
kehamilan
Mengenal MRKH, Sindrom yang Membuat Seorang Wanita Tak Memiliki Rahim
HaiBunda
Selasa, 12 Jul 2022 16:24 WIB

Sebagai seorang wanita, kita tentu memiliki naluri keibuan yang membuat kita ingin memiliki anak suatu hari nanti ya Bunda. Namun, tak semua wanita diberikan kemampuan tersebut.
Ada beragam kondisi yang dimiliki oleh banyak wanita yang membuat mereka tak bisa memiliki keturunan, seperti faktor kesuburan. Nah, ada pula kisah unik seorang wanita bernama Dita Anggreini yang mengidap sindrom Mayer-Rokitansky-Kuster-Hauser (MRKH).
Sindrom itu membuatnya tak mampu memiliki keturunan atau hamil karena tubuh yang tak mempunyai rahim. Bagaimana kisahnya? Simak terus yuk Bunda.
Pertama kali didiagnosis MRKH
Melalui kanal YouTube, The Sungkar Family, pada 6 Juli 2022, Dita mengisahkan cerita hidupnya yang sangat menarik dan inspiratif. Dita didiagnosis sindrom MRKH pada 2011 saat usianya masih 19 tahun. Sindrom MRKH merupakan sebuah kondisi dengan organ reproduksi perempuan tidak berkembang dengan baik.
Sindrom tersebut membuat Dita alami kondisi yang jarang ditemui, yaitu tidak memiliki rahim. Dalam video tersebut Dita menceritakan awal mula ia melakukan pemeriksaan ke dokter.
“Sebenarnya waktu itu, kenapa akhirnya mutusin untuk periksa karena sampai usia pubertas itu tidak ada tanda-tanda menstruasi kak,” ujar Dita kepada Shireen dan Zaskia.
“Jadi udah warning, sebenarnya sih dari (usia) 15-16 itu harusnya udah ini ya, udah aware banget, anak-anak perempuan gitu ya kenapa belum datang menstruasi gitu kan,” tambahnya.
Setelah merasa keanehan tersebut, Dita kemudian mulai melakukan pemeriksaan pada usia 19 tahun. Saat itu Dokter mengatakan bahwa Dita memiliki rahim yang berukuran sangat kecil bahkan bisa dibilang hampir tidak ada. Dokter mendiagnosis Dita dengan kondisi agenesis uterus atau dikenal juga sebagai sindrom MRKH.
“Kedua kali setelah abis minum pil itu belum datang menstruasi, dirujuklah di RSCM. Karena dari USG di Rumah Sakit Ibu Anak ini katanya posisi rahimnya itu tidak jelas. Nah dari sini nih udah agak aneh gitu kan ya. Akhirnya di RSCM baru diperiksa trans vaginal dan lain-lainnya gitu kan. Barulah keluar diagnosanya waktu itu ditulisnya agenesis uterus (ketiadaan rahim),” terang Dita.
Mendapat diagnosis tersebut membuat Dita kebingungan dan merasa sendirian, Dita terus bertanya-tanya, “Kok ada perempuan yang tidak punya rahim?” Ia pun terus mencari penjelasan mengenai kondisinya selama kurang lebih dua tahun hingga menemukan jawaban dari sebuah yayasan di Amerika yang bernama Beautiful You MRKH Foundation.
Dari situ Dita tahu bahwa kondisi yang ia alami merupakan sindrom MRKH. Sebuah sindrom langka yang hanya dimiliki oleh 1:5000 (satu banding lima ribu) perempuan dunia, lho Bunda. Yuk kita kenali sindrom MRKH pada halaman berikutnya.
Bunda, yuk download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 persen.
Saksikan juga yuk video tentang 5 tanda infertilitas pada wanita.
MENGENAL SINDROM MRKH DAN YANG PALING DIBUTUHKAN PENDERITANYA
Ilustrasi rahim/ Foto: Getty Images/iStockphoto/Kalinovskiy
Apa itu sindrom MRKH?
Melansir dari Very Well Health, perempuan yang memiliki kondisi sindrom MRKH pada umumnya memiliki kondisi alat genital eksternal yang normal serta ovarium (pembentuk sel telur), namun dengan kondisi rahim yang abnormal seperti tidak berkembang atau hanya sebagian.
Dita juga menerangkan ada dua tipe kondisi sindrom MRKH ini:
1. Pertama, kondisi ketiadaan rahim dan saluran vagina yang pendek seperti yang Dita alami.
2. Kedua, terjadi ketiadaan rahim, masalah tulang belakang, hingga masalah jantung dan ginjal.
Kondisi MRKH tipe dua ini dikenal juga dengan sindrom MURCS Müllerian duct aplasia, renal dysplasia, and cervical somite anomalies, yaitu kondisi tanpa rahim yang disertai oleh gangguan pencernaan. Setengah dari perempuan dengan sindrom MRKH mengalami kondisi tipe dua ini.
Untuk mengetahui apakah seorang perempuan memiliki kondisi MRKH tipe satu atau dua, biasanya diperlukan uji atau pemeriksaan yang lebih mendalam oleh Dokter, Bunda. Seperti pemeriksaan lewat MRI, ultrasound, hingga operasi laparoscopic, pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat lebih jauh organ apa saja yang terpengaruh oleh MRKH dan mengetahui apakah jaringan ovarium perempuan dapat berfungsi dengan baik atau tidak.
Cara mengobati sindrom MRKH
Kondisi sindrom MRKH ini sebetulnya bisa diobati dengan operasi maupun non-operasi dengan menggunakan dilator (alat meregangkan vagina) untuk membuat kondisi vagina lebih dalam dan mengembang. Sedangkan jika menggunakan prosedur operasi terdapat beberapa jenis operasi yang bisa dilakukan.
Namun, satu hal yang penting untuk diberikan kepada para perempuan dengan kondisi MRKH seperti Dita adalah dukungan secara psikologis dari keluarga dan lingkungan sekitar ya Bunda. Sama seperti ucapan Dita dalam podcast, kondisi langka ini merupakan sebuah pemberian dari Tuhan yang tidak bisa manusia hindari.
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Kehamilan
7 Ucapan yang Bisa Bikin Bumil Down

Kehamilan
17 Makanan Bantu Tingkatkan Kesuburan saat Jalani Program Hamil

Kehamilan
Catat! Ini 5 Cara Cepat Hamil yang Wajib Dilakukan Calon Bunda

Kehamilan
Lakukan 6 Cara Ini Supaya Bunda Cepat Hamil

Kehamilan
Bunda Perlu Tahu, Penyebab Ibu Hamil Jadi Lebih Sensitif dan Mudah Menangis


9 Foto
Kehamilan
9 Potret Gaya Busana Keluarga Kerajaan Inggris Usai Melahirkan
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda