
kehamilan
7 Fakta COVID-19 Varian Delta, Lebih Menular dan Berbahaya Bagi Ibu Hamil
HaiBunda
Rabu, 23 Jun 2021 11:05 WIB

Virus COVID-19Â varian Delta telah ditemukan di Indonesia, Bunda. Virus ini menjadi varia baru yang perlu diwaspadai karena lebih menular.
Dikutip dari USA Today, Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menyatakan bahwa varian virus ini adalah hasil dari perubahan gen virus yang bereplikasi, lalu bermutasi secara alami dari materi genetiknya.
Sama seperti virus lainnya, virus COVID-19 akan bermutasi. Hal inilah yang menyebabkan munculnya berbagai varian baru virus COVID019, termasuk varian Delta.
Berikut telah HaiBunda rangkum dari berbagai sumber, 7 fakta tentang COVID-19 varian Delta:
1. Pertama ditemukan di India
Varian Delta merupakan virus penyebab COVID-19 yang pertama kali ditemukan di India. Virus ini pertama kali dideteksi pada Oktober 2020 dan sebelumnya dikenal dengan nama B16172, Bunda.
Untuk mempermudah pengucapan dan pelabelan non-stigma, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengganti nama untuk varian mutasi baru virus ini menjadi Delta. Pelabelan baru ini juga diberikan pada 3 varian baru mutasi virus COVID-19 lainnya, yakni Alpha (B117) yang ditemukan di Inggris, varian Beta (B1351) yang ditemukan di Afrika Selatan, dan Gamma (P1) yang ditemukan di Brasil.
2. Terbukti lebih menular
Varian Delta telah terbukti lebih menular dibandingkan virus induk atau awalnya. Di Inggris, ada lebih dari 42 ribu kasus varian Delta ditemukan. Kasus ini naik 70 persen dari minggu sebelumnya atau naik 29 ribu kasus dalam waktu sepekan.
"Public Health England (PHE) juga melaporkan bahwa varian Delta ternyata 60 persen lebih mudah menular daripada varian Alpha. Juga waktu penggandaannya (doubling time) berkisar antara 4,5 sampai 11,5 hari," kata Mantan Direktur WHO SEARO, Prof Tjandra Yoga Aditama, dikutip dari detikcom.
Simak juga efek samping vaksin selain demam, dalam video berikut:
BERBAHAYA UNTUK IBU HAMIL
7 Fakta COVID-19 Varian Delta, Lebih Menular dan Berbahaya Bagi Ibu Hamil/ Foto: iStock
3. Gejala sakit varian Delta
Sejauh ini, varian Delta belum dikonfirmasi bisa membuat infeksi lebih berat atau menyebabkan kematian yang lebih tinggi. Meski begitu, ada laporan tentang peningkatan kasus rawat inap akibat varian Delta.
"Memang ada beberapa laporan yang membahas tentang kemungkinan lebih beratnya penyakit yang ditimbulkan varian ini," papar Prof Tjandra.
Beberapa gejala COVID-19 varian Delta di antaranya adalah demam, nyeri otot, sakit tenggorokan, diare, gangguan pendengaran, sesak nafas, sakit kepala, hidung tersumbat, dan sakit perut. Selain itu, orang yang terserang varia Delta juga bisa mengalami pembekuan darah, kelelahan, kehilangan rasa atau bau, mual atau muntah, kehilangan nafsu makan, hingga gangren.
4. Berbahaya untuk ibu hamil dan menyusui
Menurut Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Daeng Muhammad Faqih, virus COVID-19 varian Delta juga berpotensi bisa berbahaya bagi ibu hamil dan menyusui, Bunda. Tak hanya itu, anak-anak yang menyusu juga rentan tertular dari ibunya.
"Untuk ibu hamil akan berpengaruh terhadap janin atau kalau ibu menyusui berpengaruh kepada anaknya. Sebab, hubungan yang dekat itu bisa ikut tertular," ujar Daeng, dalam diskusi secara virtual 'Covid-19 Meradang Pasca Libur Panjan'.
5. Risiko rawat inap
Karakteristik varian Delta cukup berbahaya. Varian ini dapat menyebabkan peningkatan risiko rawat inap 2,61 kali lebih tinggi.
Risiko rawat inap yang lebih tinggi ini juga memungkinkan peningkatan risiko sakit berat, sehingga membutuhkan alat bantu napas atau ventilator sebanyak 1,67 kali lebih tinggi. Artinya, varian baru COVID-19 ini bisa meningkatkan kemungkinan angka kematian yang lebih tinggi.
FAKTA VARIAN DELTA: RISIKO REINFEKSI
7 Fakta COVID-19 Varian Delta, Lebih Menular dan Berbahaya Bagi Ibu Hamil/ Foto: iStock
6. Risiko reinfeksi
Dalam akun Instagram miliknya, kandidat PhD di bidang kedokteran Kobe University dr. Adam Prabata menyebutkan bahwa varian Delta terbukti menurunkan kemampuan penetralisir antibodi. Ini artinya, ada kemungkinan orang yang pernah terinfeksi varian Delta bisa terinfeksi kembali atau risiko reinfeksi.
7. Vaksinasi bisa lindungi tubuh dari varian Delta
Sejumlah penelitian ilmiah telah menunjukkan bahwa vaksin COVID-19 terbukti dapat memberikan perlindungan varian Delta. Data terbaru menunjukkan bahwa vaksin Astrazeneca efektif mencegah rawat inap akibat COVID-19.
"Data terbaru dari Public Health England (PHE) menyatakan bahwa dua dosis vaksin COVID-19 Astrazeneca 92 persen efektif mencegah rawat inap yang disebabkan varian Delta dan tidak menunjukkan adanya kematian di antara mereka yang divaksinasi," kata Juru Bicara Pemerintah untuk COVID-19 dan Duta Adaptasi Kebiasaan Baru, dr Reisa Kartikasari Broto Asmoro, dilansir laman covid19.go.id.
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Kehamilan
Studi Terbaru Tunjukkan Vaksin COVID-19 Tak Sebabkan Cacat Lahir pada Bayi

Kehamilan
Studi Temukan Ibu Hamil yang Terkena COVID-19 Lebih Berisiko Lahirkan Bayi Autisme

Kehamilan
Ibu Hamil Positif COVID-19 Tanpa Gejala Boleh Isoman, Ini 3 Syaratnya

Kehamilan
Tangis Suami Dampingi Jasad Istri, Nakes yang Meninggal karena COVID-19 Saat Hamil

Kehamilan
Kisah Ibu Hamil Positif COVID-19 Bersalin Lebih Cepat, Begini Kondisi Bayi


9 Foto
Kehamilan
9 Potret Gaya Busana Keluarga Kerajaan Inggris Usai Melahirkan
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda