Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

cerita-bunda

Suami dan 1 Bayi Kembarku Positif COVID-19, Ku Ucap 'Alhamdulillah...'

Sahabat HaiBunda   |   HaiBunda

Rabu, 20 Jan 2021 17:09 WIB

Family with one child traveling during Covid-19, wearing protective face masks. They are arriving at a bed and breakfast.
Ilustrasi cerita bunda positif COVID-19/ Foto: Getty Images/FilippoBacci

HaiBunda. Aku mau bercerita tentang pengalaman keluargaku terkena COVID-19. Pengalaman ini akan aku ingat seumur hidup, jadi pelajaran berharga, sekaligus rasa syukur pada Tuhan karena kami dipercaya menerima ujian ini.

Pada pertengahan November 2020, awalnya suami mengalami demam dan batuk pilek. Setelah tiga hari, alhamdulillah sakitnya reda. Tapi habis itu, gantian aku yang demam dan batuk pilek selama tiga hari juga. Salah satu bayi kembarku yang masih menyusu ASI pun panas badannya.

Lalu di hari keempat, tiba-tiba aku kehilangan indra penciuman. "Kayaknya aku kena COVID-19 nih," pikirku saat itu.

Akhirnya, ku putuskan swab test di Puskesmas supaya bisa cepat tahu hasilnya. Kalau pun harus dirujuk ke rumah sakit, biar cepat ditangani juga. Tapi ternyata, aku harus tunggu hasilnya selama 4 sampai 12 hari lagi.

Terlalu lama karena aku butuh segera supaya cepat ditindak. Bisa dibayangkan, aku harus mengurus dua bayi kembarku yang saat itu baru menginjak usia 7 bulan. Belum lagi anak pertama dan kedua yang harus ku dampingi saat sekolah online.

Karena enggak sabar, akhirnya aku swab test antigen di rumah sakit. Daaan, pada 19 November 2020, hasilnya aku dinyatakan positif COVID-19. Karena cemas, semua anggota keluarga termasuk Si Mbak asisten langsung ku minta swab test.

Alhamdulillah, suami dan salah satu bayi kembarku juga positif terinfeksi virus Corona. Ya, dalam kondisi seperti ini, aku masih sangat bersyukur karena hanya kami bertiga yang harus isolasi di Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta. Kami berangkat ke sana pada 25 November 2020.

"Ikutin protokol kesehatan udah. Stay at home udah. Olahraga juga udah. Alhamdulillah, dapat rezeki yang nggak semua orang dapat," batinku pasrah.

Selama jalani isolasi di Wisma Atlet, aku berusaha 'puasa' dari media sosial. Aku ingin fokus pemulihan supaya cepat pulang. Sangat berat bagiku harus meninggalkan satu bayi kembar dan kedua kakaknya di rumah.

Lalu setelah 13 hari isolasi, akhirnya kami menerima kabar baik sekaligus menyedihkan. Kenapa aku sedih? Ku lanjutkan cerita di halaman berikutnya ya, Bunda.

Simak juga dampak COVID-19 yang tak bisa hilang, dalam video di bawah ini:

[Gambas:Video Haibunda]

Banner Cerbun Suami Gadai SKFoto: Mia Kurnia Sari

Aku harus berpisah dengan suami dan bayiku

Family with one child traveling during Covid-19, wearing protective face masks. They are arriving at a bed and breakfast.

Ilustrasi cerita bunda positif COVID-19/ Foto: Getty Images/FilippoBacci

Aku harus berpisah dengan suami dan bayiku

Selama isolasi di Wisma Atlet, aku bersyukur bisa bersama suami dan bayiku. Ya, dalam kondisi sakit seperti ini, kami tetap bersyukur karena masih bisa kumpul bersama.

Lalu setelah 13 hari isolasi, kami menerima kabar baik sekaligus menyedihkan. Aku sedih karena harus berpisah dengan suami dan bayiku, yang sudah diperbolehkan pulang.

"Ya, Allah. Bagaimana bisa aku sendirian di sini?" inilah yang langsung mengganggu pikiranku.

Di satu sisi, aku bahagia karena suami dan bayiku sudah membaik. Tapi, rasanya ku tak mampu menghadapi ini sendiri. Suamiku lalu menguatkan agar aku tetap semangat dan cepat menyusul pulang.

Hari demi hari ku jalani sendiri di kamar isolasi. Sesekali, ku hirup udara segar di luar gedung sambil berjemur sinar matahari pagi. Alhamdulillah, seminggu ku lewati ini dan akhirnya diperbolehkan pulang. Total 21 hari aku menjalani perawatan di Wisma Atlet.

Ya, COVID-19 memang menyerang imun, Bunda. Tapi yang paling penting, kita harus menjaga pikiran tetap positif, harus happy, jangan lupa makan teratur, minum vitamin, dan selalu menerapkan protokol kesehatan. Toh, kita nggak akan pernah bisa lihat di mana virus Corona ini berada.

Yang terpenting lagi, sekarang aku bahagia karena sudah berkumpul bersama keluarga di rumah. Meski kondisi belum 100 persen pulih, aku sudah memberanikan diri berbagi tentang perjuanganku ini. Semoga pengalaman berharga ini bisa jadi motivasi bagi siapa saja yang masih berjuang melawan COVID-19.

Selalu jaga kesehatan ya, Bunda.

(Bunda Via - Jakarta)

Mau berbagi cerita, Bunda? Share yuk ke kami dengan mengirimkan Cerita Bunda ke email [email protected]. Bunda yang ceritanya terpilih untuk ditayangkan, akan mendapat hadiah menarik dari kami.


(muf/muf)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda