KEHAMILAN
Duh Wanita Hamil Tinggal di Hutan Majalengka, Seram Pernah Didatangi Macan
Asri Ediyati | HaiBunda
Jumat, 01 Oct 2021 19:26 WIBMenetap di tengah hutan di mata orang terkesan menakutkan. Namun, tidak bagi wanita Sunda bernama Heni ini. Heni yang sedang hamil ini tinggal di tengah hutan, tepatnya Bukit Pamoroan Majalengka sejak kecil, Bunda. Menikah dengan suaminya, Heni tetap memutuskan untuk tinggal di gubuk yang dibangun dari bilik bambu itu.
Sampai anak pertamanya lahir dan berusia lima tahunan, Heni dan suami masih betah tinggal di sana. Tidak ada rasa takut sekalipun menyelimuti keluarga kecil mereka.
Kondisi depan gubuknya hanya ditutupi kain dan pintunya pun dari kain yang digantung, Bunda. Tidak ada daun pintu kayu atau berbahan kokoh lainnya di gubuk tersebut. Begitu pula dengan ruang-ruang di dalam rumahnya, juga hanya ditutupi kain.
"Gubuk ini dari bilik (bambu) cuma ini sudah rusak, sudah beberapa tahun. Tempatin di sini sudah cukup lama, tapi sekarang sudah pada bolong-bolong ini makanya ditutupi sama kain-kain. Biar enggak masuk angin gitu, karena musim kemarau anginnya kencang jadi kayak mau roboh gitu," ungkap Heni ketika ditanya kondisi rumahnya, dilansir kanal YouTube Rahmat Channel.
Saat ini, Heni hanya tinggal berdua dengan anaknya, karena sang suami jarang pulang. Suaminya kerja di pabrik sehingga dua minggu sekali ia baru pulang. Sekalinya pulang, sang suami hanya satu malam saja di gubuk itu.
Tinggal di tengah hutan dan di atas perbukitan, Heni mengaku tidak takut walau berdua dengan anaknya di sana. Ia percaya Tuhan telah melindunginya selama ini.
"Enggak (takut) alhamdulillah karena saya percaya sama Allah karena cuma Dia yang Maha Penolong dan Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Mungkin Dia lebih sayang dan saya alhamdulillah, walaupun dalam keadaan gubuk seperti ini tapi saya alhamdulillah keadaan baik sehat walafiat," tuturnya.
Walaupun sekarang Heni lagi hamil dan mengurus anaknya yang masih kecil, tapi ia bersyukur masih diberikan keselamatan, Bunda.
Letak WC pun ternyata tidak jadi satu dengan rumahnya. Ia harus berjalan cukup jauh dan turun bukit untuk ke kampung sebelah. Baca kelanjutannya di halaman berikut.
Simak juga video rumah berkayu di tengah hutan berikut ini:

TIDAK ADA AIR, LISTRIK RP15 RIBU PER BULAN