Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Penyebab dan Cara Mengatasi Perubahan Vagina Setelah Melahirkan

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Jumat, 18 Nov 2022 22:00 WIB

Makanan untuk kesehatan vagina
Perubahan Vagina Setelah Melahirkan: Penyebab dan Cara Mengatasinya/ Foto: Getty Images/iStockphoto/Teerasak1988

Bunda dapat mengalami beberapa perubahan fisik usai melahirkan. Salah satunya adalah perubahan di area kewanitaan atau vagina.

Perubahan vagina ini dapat dialami Bunda yang melahirkan secara caesar atau normal lho. Lalu apa saja penyebabnya ya?

Penyebab perubahan vagina usai melahirkan

Vagina bisa berubah menjadi lebih 'lebar' setelah melahirkan. Beberapa Bunda juga mungkin akan merasa vaginanya menjadi kering dan nyeri dibandingkan sebelum hamil.

Perubahan vagina sebenarnya wajar terjadi usai persalinan. Namun, ada beberapa kondisi yang perlu Bunda waspadai nih. Apa saja?

Nah, melansir dari beberapa sumber, berikut penyebabnya:

1. Otot yang meregang

Otot-otot di area kewanitaan dapat meregang saat melahirkan untuk membantu bayi keluar melewati jalan lahir. Studi yang diterbitkan dalam Annual Review of Biomedical Engineering tahun 2009 menemukan bahwa otot-otot dasar panggung yang terlibat selama proses persalinan dapat meregang lebih dari tiga kali normalnya.

"Vagina mungkin menjadi lebih longgar setelah melahirkan karena otot-otot dasar panggul di sekitar vagina meregang," kata Bidan dan Perawat Anak Chaunie Brusie, RN, dilansir Very Well Family.

"Perubahan ini dapat terlihat berdasarkan beberapa hal, seperti besar bayi, komplikasi selama persalinan, dan banyaknya bayi yang dilahirkan. Faktor genetik dan kelebihan berat badan juga bisa berpengaruh," sambungnya.

Tips mengatasi

Saat melahirkan, otot-otot di sekitar vagina memang dirancang untuk meregang. Setelah melahirkan, biasanya jaringan akan kembali menyusut dan kembali seperti sebelum hamil. Namun, tak ada salahnya untuk memperkuat otot panggul ya.

Bunda dapat melakukan latihan dasar panggul seperti Kegel untuk memperkuat otot-otot pasca melahirkan. Bunda sebaiknya konsultasi dulu dengan dokter sebelum memulai latihan ini.

2. Faktor hormonal

Faktor hormonal dapat menyebabkan vagina menjadi lebih kering usai melahirkan. Pada saat hamil akan terjadi peningkatan hormon estrogen. Kemudian setelah Bunda melahirkan, hormon ini akan turun dan menyebabkan vagina kering.

Menurut U.S. National Library of Medicine, estrogen membantu menjaga jaringan vagina tetap lembap dengan memproduksi cairan berwarna bening. Tanpa estrogen yang cukup, tingkat kelembapan menurun dan jaringan vagina bisa menyusut serta menjadi tipis.

Tips mengatasi vagina kering usai melahirkan

Kondisi vagina kering mungkin tak akan kembali normal dengan cepat usai melahirkan. Terutama bila Bunda memutuskan untuk menyusui Si Kecil.

"Jika Anda tidak menyusui, kelembapan vagina mungkin akan kembali normal dalam beberapa minggu. Menyusui dapat menjaga kadar estrogen tetap rendah, sehingga bisa membuat vagina kering sepanjang waktu. Setelah berhenti menyusui, vagina akan kembali normal dan tidak kering," ujar Sherry Ross, M.D., seorang ahli kebidanan dan kesehatan wanita dan penulis buku She-ology: The Definitive Guide to Women's Intimate Health, dilansir Self.

Bila kondisi ini sampai menimbulkan sakit yang intens, sebaiknya segera konsultasi ke dokter ya, Bunda. Dokter mungkin akan meresepkan obat mengandung hormon estrogen.

Bunda, yuk download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 persen.

Simak juga 5 ciri perdarahan nifas yang perlu diwaspadai, dalam video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]

PENYEBAB PERUBAHAN VAGINA SETELAH MELAHIRKAN

ilustrasi vagina/seks

Perubahan Vagina Setelah Melahirkan: Penyebab dan Cara Mengatasinya/ Foto: Getty Images/iStockphoto/Tharakorn

3. Saraf otot panggul melemah

Penelitian menunjukkan bahwa setelah melahirkan, wanita lebih sering buang air kecil atau mengalami inkontiensia urine. Bunda mungkin merasa mengeluarkan urine saat batuk, tertawa, bersin, atau melakukan aktivitas berat.

Penyebab utamanya adalah saraf otot panggul yang melemah selama kehamilan dan persalinan. Menurut National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases (NIDDK), melahirkan dapat merusak area dasar panggul (pelvic floor), yang terdiri dari otot dan jaringan yang berfungsi menjaga rahim, kandung kemih, dan usus agar bekerja dengan baik.

Banner Tips Melahirkan Lancar

Melahirkan juga dapat memengaruhi otot dan saraf yang mengontrol kandung kemih dan uretra, yakni tempat urine keluar dari tubuh. Semua itu bisa menyebabkan urine keluar di waktu yang tidak tepat.

"Inkontinensia urine akan membaik seiring waktu, tapi ini tetap perlu mendapatkan perhatian," ujar Ross.

Perlu diketahui, sekitar 25 sampai 45 persen wanita akan mengalami inkontinensia urine yang dapat disebabkan karena persalinan atau sebab lainnya. Wanita juga dua kali lebih mungkin mengalami kondisi ini dibandingkan pria, dan perbedaan itu sebagian besar disebabkan karena kehamilan dan persalinan.

Tips mengatasi sering BAK usai melahirkan

Cara terbaik untuk mengatasi inkontinensia urine adalah melakukan latihan Kegel. Latihan ini dapat membantu memperkuat otot dasar panggul, Bunda.

Tetapi, bila latihan tidak membantu dan masalah ini memengaruhi kualitas hidup, Bunda sebaiknya segera konsultasikan ke dokter.

Perubahan vagina usai melahirkan cukup sulit dicegah. Tetapi, Bunda dapat meminimalkan risiko dengan menjalani pemulihan yang tepat usai bersalin.

Melansir dari Medical News Today, wanita yang baru melahirkan perlu melakukan beberapa pemeriksaan pasca persalinan dengan dokter kadungan. Pemeriksaan pertama dapat dilakukan dalam waktu 3 minggu setelah melahirkan. Perlu diingat, perawatan pasca persalinan adalah proses yang berkelanjutan dan membutuhkan lebih dari satu kali kunjungan.


(ank/rap)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda