Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Bumil Gen Z Disebut Lebih Rentan Berisiko Terkena Hipertensi, Apa Penyebabnya?

Siti Masitoh   |   HaiBunda

Sabtu, 03 Sep 2022 13:05 WIB

Young smiling pregnant brunette lying in bed with laptop on thighs and using smart phone. Evening time.
Bumil Gen Z Disebut Lebih Rentan Berisiko Terkena Hipertensi, Apa Penyebabnya?/Foto: Getty Images/iStockphoto/Love portrait and love the world

Tahukah Bunda, sebuah studi menyimpulkan bahwa ibu hamil Gen Z dua kali lebih rentan terkena darah tinggi selama kehamilan jika dibandingkan dengan generasi baby boomer. Apa penyebabnya?

Melansir laman Phillyvoice.com, ibu hamil Gen Z yang lahir antara 1996 dan 2004 lebih mungkin terkena darah tinggi daripada mereka yang lahir tahun 1951 - 1959.

Risiko terkena darah tinggi atau hipertensi biasanya terjadi saat ibu hamil telah berusia 35 tahun ke atas. Namun, para peneliti menemukan bahwa milenium dan Gen Z memiliki risiko terkena hipertensi lebih tinggi lho Bunda.

Penyebab bumil Gen Z rentan alami hipertensi

"Hipotesis kami, ini sangat mungkin disebabkan penurunan kesehatan jantung di setiap generasi," kata peneliti Dr. Sadiya Khan, asisten profesor kedokteran di Universitas Northwestern.

Dr. Sadita Khan juga mengatakan, banyak bumil Gen Z yang mengalami kehamilan dengan faktor risiko obesitas.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), tingkat obesitas pada ibu hamil melonjak dari 30,5 persen menjadi 41,9 persen selama dua dekade terakhir.

Pada mereka yang berusia 20-39 tahun, sekitar 39,8 persennya terkena hipertensi pada 2020. Hipertensi terjadi disebabkan beberapa faktor, termasuk diabetes, kurang olahraga, dan pilihan gaya hidup tidak sehat lainnya, Bunda.

Menurut CDC, sekitar 1 dari setiap 12-17 kehamilan di antara wanita usia 20-44 mengalami hipertensi.

Mengapa hipertensi berbahaya untuk ibu hamil?

Hipertensi saat kehamilan sangat berbahaya karena dapat menyebabkan kematian pada ibu dan bayinya. Tekanan darah tinggi terkadang hadir sebelum kehamilan, tapi untuk kasus preeklamsia dan hipertensi gestasional, penyakit ini berkembang selama kehamilan.

Hipertensi dapat menyebabkan lebih sedikit aliran darah ke plasenta, berpotensi menyebabkan pertumbuhan yang lambat dan berat badan lahir rendah atau kelahiran prematur.

Lebih parahnya, kondisi ini dapat menyebabkan solusio plasenta, Bunda. Suatu kondisi yang berpotensi fatal, plasenta terpisah dari dinding bagian dalam rahim sebelum melahirkan atau melukai organ lain, termasuk mata, jantung, paru-paru, dan ginjal.

Menurut Dr Natalie Cameron, dokter Northwestern Medicine lain, dokter perlu mengevaluasi kembali pendekatan yang diambil selama pemeriksaan kesehatan.

"Melalui penelitian ini, kami ingin menyerukan perlunya memperluas perspektif dalam skrining dan fokus pada pencegahan di semua kelompok umur sebelum dan selama kehamilan, terutama di kalangan orang muda yang secara general tidak dianggap berisiko tinggi," jelas Cameron.

Menurut Khan, komplikasi kehamilan sangat mengkhawatirkan, termasuk hipertensi saat kehamilan. Sebab kelahiran prematur dan bayi dengan berat badan lahir rendah, tidak hanya berdampak buruk bagi ibu dan anak dalam jangka pendek tetapi untuk tahun-tahun mendatang.

Baca bahaya hipertensi lainnya saat kehamilan di halaman berikut.

Bunda, yuk download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 persen.

Saksikan juga yuk video tentang 3 bahan makanan yang bisa picu hipertensi:

[Gambas:Video Haibunda]



HIPERTENSI MENYEBABKAN STROKE HINGGA KEMATIAN

Ilustrasi wanita hamil sakit kepala atau anemia

Foto: iStock

Risiko hipertensi pada kehamilan

Hipertensi saat kehamilan juga bisa menyebabkan stroke, agal jantung dan kematian pada individu hamil, Bunda. "Ini juga dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan untuk bayi atau membutuhkan persalinan dini." kata Khan.

Dampak hipertensi selama kehamilan memang tak main-main ya, Bunda. Maka itu, sangat penting mendeteksi peningkatan tekanan darah sedini mungkin saat kehamilan.

Hipertensi saat kehamilan cukup berbahaya bahkan bisa menjadi silent killer. Bunda harus terus mengawasi tekanan darah karena bisa berubah dengan cepat.

Banner Serba-Serbi Popok

“Salah satu tantangannya adalah hipertensi saat hamil bisa menjadi silent killer karena orang sering tidak merasakan apa-apa saat tekanan darahnya tinggi,” tambah Khan.

Sangat penting bagi Bunda memantau peningkatan tekanan darah, lebih baik dilakukan sejak awal kehamilan.

Sebab dilansir dari laman Today.com, apabila peningkatan tekanan darah diketahui cukup dini, Bunda dapat mengatasinya dengan mengubah gaya hidup, seperti memperbaiki pola makan dan meningkatkan aktivitas.

Selain itu, untuk mencegah terjadinya hal yang tidak diinginkan Bunda bisa mengikuti pra-konsepsi karena dapat membantu mengidentifikasi wanita yang berisiko sehingga sebelum kehamilan sehingga dapat mengoptimalkan kesehatan kardiovaskular secara medis dan mencegah komplikasi ibu dan janin.


(pri/pri)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda