ilustrasi mimisan

Bundapedia

Mimisan

Annisa Karnesyia   |   Haibunda

Mimisan merupakan keluarnya tetesan darah dari dalam hidung. Kondisi ini kerap dialami dialami anak-anak di bawah 2 tahun, Bunda.

Mimisan dalam bahasa medis disebut epistaksis. Dilansir Cleveland Clinic, mimisan berarti kehilangan darah dari jaringan yang melapisi bagian dalam hidung. Ini dapat terjadi pada salah satu atau kedua lubang hidung.

Perlu diketahui, hidung memiliki banyak pembuluh darah kecil yang berfungsi menghangatkan dan melembabkan udara yang masuk. Tapi, pembuluh darah ini letaknya dekat dengan permukaan bagian dalam hidung,

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Ketika udara bergerak masuk ke dalam lubang hidung, udara ini dapat mengeringkan dan mengiristasi pembuluh darah di dalamnya. Hal tersebut membuat area di dalam hidung sangat mudah terluka dan menyebabkan mimisan.

Beberapa hal dapat menyebabkan mimisan. Meski sangat mengganggu, kebanyakan mimisan tidak serius.

Jenis mimisan

Ada dua jenis mimisan, yakni:

1. Mimisan anterior

Darah yang keluar pada mimisan anterior datang dari depan hidung. Kondisi ini disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah kecil di dalam hidung, yang dikenal sebagai kapiler.

Mimisan bagian depan (anterior) adalah jenis mimisan yang paling umum dan biasanya tidak serius. Mimisan ini lebih sering terjadi pada anak-anak dan umumnya dapat diobati di rumah.

2. Mimisan posterior

Mimisan posterior berasal dari bagian dalam hidung. Mimisan jenis ini tidak biasa pada anak-anak, kecuali kalau itu berhubungan dengan cedera wajah atau hidung.

Pada mimisan posterior, darah yang keluar bisa hebat dan bahkan dapat mengalir sampai bagian belakang tenggorokan. Penanganan medis mungkin dibutuhkan untuk mengatasinya.

Faktor penyebab mimisan

Melansir dari buku Mengatasi Gawat Darurat pada Anak karya dr. Kurniawan Taufiq Kadafi, M.Biomed, Sp.A(K), berikut faktor penyebab mimisan:

Faktor lokal

Faktor lokal ini hanya berhubungan dengan kelainan hidung, Bunda. Sebagian besar kasus mimisan pada anak disebabkan oleh faktor lokal.

Faktor sistemik

Faktor sistemik merupakan kejadian mimisan yang menyangkut sistem tubuh lainnya. Faktor ini dapat menyebabkan mimisan dengan keadaan gawat darurat.

ilustrasi mimisanIlustrasi mimisan/ Foto: iStock

Penyebab mimisan

Sekitar 60 persen orang akan mengalami mimisan di satu titik dalam hidupnya. Namun, menurut ulasan di National Library of Medicine, mimisan paling sering terjadi pada anak berusia antara 2 sampai 10 tahun, dan pada orang berusia 50 hingga 80 tahun.

Pada anak, mimisan dapat disebabkan karena banyak hal. Ada yang berhubungan dengan perubahan cuaca hingga kebiasaan.

Berikut beberapa penyebab mimisan, seperti dilansir berbagai sumber:

  • Kebiasaan mengupil atau mengambil kotoran di hidung dengan jari tangan
  • Menarik dan menghembuskan napas terlalu keras
  • Cedera yang disebabkan oleh jatuh atau benturan di hidung
  • Alergi
  • Infeksi di saluran pernapasan atas
  • Sinusitis
  • Efek samping penggunaan obat seperti antihistamin dan dekongestan
  • Berada di tempat yang tinggi dan kadar oksigen rendah
  • Deviated septum atau bentuk abnormal dinding pemisah kedua sisi hidung
  • Penggunaan nasal spray

Penyebab lain yang juga dapat menyebabkan mimisan dan jarang terjadi, yakni:

  • Penggunaan alkohol
  • Memiliki gangguan pendarahan, seperti hemofilia
  • Tekanan darah tinggi
  • Tumor atau polip hidung
  • Leukimia
  • Kehamilan

Pada anak kecil, pembuluh darah di dalam hidung yang belum sempurna, bisa mudah pecah dan berdarah bila ada rangsangan, seperti benturan atau demam.

"Mimisan pada anak lebih sering berasal dari pembuluh darah di bagian depan hidung. Sebagian besar mimisan pada anak tidak diketahui penyebabnya, namun paling banyak disebabkan benturan," kata Kurniawan.

Penanganan mimisan di rumah

Saat anak terkena mimisan, Bunda tidak boleh panik ya. Berikut langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk menangani anak mimisan di rumah:

  1. Posisikan anak dengan duduk menunduk agar darah mengalir ke depan, tidak ke belakang. Sebab, bila mengalir ke belakang, darah dapat menumpuk di area jalan napas sehingga menghambat jalan napas dan menyebabkan anak mengalami kesulitan bernapas.
  2. Hentikan pendarahan hidung dengan menekannya menggunakan ibu jari dan jari telunjuk selama kurang lebih 10 menit.
  3. Setelah pendarahan berhenti, jangan membungkuk, mengejan, atau mengangkat benda berat. Jangan pula meniup atau menggosok hidung selama beberapa hari.
  4. Jika anak masih mengalami perdarahan hidung, segera bawa anak ke rumah sakit.

Tips mencegah mimisan

Mimisan yang disebabkan karena kebiasaan atau non-medis, dapat dicegah dengan beberapa cara, yakni:

  1. Gunakan humidifier bila udara di dalam rumah kering. Pastikan untuk rutin membersihkan humidifier, sehingga kuman tidak tumbuh di dalamnya.
  2. Hindari kebiasaan mengupil hidung dengan jari.
  3. Biasakan anak memakai pelindung saat melakukan aktivitas fisik untuk meminimalkan risiko cedera hidung.
  4. Gosokkan emolien seperti petroleum jelly di dalam lubang hidung pada cotton bud atau jari.
  5. Bunda dapat menggunakan tetes hidung sesuai dengan petunjuk petugas medis.
  6. Jangan merokok atau hindari paparan asap rokok, khususnya di sekitar anak.

Kapan harus ke dokter?

Penanganan ke dokter harus segera diberikan bila Bunda mengalami beberapa kondisi, seperti:

  1. Sering mengalami mimisan.
  2. Memiliki gejala anemia, seperti mudah lelah, sering pingsan, kedinginan, atau sesak napas.
  3. Sedang konsumsi obat pengencer darah (seperti aspirin atau warfarin) atau memiliki kelainan pembekuan darah. Pendarahan tak kunjung berhenti.
  4. Mengalami mimisan usai menjalani pengobatan.
  5. Mengalami mimisan disertai munculnya memar tak biasa di sekujur tubuh.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

Topik Terkait

Kesehatan Anak

HIGHLIGHT