Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Ingin Cegah Kehamilan Seperti Atlet Maria Londa? Simak Metodenya

Muhayati Faridatun   |   HaiBunda

Jumat, 09 Aug 2019 12:29 WIB

Bertekad menyelesaikan tugas sebagai atlet nasional, Maria Natalia Londa menunda untuk punya momongan.
Maria Londa memutuskan tunda kehamilan/ Foto: Agung Pambudhy/detikSport
Atlet Maria Natalia Londa memutuskan untuk menunda punya momongan. Ia tunda kehamilan demi menunaikan tugas negara tampil di Pekan Olahraga Nasional (PON) Papua pada 2020 mendatang.

Maria menikah dengan sesama atlet lompat jauh, Made Sukariata, pada 19 Januari 2019. Meski berstatus pengantin baru, keduanya masih mengurungkan niat punya momongan degan alasan pekerjaan.

"Memang menunda dulu sampai PON 2020," ucap Maria, dikutip dari detikcom.

Peraih medali emas Asian Games 2018 ini bercerita, rencana tunda kehamilan sempat ditentang keluarga. Tapi, dia bersikeras untuk menuntaskan kariernya sebagai atlet nasional.

"Untung suami mengerti dan saat ini, suami ada kepelatihan Kemenpora di Yogyakarta. Jadi sama-sama berjuang lah," kata atlet kelahiran Denpasar, Bali, 29 Oktober 1990.

Ya, tak sedikit public figure yang menunda punya momongan karena alasan pekerjaan atau karier. Berbagai cara pun bisa dilakukan untuk mencegah kehamilan, termasuk dua metode yakni penghalang dan hormonal, seperti dilansir Medical News Today.

Penjelasannya, lihat di halaman berikut ya, Bun.

Simak juga penjelasan dokter tentang beda hamil anggur dengan hamil di luar kandungan, dalam video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]

Metode penghalang

Ilustrasi metode cegah kehamilan/ Foto: iStock

Metode penghalang

Metode ini merupakan cara menghalangi sel sperma Ayah bertemu dengan sel telur Bunda. Antara lain:

1. Kondom laki-laki

Kondom laki-laki dan perempuan adalah salah satu jenis kontrasepsi yang bisa mencegah Ayah Bunda terkena infeksi menular seksual (IMS). Jika digunakan dengan benar, menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), kondom pria 80 persen lebih efektif cegah kehamilan.

2. Kondom perempuan

Seperti kondom laki-laki, kondom perempuan juga dijual bebas tanpa resep dokter. Bisa digunakan sebagai pengganti kondom laki-laki, tapi enggak boleh digunakan bersamaan kondom laki-laki. Menurut CDC, tingkat keberhasilan kondom perempuan cegah kehamilan hingga 79 persen.

3. Diafragma

Metode kontrasepsi penghalang ini diletakkan di vagina. Sebelum digunakan, penting untuk memberikan spermisida atau zat pembunuh sperma pada diafragma.

Saat digunakan dengan spermisida, CDC memperkirakan, diafragma efektif cegah kehamilan hingga 90 persen. Dengan catatan, diafragma dimasukkan beberapa jam sebelum berhubungan seksual. Lalu, biarkan diafragma selama 6 jam setelah bercinta.

Setelah 24 jam, diafragma harus dilepaskan ya, Bun. Tapi sayangnya, metode ini tidak melindungi Ayah Bunda dari IMS.

4. Cervical cap

Penutup serviks berbentuk kop bulat ini terbuat dari silikon lembut. Sebagai kontrasepsi, cervical cap diletakkan jauh di dalam vagina untuk menutupi leher rahim, agar menghalangi sperma mencapai sel telur.

Planned Parenthood memperkirakan, tingkat keberhasilan metode ini mencapai 70 - 85 persen. Tapi, cervical cap diketahui tidak melindungi dari IMS.

Lantas, bagaimana dengan metode hormonal? Simak di halaman selanjutnya ya, Bunda.

Metode hormonal

Ilustrasi metode cegah kehamilan/ Foto: iStock

Metode hormonal

Metode ini mencegah pembuahan dengan menghentikan ovulasi, yang merupakan pelepasan sel telur dari ovarium. Sayangnya, jenis kontrasepsi yang disertai resep dokter ini tidak melindungi dari IMS. Apa saja?

1. Pil kontrasepsi

Pil jadi salah satu kontrasepsi paling umum digunakan. Disebutkan, penggunaan pil KB efektif mencegah kehamilan hingga 95 persen. Ada dua jenis pil yakni: pil kombinasi estrogen dan progestin, serta pil mini yang hanya mengandung progestin.

2. Koyo KB

Menurut National Health Service (NHS), kalau digunakan dengan benar, koyo KB ini 99 persen efektif mencegah kehamilan. Koyo kontrasepsi ini bisa dipakai di punggung, pantat, perut, atau lengan atas.

Koyo KB ini digunakan selama tiga minggu, lalu melepasnya selama seminggu untuk memungkinkan periode menstruasi. Perlu Bunda tahu, penggunaan koyo ini bisa menyebabkan iritasi kulit.

3. Suntik

Biasanya, kontrasepsi dengan suntikan ini diberikan setiap 12 minggu. CDC menyebutkan, jika diterapkan dengan benar dan tepat waktu, metode hormonal ini berpeluang 90 persen mencegah kehamilan.

4. Vaginal ring

NHS memaparkan, metode ini dikenal dengan NuvaRing. Kalau digunakan dengan benar, tingkat keberhasilan NuvaRing mencegah kehamilan bisa mencapai 99 persen. Ring plastik ini ditempatkan di dalam vagina selama tiga minggu.

Cincin ini melepaskan hormon ke dalam tubuh untuk mencegah kehamilan. Sebelum memasukkan yang baru, cincin harus dilepas selama tujuh hari untuk memungkinkan periode menstruasi.


(muf/som)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda