Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

cerita-bunda

Suami Kelewat Rapi, Sandal Berantakan Aja Aku Dinyinyirin Sampe Sakit Hati

Sahabat HaiBunda   |   HaiBunda

Jumat, 15 Jan 2021 17:33 WIB

Angry millennial couple arguing shouting blaming each other of problem, frustrated husband and annoyed wife quarreling about bad marriage relationships, unhappy young family fighting at home concept
Ilustrasi suami kelewat perfect/Foto: iStock

Dulu, waktu kami sama-sama bekerja aku tidak begitu memperhatikan urusan rumah tangga, karena ada pembantu. Pagi-pagi berangkat kerja dan pulang sudah larut malam. Urusan rumah tangga benar-benar tertangani sama pembantu yang cakap dan bisa diandalkan.

Mainan anak-anak pun selalu tertata rapi dan disimpan dalam tempatnya semula. Pokoknya rumah harus terlihat bersih dan terjaga kerapiannya setiap saat. Begitu yang selalu ditanamkan suami ke kami semua.

Ketika pembantu kami minta berhenti, aku kelimpungan mengurus pekerjaan rumah tangga, anak-anak, dan masih bekerja pula. Meskipun waktu itu suami selalu siap untuk berbagi pekerjaan, bahu-membahu mengerjakan pekerjaan rumah.

Setiap pulang kerja, aku yang menyiapkan makan malam dan dia yang membereskan rumah, termasuk mencuci piring sebelum tidur.Pagi pun suami yang menghidupkan mesin cuci dan menjemur karena aku sibuk menyiapkan makanan untuk sarapan dan membersihkannya sebelum berangkat kerja.

Ini tidak bertahan lama, fisikku tidak kuat dan terforsir karena seperti diburu-buru di tiap paginya. Apalagi tempat kerjaku jauh di Jakarta dan kami tinggal di Bekasi. Akhirnya aku memutuskan resign dari kerjaan dan fokus mengurus rumah dan anak-anak.

Unhappy young couple. Shallow DOF. Developed from RAW; retouched with special care and attention; Small amount of grain added for best final impression. 16 bit Adobe RGB color profile.Ilustrasi suami istri/ Foto: iStock

Kebetulan anak-anak sekolah fullday dan dapat jatah makan siang di sekolah.Waktunya sore, jemput anak di sekolah lagi sambil melanjutkan urusan membereskan rumah.Ternyata benar ya, urusan rumah tidak ada kelarnya, kerjaan seperti datang lagi dan datang lagi.

Aku berusaha menikmati profesiku sebagai ibu rumah tangga yang full mengurusi suami dan anak-anak.Tapi masalahnya sekarang,aku seperti orang paranoid menjelang jam kedatangan suami pulang kerja.

Aku harus memastikan tidak ada barang atau mainan yang tidak pada tempatnya. Semua harus terlihat perfect dan jangan sampai mengganggu mood-nya atau dia akan membereskan tapi disertai omelannya.

Aku kadang juga tidak mengerti, suamiku yang tambah cerewet atau aku yang terlalu sensitif semenjak tidak bekerja? Tetapi perasaaan dulu dia tidak begitu, dia akan sigap dan enteng membantu pekerjaan urusan rumah tangga sewaktu sama-sama masih bekerja, tanpa banyak cakap.

Masalah sepele seperti sendal jepit pun dinyinyirin, Bun. Lihat HALAMAN SELANJUTNYA untuk contoh kelaukan dia yang bikin kuping aku panassss....

Simak juga video kisah cinta Siti 'KDI' yang bertemu suami asal Turki di sebuah acara pernikahan

[Gambas:Video Haibunda]

Banner GKR BendaraFoto: HaiBunda/ Mia Kurnia Sari

Daun, Taplak, Hingga Sendal Aja Dipermasalahkan...Pusing!

Couple having relationship problems, violence.

