Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Manfaat dan Risiko USG 4D saat Hamil, Tak Bisa Hanya untuk Kenang-kenangan

Melly Febrida   |   HaiBunda

Rabu, 05 Oct 2022 07:04 WIB

USG 4D
Manfaat dan Risiko USG 4D saat Hamil, Tak Bisa Hanya untuk Kenang-kenangan /Foto: Getty Images/iStockphoto/LPETTET

Bunda pernah mendengar tentang USG 4D? Ultrasonografi (USG) 4 dimensi (D) ini memang memiliki kelebihan daripada USG 2D atau 3D. Hasil dari USG 4D ini memang akan terlihat lebih jelas dan akurat sehingga Bunda bisa melihat wajah Si Kecil.

Tak mengherankan bila sejak teknologi 4D ini hadir, tak sedikit ibu hamil yang ingin mendapatkannya agar mereka bisa melihat wajah Si Kecil yang masih berada dalam janin.

Namun, umumnya USG 4D ini sebenarnya bisa dilakukan pada usia berapa? Apakah boleh saat usia kehamilan baru 4 bulan?

Prosedur USG 4 dimensi

Sebelum bumil melakukan USG 4D, penting untuk memahami kapan sonogram 4D harus digunakan selama kehamilan untuk menjaga bumil dan bayi tetap aman dan sehat.

Seperti bumil ketahui, di zaman sekarang hampir setiap bulan pemeriksaan, dokter akan melakukan USG. Dan USG yang dilakukan biasanya yang 2D atau tergantung yang disediakan di rumah sakit.

Tosin Odunsi, MD, MPH, dokter kebidanan dan ginekologi bersertifikat mengatakan bahwa USG selama kehamilan setidaknya dilakukan sekali sebagai bagian dari perawatan prenatal rutin. USG yang paling sering itu memang yang dua dimensi (2D) yang akan memberikan gambar janin.

USG 2D ini akan menghasilkan garis besar dan gambar yang tampak datar, yang dapat digunakan untuk melihat tubuh bayi dan organ dalam.

"Ultrasonografi dalam pengaturan medis adalah alat yang aman dan efektif untuk mengevaluasi janin dan mendiagnosis komplikasi," kata Odunsi dikutip dari Verywellfamily.

Keamanan USG untuk janin

"Semua ultrasound menggunakan gelombang suara untuk membuat gambar. Ultrasonografi tradisional yang digunakan dalam kehamilan menciptakan gambar 2D dari janin yang sedang berkembang," jelas Odunsi. 

USG 2D telah digunakan selama beberapa dekade dan memiliki catatan keamanan yang sangat baik. Karena perangkat ini menggunakan radiasi non-pengion, risiko USG 2 D tidak sama seperti sinar-X, yang menggunakan radiasi pengion.

USG paling sering dilakukan selama trimester kedua antara 18 dan 22 minggu. Ini dikenal sebagai USG tingkat II atau pemindaian anatomi, yang digunakan untuk memeriksa perkembangan bayi.

Selain USG 2D, ada juga USG 3D dan 4D. Pada USG 3D ini menghasilkan gambar dengan menyatukan beberapa gambar 2D yang diambil pada sudut yang berbeda. 

"Banyak orang tua menikmati gambar 3D karena mereka merasa dapat melihat bayi mereka lebih baik daripada apa yang dapat ditunjukkan oleh gambar 2D yang lebih datar," ujarnya. 

Meski begitu, para ahli di Food and Drug Administration (FDA) dan American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) menyarankan untuk tidak melakukan USG 3D hanya untuk merasa senang semata.

Lantas dalam kondisi seperti apa sebaiknya bumil melakukan USG 4D ini? Simak penjelasannya di halaman berikutnya.

Bunda, yuk download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 persen.

Saksikan juga yuk video tentang Gracia Indri ungkap perbedaan USG di Belanda dan Indonesia.

[Gambas:Video Haibunda]



BAHAYA USG 4D KOMERSIAL

USG 4D

Manfaat dan Risiko USG 4D saat Hamil, Tak Bisa Hanya untuk Kenang-kenangan /Foto: Getty Images/iStockphoto/LPETTET

USG 4D sebenarnya  hampir sama dengan USG 3D. Bedanya gambar yang dihasilkan terus diperbarui, seperti gambar bergerak. Sayangnya USG 4 dimensi paling sering dilakukan untuk sekadar menyenangkan hati orang tua, bukan alasan medis.

Padahal, kata Odunsi, FDA tidak menyarankan bumil melakukan USG untuk tujuan tersebut. Ini karena USG merupakan perangkat medis dan hanya boleh digunakan untuk tujuan medis.

Untuk itu, Odunsi mengimbau bumil menghindari penawaran USG yang tujuannya nonmedis. Kecuali jika dokter atau bidan yang merujuk bumil melakukan USG 4D karena bagian dari perawatan prenatal.

Banner Ucapan Agar Anak Cerdas

USG 4D bukan untuk kenang-kenangan

Selama ini USG memang dianggap aman, tapi belum ada cukup bukti untuk memastikan paparan yang berkepanjangan terhadap radiasi.  Karena itu teknisi USG diharapkan membatasi paparan terhadap panas dan radiasi dengan prinsip ALARA yakni mencapai serendah yang sewajarnya.

Dalam pengaturan non-klinis, yang menyediakan gambar USG untuk kenang-kenangan akan membuatnya tidak ada jaminan berapa lama sesi akan berlangsung atau apakah mesin ultrasound akan dioperasikan dengan benar.

American Institute of Ultrasound in Medicine (AIUM) jelas-jelas melarang penggunaan ultrasound untuk penggunaan non-medis. Selain itu, AIUM merekomendasikan agar hanya profesional medis terlatih dan yang dipercaya yang melakukan pemeriksaan USG.

USG memang dianggap aman, tapi USG membuat bumil dan janinnya terpapar radiasi non-pengion. Sayangnya, menurut FDA ketika ultrasound memasuki tubuh, ultrasound sedikit memanaskan jaringan, yang dalam beberapa kasus dapat membuat kantong-kantong kecil gas dalam cairan atau jaringan tubuh – dan efek jangka panjangnya tidak diketahui.

Jika USG tersebut tujuannya komersial, dapat berlangsung selama 1 jam untuk mendapatkan videonya. Penggunaan yang berlebihan berpotensi risiko pada janin dan bumil, padahal, USG harus dibatasi hanya jika diperlukan secara medis dan dilakukan teknisi yang memiliki kredensial secara medis.

Selain risiko paparan panas dari USG tersebut, biaya USG 4D untuk kenang-kenangan lumayan tinggi. Teknisi di lingkungan non-medis mungkin tidak dilatih untuk mengidentifikasi kelainan atau komplikasi potensial lainnya.

"Jika Anda memilih USG non-medis daripada USG yang disediakan oleh dokter atau bidan, Anda berisiko terlewat diagnosis," kata Odunsi.

Kita lanjut ke halaman berikutnya untuk tahu prosedur tepat USG pada kehamilan yuk Bunda.

BERAPA KALI USG DALAM KEHAMILAN?

USG

Manfaat dan Risiko USG 4D saat Hamil, Tak Bisa Hanya untuk Kenang-kenangan /Foto: Getty Images/iStockphoto

Penggunaan tepat USG pada kehamilan

Dr. Mark Payson, OB/GYN bersertifikat, ahli endokrinologi reproduksi, dan spesialis kesuburan menjelaskan ada berbagai alasan praktisi medis menggunakan USG 2D dan Doppler pada kehamilan tanpa komplikasi. Antara lain untuk memeriksa janin, menilai cairan ketuban, dan mencari cacat lahir.

Sedangkan USG 3D dan 4D dilakukan hanya untuk memeriksa dengan cermat dugaan anomali janin, seperti masalah bibir sumbing dan sumsum tulang belakang, atau untuk memantau sesuatu yang spesifik.

"Dengan kata lain, sonogram 3D dan ultrasound 4D biasanya bukan bagian dari pemeriksaan pranatal rutin," jelas Payson dilansir dari What to Expect.

USG 4D ini memang sangat menggoda ya, terutama jika bumil dapat melihat potret dan video bayi. Tapi studi yang mengevaluasi keamanan teknologi ultrasound menunjukkan hasil yang beragam.

ACOG mengatakan bahwa meskipun tidak ada risiko yang diketahui dari USG untuk bumill, USG tetap harus digunakan dengan hati-hati dan hanya untuk tujuan medis.

Dan jangan lupa bahwa USG hanya boleh dilakukan oleh profesional medis yang berkualifikasi ketika praktisi menganggapnya bumil perlu karena alasan medis.

Saat ini, ACOG merekomendasikan bahwa bumil setidaknya melakukan sekali USG 2D antara minggu 18 sampai 22 kehamilan, beberapa bumil mungkin juga perlu melakukan USG trimester pertama.

Jika bumil berniat mendapatkan USG apa pun itu di luar aturan medis, tanyakan kepada praktisi terlebih dahulu. Jika bumil setuju, coba batasi kunjungan menjadi satu atau dua, dengan setiap pemindaian tidak lebih dari 15 menit.

Payson menegaskan, bumil akan banyak kesempatan untuk mengambil foto dan membuat kenangan saat bayi lahir. Untuk saat ini, usahakan USG seminimal mungkin. Nantinya bumil dapat melihat bayi secara langsung tanpa harus USG 4D.


(pri/pri)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda