah

Kutil di wajah ini berbentuk lesi datar dan agak sedikit menonjol. Pada pria, kutil ini cenderung muncul di area janggut, sedangkan pada wanita bisa muncul di kaki.

Apa Human Papillomavirus (HPV) mudah menular?

HPV sangat mudah menular. Tak hanya pada wanita, HPV juga bisa menginfeksi pria. Pada pria, infeksi virus dapat menyebabkan kanker penis dan kanker rektum.

Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menjelaskan bahwa seseorang dapat tertular HPV saat melakukan hubungan seksual, baik melalui vaginal, anal, atau pun oral. Penularan dapat terjadi bila pasangan sudah terinfeksi virus ini.

Selain itu, virus juga dapat menyebar melalui sentuhan kulit ke kulit yang sangat dekat saat berhubungan seks. Seseorang dengan HPV dapat menularkan infeksi ini, bahkan ketika mereka tidak memiliki tanda atau gejala.

Ilustrasi Organ ReproduksiIlustrasi Organ Reproduksi/ Foto: Getty Images/iStockphoto/

Bahaya Human Papillomavirus (HPV)

Dalam kebanyakan kasus, HPV dapat hilang dengan sendirinya dalam kurun waktu dua tahun tanpa masalah kesehatan. Namun, ketika virus ini tidak hilang, ia bisa berkembang menjadi kutil kelamin hingga kanker.

Kanker mungkin sulit terdeteksi atau membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk berkembang setelah seseorang terkena HPV. Tidak ada cara untuk mengetahui siapa yang akan terkena kanker dari HPV. Namun, ada beberapa cara untuk mendeteksi virus ini, Bunda.

Deteksi Human Papillomavirus (HPV)

Deteksi HPV dapat dilakukan melalui pemeriksaan di dokter. Beberapa deteksi dilakukan untuk menemukan sel abnormal yang kemungkinan disebabkan oleh infeksi HPV.

Berikut beberapa cara untuk mendeteksi HPV:

1. Pap smear

Pap smear adalah skrining pra-kanker untuk melihat perubahan sel pada serviks yang mungkin bisa menjadi kanker. Penyebab paling banyak kanker serviks adalah HPV.

2. Tes HPV DNA

Melansir dari National Cancer Institute, skrining HPV DNA adalah tes laboratorium di mana sel diambil dari serviks untuk mencari DNA dari human papillomavirus (HPV). HPV dapat menyebabkan pertumbuhan jaringan yang tidak normal dan perubahan pada sel.

3. Kolposkopi

Kolposkopi dapat dilakukan bila hasil pap smear menunjukkan tanda-tanda sel abnormal atau jika Bunda dinyatakan positif terkena HPV. Selama prosedur ini, alat yang menyala yang disebut colposcope digunakan untuk memperbesar gambaran serviks dan menampilkan sel-sel abnormal.

4. Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA)

Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) biasanya dilakukan di daerah yang kesulitan mengakses pap smear. Tes ini dilakukan dengan menempatkan larutan berbasis cuka di leher rahim untuk mendeteksi kelainan di sana.

Pencegahan Human Papillomavirus (HPV)

Cara terbaik untuk mencegah HPV adalah mendapatkan vaksin. Pemberian vaksin dapat melindungi seseorang dari beberapa tipe HPV.

Berikut pemberian vaksin berdasarkan tipe HPV:

  1. Bivalen: untuk memberikan perlindungan terhadap infeksi virus HPV tipe 16 dan tipe 18.
  2. Quadrivalen : untuk memberikan perlindungan terhadap infeksi virus HPV tipe 6, tipe 11, tipe 16, dan tipe 18.
  3. Ninevalen: untuk memberikan perlindungan terhadap infeksi 9 jenis tipe virus HPV, yakni tipe 6, tipe 11, tipe 16, tipe 18, tipe 31, tipe 33, tipe 45, tipe 52, dan tipe 58.

Syarat mendapatkan vaksin HPV

Vaksin HPV tidak bisa diberikan begitu saja ya, Bunda. Berikut syarat untuk mendapatkan vaksin HPV

  1. Vaksin HPV direkomendasikan untuk diberikan dari usia 9 sampai 26 tahun.
  2. Vaksin bisa didapatkan pada wanita yang belum aktif secara seksual.
  3. Vaksin juga dapat diberikan pada wanita yang mengalami immunokompresi, seperti HIV atau autoimun.
  4. Vaksin dapat diberikan pada wanita di atas 30 tahun, tapi syaratnya belum aktif secara seksual.
  5. Vaksin juga boleh diberikan pada wanita yang aktif secara seksual, tapi sebaiknya belum pernah terinfeksi HPV dan tidak sedang terkena kanker serviks.

Sebelum mendapatkan vaksin HPV, Bunda sebaiknya konsultasi dulu ke dokter ya.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

Topik Terkait

Program Hamil

HIGHLIGHT