Foto: iStock

Cuma gara-gara sandal habis pakai tidak rapi di teras saja bisa dikomentari yang bisa memerahkan telinga. Atau jemuran handuk tidak simetris, bisa panjang pendek omelannya. Taplak meja tamu tersingkap atau tumpukan koran tidak rapi di tiap sikunya pasti jadi sasaran empuk juga untuk dijadikan komentar pedasnya.

Dia akan buru-buru membereskannya, sambil berkata,"Memang ngapain aja kamu di rumah?". Melihat daun-daunan tercecer dari pohon di halaman depan,dia tidak segan-segan ambil sapu dan membuangnya ke tempat sampah. Padahal aku sudah menyapunya sebelum dia datang.

Belum kalau lantai terasa ada debunya, dia akan ambil kain pel untuk sekedar mengepel yang dia terasa ada debu waktu menginjaknya. Urusan menyusun piring-piring sehabis di cuci pun termasuk yang sering dikomentari suami, harus seperti orang baris, yang kecil dan pendek di depan, biar rapi.

Belum urusan menjemur pakaianpun tidak luput dari komentarnya juga. Baju atasan lengan panjang sebaris lengan panjang semua. Kaos sebaris harus kaos semua. Pokoknya jangan campur-campur waktu menjemur, harus rapi dan baris warnanya, ngumpul, hitam sama hitam, merah sampingnya merah...begitu seterusnya.

Setiap kali menjelang sore, aku selalu teriak ke anak-anak,"Ayah bentar lagi pulang, tolong beresin kamar, buku-buku dan mainan. Ibu tidak mau dengar Ayah ngomel-ngomel melihat kamar berantakan!"

Angry millennial couple arguing shouting blaming each other of problem, frustrated husband and annoyed wife quarreling about bad marriage relationships, unhappy young family fighting at home conceptIlustrasi suami istri bertengkar/ Foto: iStock

Tetapi namanya anak-anak, seringnya lalai apalagi kalau sudah main game, lupa untuk membereskan tas sekolahnya, ataupun menaruh sepatu di rak secara sempurna. Jangan miring-miring ataupun bertumpuk. Itupun bisa menjadi sasaran keributan.

Pokoknya sesampainya suami di rumah, aku merasa sepertinya dia mengecek kerapian dan kebersihan rumah. 

Harusnya aku senang dan bangga mempunyai suami yang enteng. Tetanggapun suka terang-terangan memuji suamiku yang rajin membantu pekerjaan isti.Tak segan-segan mereka bilang,"Rajin banget Ayahnya ya, sudah capek sepulang kerja masih bantuin istri." Suami siaga, pikir mereka.

Tetapi mereka tidak tahu betapa cerewetnya suamiku dan kata-katanya terdengar pedas di telingaku. Sepertinya pekerjaanku selalu tidak beres di matanya dan membutuhkan campur tangan dia untuk membereskannya.


Pernah aku mengajaknya bicara untuk tidak selalu mengomentari urusan pekerjaan rumah dan dia fokus saja mencari nafkah. Atau kalau mau membereskan tolong dengan diam, jangan komentar.

Tetapi dia justru menyakiti perasaaku dengan mengatakan aku tidak becus mengurus rumah. Mungkin karena suami adalah tipe orang rumahan jadi rumah adalah segalanya dan harus terlihat rapi,bersih dan nyaman.Sementara aku dari kecil orang yang tomboy dan tidak detail dalam mengurus pekerjaan rumah.

Akhirnya aku lebih banyak diam dan berusaha untuk memenuhi harapan suami.Aku seperti tidak punya bargain postion setelah tidak bekerja. Jujur, ini mengganggu dan menyiksa perasaanku, entah sampai kapan...

(Bunda YN, Bekasi)

Mau berbagi cerita, Bunda? Share yuk ke kami dengan mengirimkan Cerita Bunda ke email [email protected]. Bunda yang ceritanya terpilih untuk ditayangkan, akan mendapat hadiah menarik dari kami.


(ziz/ziz)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda