Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Minum Painkiller di Trimester 2, Berisiko Bahayakan Ginjal & Ketuban

Asri Ediyati   |   HaiBunda

Rabu, 28 Oct 2020 11:08 WIB

Pregnant woman taking medicine in living room
Minum Painkiller di Trimester 2, Berisiko Bahayakan Ginjal & Ketuban/ Foto: Getty Images/Satoshi-K
Jakarta -

Merasakan sakit dan nyeri seperti pusing selama kehamilan adalah hal yang normal. Mungkin Bunda sempat membaca bahwa painkiller seperti ibuprofen aman untuk ibu hamil. Ternyata, Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA), memperingatkan ibu hamil yang mengonsumsi painkiller.

Painkiller yang dimaksud FDA adalah jenis obat antiinflamasi nonsteroid. FDA mengatakan bahwa pada 20 minggu atau lebih dalam kehamilan dapat meningkatkan risiko komplikasi, Bunda.

Secara khusus, minum obat painkiller dapat menyebabkan masalah ginjal. Meski kasusnya terbilang jarang tetapi bisa berdampak serius pada bayi yang belum lahir. Salah satunya dapat menyebabkan rendahnya tingkat cairan ketuban, meningkatkan potensi komplikasi kehamilan.

Pada usia sekitar 20 minggu kehamilan, ginjal janin mulai memproduksi sebagian besar cairan ketuban. Apabila ada masalah ginjal, maka dapat menyebabkan rendahnya kadar cairan pelindung ini.

"Kadar cairan ketuban yang rendah biasanya hilang jika wanita hamil berhenti minum obat antiinflamasi nonsteroid", kata FDA.

Badan tersebut mengatakan telah memerintahkan pelabelan obat antiinflamasi nonsteroid untuk memperingatkan wanita dan penyedia layanan kesehatan mereka tentang risiko ini.

Obat antiinflamasi nonsteroid adalah obat resep dan obat bebas yang meliputi ibuprofen, naproxen, diklofenak, dan celecoxib, yang digunakan untuk mengobati nyeri dan demam.

Aspirin juga merupakan obat anti-inflamasi nonsteroid, tetapi aturan pelabelan baru tidak berlaku untuk penggunaan aspirin dosis rendah.

"Penting bagi wanita untuk memahami manfaat dan risiko obat yang mereka konsumsi selama kehamilan mereka," kata Dr. Patrizia Cavazzoni, direktur pelaksana Pusat Evaluasi dan Penelitian Obat FDA, dikutip dari WebMD.

Seorang ob-gyn mencatat bahwa painkiller, obat antiinflamasi nonsteroid yang dijual bebas dapat menimbulkan bahaya bagi wanita hamil.

"Banyak pasien wanita menggunakan ibuprofen secara teratur untuk sakit kepala dan kram menstruasi," kata dr.Jennifer Wu, dari Lenox Hill Hospital di New York City.

"Sangat penting bagi pasien ini untuk menyadari bahwa ibuprofen dan obat antiinflamasi nonsteroid lain menimbulkan bahaya yang unik bagi pasien hamil," ujarnya.

Wu menambahkan, mayoritas pasien mendapatkan obat-obatan ini tanpa resep. "Pasien juga sering berasumsi bahwa yang dijual bebas berarti aman," kata Wu.

Peringatan FDA baru merekomendasikan pembatasan penggunaan di sekitar usia 20-30 minggu kehamilan. Mereka juga memberi peringatan untuk menghindari penggunaan painkiller atau obat antiinflamasi nonsteroid setelah usia sekitar 30 minggu kehamilan.

Simak juga ciri hamil yang jarang disadari:

[Gambas:Video Haibunda]



 

(aci/rap)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda