Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Bunda, Ini Pertolongan Pertama untuk Ibu Hamil Positif COVID-19

Dwi Indah Nurcahyani   |   HaiBunda

Minggu, 11 Jul 2021 08:10 WIB

A pregnant woman wears a surgical mask to protect a COVID-19 (Coronavirus) and PM 2.5 and show a surgical mask on the abdomen to prevent infection to the fetus.
Ibu hamil positif COVID-19/Foto: Getty Images/iStockphoto/SbytovaMN

Jakarta - Angka kasus COVID-19 di Tanah Air yang terus saja melonjak memang memunculkan kekhawatiran tersendiri ya, Bunda. Khususnya pada ibu hamil yang memang sangat memiliki risiko tersendiri.

Sejauh ini, pasien yang terpapar COVID-19 bukan saja dari kalangan umum, jumlah ibu hamil positif yang COVID-19 juga semakin meningkat. Tentu saja ini memunculkan kecemasan bagi para ibu hamil secara luas.

Saat seorang ibu hamil terindikasi positif COVID-19, tentu bukan hanya fisik yang terpengaruh, tetapi juga kondisi kejiwaannya. Hal itu sangatlah wajar karena Bunda pasti memikirkan bagaimana keselamatan Bunda dan juga bayi yang ada dalam kandungan.

Tetapi Bunda tidak perlu khawatir berlebihan, ya. Melansir Times of India, berita baiknya ialah tidak ada komplikasi kelahiran akibat COVID-19. Kondisi itu pun bergantung pada tingkat keparahan kasus. Jika kadar oksigen baik-baik saja dan tidak ada komorbiditas, tentu tidak ada risiko yang terlibat.

Maka itu, yang bisa Bunda upayakan yakni mencegah lebih baik daripada mengobati. Sehingga, pastikan untuk mengikuti semua protokol COVID-19. Jika Bunda mendapati hasil tes swab positif, jangan panik dan bergegas ke rumah sakit. 

Sebagian besar kasus COVID-19 juga dapat diatasi dari rumah melalui konsultasi telepon dengan dokter. Dan, ingat ya, Bunda, sebaiknya jangan mengobati sendiri. Selalu bicarakan semuanya dengan dokter bahkan sebelum Bunda mengonsumsi suplemen apa pun.

dr Darrel Fernando SpOG melalui akun media sosialnya @darrelfernando menjelaskan ada beberapa hal yang perlu dilakukan sebagai pertolongan pertama ibu hamil positif COVID-19.

Berikut ini di antaranya ya, Bunda:

1. Lapor ke Fasyankes (RS/Puskesmas/dokter kandungan)

Pelaporan bertujuan memantau kondisi Bunda dan pencatatan serta tracing yang diperlukan.

2. Sediakan alat yang dibutuhkan

Di rumah, Bunda membutuhkan pulse oximeter untuk mengukur saturasi oksigen dan termometer. Pada kehamilan, Bunda dapat menggunakan fetal doppler untuk memantau detak jantung janin (dengan supervisi dokter/bidan).

Klik di halaman selanjutnya ya, Bunda.

Simak juga video cara mengelola stres saat hamil di bawah ini ya:

[Gambas:Video Haibunda]




PERTOLONGAN PERTAMA PADA IBU HAMIL POSITIF COVID

A pregnant woman wears a surgical mask to protect a COVID-19 (Coronavirus) and PM 2.5 and show a surgical mask on the abdomen to prevent infection to the fetus.

Ibu hamil positif COVID-19/Foto: iStock

3. Kenali gejala yang ada dan ukur kondisi tanda vital Bunda

  • Gejala ringan seperti sakit kepala, batuk ringan, demam, pilek, anosmia, nyeri tulang dan otot.
  • Tanda vital normal: frekuensi napas 12-20 kali per menit, frekuensi nadi kurang dari 100 kali per menit, saturasi oksigen lebih dari 95 persen.
  • Detak jantung janin normal: 120-160 kali per menit.
  • Ukur tanda vital 2-3 kali sehari.
  • Bila mengalami gejala berat: sesak napas, napas cepat, saturasi kurang dari 93 persen, penurunan kesadaran, kontraksi rahim, perdarahan, gerak janin berkurang, segera ke rumah sakit.

4. Periksa laboratorium sesuai indikasi

Pemeriksaan lab dasar yang dapat dilakukan:

  • Hematologi lengkap
  • Fungsi hati (SGOT, SGPT)
  • Fungsi ginjal (ureum, kreatinin)
  • Gula darah
  • hs-CRP
  • D-dimer

5. Konsultasikan kondisi dan hasil lab ke dokter

Konsultasi dapat dilakukan secara telemedicine dengan dokter paru/penyakit dalam. Kunjungan ke SpOG dapat ditunda hingga 3 minggu, kecuali ada gejala/tanda bahaya pada kehamilan.

PERTOLONGAN PERTAMA PADA IBU HAMIL POSITIF COVID

A pregnant woman wears a surgical mask to protect a COVID-19 (Coronavirus) and PM 2.5 and show a surgical mask on the abdomen to prevent infection to the fetus.

Ibu hamil positif COVID-19/Foto: iStock

6. Pantau gerakan janin

Sejak usia kehamilan 28 minggu, Bunda dapat memantau gerakan janin normalnya sekira 10-12 kali per hari atau 1 kali per jam. Bila gerakan dirasakan berkurang, segera hubungi dokter.

7. Konsumsi obat simptomatik/sesuai gejala dengan pengawasan dokter

  • Konsumsi parasetamol (3x500-1000 mg) per hari bila ada gejala demam.
  • Konsumsi obat batuk/pilek, konsultasikan dahulu ke dokter.
  • Jangan membeli obat sembarangan tanpa pengawasan dokter. Hati-hati dampaknya pada kehamilan

8. Konsumsi makanan sehat dan bergizi

Konsumsi makanan sehat dan bergizi dilengkapi dengan makro dan mikro nutrien seimbang. Hindari makanan yang terlalu banyak diproses, fast food, dan berpengawet.

9. Konsumsi vitamin sesuai anjuran dokter

Selain vitamin hamil yang sudah rutin dikonsumsi, Bunda dapat menambahkan Vitamin C- Vitamin D- Zinc. Konsultasikan terlebih dahulu dosisnya dengan dokter karena mungkin sudah ada pada vitamin hamil yang diberikan.

10. Cuci hidung

Cuci hidung dengan cairan isotonik (NaCI 0,9%) untuk meningkatkan imunitas lokal area hidung, mengurangi gejala pilek/tersumbat, dan mengurangi vital load pada area hidung.

11. Berkumur dengan mouthwash

Berkumur dengan mouthwash yang mengandung antiseptik (seperti alkohol atau klorheksidin) untuk menjaga kebersihan rongga mulut dan saluran napas atas. Maksimal penggunaan sebaiknya dua minggu dan jangan berkepanjangan karena berisiko iritasi pada rongga mulut.

12. Posisi tidur yang aman

Sejak usia kehamilan 24 minggu, posisi tidur yang dianjurkan ialah miring kiri. Posisi proning yang dianjurkan harus dilakukan secara hati-hati pada ibu hamil. Pun, keamanan posisi itu masih diteliti mengingat adanya penekanan pada rahim. Laporan kasus di AS menyatakan posisi proning dapat dilakukan pada usia kehamilan 34 minggu. Dengan catatan ini dilakukan dengan pengawasan ketat di rumah sakit, bukan di rumah (Tochler, 2020). 

Nah, semoga informasinya membantu ya, Bunda.


(pri/pri)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda